Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Refleksi Hardiknas, 795 Ribu Siswa SD Terancam Bangunan Sekolah Roboh di Banten

1 Mei 2018   20:08 Diperbarui: 2 Mei 2018   12:28 3215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah siswa berfoto dengan latarbelakang sekolah mereka yaitu SDN Sampang di Desa Susukan, Kec Tirtayasa, Kab Serang, Banten, yang pada 2016 masih rusak parah. (Foto: Situs Pattiro Banten)

Itu awal sekali waktu kami melakukan fokus advokasi perbaikan sekolah rusak, sekitar dua tahun lalu. Bangunan SDN Sampang yang dibangun sejak 1984 itu, sudah lama banyak yang rusak. Kondisinya sudah hampir mirip kayak kandang kambing. Karena memang ruangan kelas diisi kambing kalau sore hari. 

Maklum, karena memang sudah tidak ada pintu kelas dan kelengkapan lainnya. Bahkan lantainya pun sudah tanah semua. Tetapi, setiap tahun anggaran bergulir, setiap kali pula diajukan perbaikan kondisi bangunan sekolah, nyatanya tidak pernah memperoleh alokasi dana rehab perbaikan sekolah.

Alih-alih dapat anggaran dana perbaikan gedung sekolah, nyatanya pada 2016 itu, Pemda malah punya inisiatif untuk melakukan merger sekolah dengan argumentasi bahwa SDN Sampang jumlah muridnya sedikit. Kami sangat keras menentang waktu itu. Kalau kita bicara persoalan murid yang jumlahnya sedikit, kita harus lihat faktor penyebabnya apa sehingga muridnya bisa sedikit. 

Saya sampaikan waktu itu, siapa orangtua yang mau menyekolahkan anaknya di SDN Sampang yang bangunannya sudah nyaris roboh. Tembok-temboknya sudah bolong. Tinggal nunggu roboh. Jadi enggak bisa, diputuskan untuk langsung dimerger.

Kemudian kami melakukan advokasi sekitar lima bulan. Alhamdulillah di akhir tahun 2016, SDN Sampang dapat alokasi anggaran dana rehab, dan kemudian sudah selesai dibangun. 

Walaupun memang masih ada persoalan lain yang kemudian masih belum selesai, karena bicara anggaran kemarin itu enggak cukup, lantaran ada tuntutan kebutuhan lain seperti lapangan olahraga dan lainnya. Tetapi paling tidak ruangan sekolahnya sudah bagus. Masyarakat atau siswa bisa lebih aman untuk belajar di sana. Sekarang sudah baik dan tidak takut roboh lagi.

Ilustrasi Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional dengan salah satu pesan mendalamnya. (Sumber: tstatic.net)
Ilustrasi Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional dengan salah satu pesan mendalamnya. (Sumber: tstatic.net)
Dengan ironi pendidikan di Banten ini, bagaimana dampak ketertinggalannya terhadap statistik Angka Partisipasi Sekolah (APS), maupun Harapan Lama Sekolah (HLS) provinsi ini?

Ya, persoalan mengapa HLS Banten pun mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan atau jalannya sangat lambat sekali, karena memang akses daripada pendidikan di Provinsi Banten, mungkin yang bagus itu cuma ada di Tangerang Raya, dengan akses jalan dari dan menuju sekolah-sekolah baik, juga akses transportasinya mudah. 

Sementara kabupaten/kota lainnya yang mensupport angka-angka statistik pendidikan Banten, seperti di Kabupaten Pandeglang, Lebak, dan Serang, infrastruktur jalannya saja masih menjadi persoalan besar sampai detik ini. Begitu juga dengan akses transportasinya yang masih sulit.

Padahal kalau bicara target, angka Rata Lama Sekolah Provinsi Banten yang masih 8,37 tahun akan ditingkatkan menjadi 9,3 tahun pada 2018. Sedangkan untuk HLS juga ditargetkan dari 12,7 tahun menjadi 15 tahun. Ini target luar biasa. Padahal, sepanjang 2013 hingga 2017, tidak ada peningkatan signifikan terhadap HLS. 

Kalau bicara niat, mungkin bagus. Terlihat optimis. Tapi kemudian juga perlu dilihat tren sepanjang lima tahun terakhir yang cuma berubah angka terakhir saja, bukan angka depannya. Artinya perlu ada reformasi agenda perbaikan layanan pendidikan untuk meningkatkan angka HLS sesuai target. Ini PR besar sekaligus tantangan Gubernur Banten. Bagaimana caranya meningkatkan angka statistik HLS ini? Karena menurut kami, target HLS ini sebagai target yang "tidak menjejak bumi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun