Hei, jangan remehkan bisnis Hesti lho. Karena sudah banyak pelanggan yang membeli dan menyukai keripik singkong rasa balado yang pedas dan setengah pedas ini.
Malah, Hesti banyak juga menerima pesanan dari luar negeri, seperti Jepang, Italia, dan kini sudah ada pesanan awal dari Amerika Serikat. Ekspor lho bo'.
Para pembeli, selain memang menyukai keripik singkong balado buah tangannya, ada juga yang membeli dengan harapan bisa membantu pendanaan operasional Hesti dalam menyelamatkan anak-anak "kaki empat".
"Untuk pengiriman yang ke Amerika, saya masih bingung dan belum menemukan bagaimana teknis pengirimannya," aku Hesti yang merasa masih belum sanggup memenuhi permintaan keripik singkong dalam jumlah besar.
"Di Bogor sih ada empat orang yang bantuin buat keripik singkong. Tapi yang di Pamulang sini, belum ada yang bantuin."
Dalam satu bulan, Hesti mengaku ia bisa mengolah 500 kilogram singkong untuk dijadikan keripik.
"Wah, saya enggak hitung detail ya. Tapi kan, yang namanya singkong itu, yang juga berat adalah kulitnya. Misalnya, dalam 100 kilogram singkong, pasti 25 kilogram beratnya adalah dari kulit saja. Sedangkan penggunaan cabainya sendiri, bisa sekitar 25 kilogram per bulan," ujarnya.
"Pokoknya, semakin banyak yang beli keripik singkong buatan saya, maka alhamdulillah saya semakin banyak bisa menolong anak "kaki empat". Kalau dulu 'kan saya enggak ada penghasilan sama sekali. Jadi saya bingung. Dan saya, orangnya paling enggak bisa teriak minta tolong ini-itu di media sosial. Saya enggak mau, kalau misalnya buka saluran terima donasi untuk menyelamatkan anak-anak "kaki empat" lalu digunjingin orang lain. Bahkan saya enggak open donation aja masih digunjingin orang lain 'kok," keluh dan pasrah Hesti dengan nada sabar.
"Makanya sekarang saya fokus dengan hidup saya sendiri. Saya juga fokus dengan jualan keripik singkong saya, sama anak-anak "kaki empat" yang saya rawat. Saya yakin Allah SWT akan membantu fokus saya ini," pasrah Hesti di malam 15 Ramadhan 1439 H ini.