Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mampir ke Rumah Kelahiran Haji Agus Salim di Koto Gadang

9 April 2018   22:27 Diperbarui: 11 April 2018   03:46 5113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah adat bagonjong yang persis ada di muka rumah kelahiran H Agus Salim di Koto Gadang. Rumah kelahiran H Agus Salim yang bercat biru muda di sebelah kanan rumah adat itu. (Foto: Gapey Sandy)

Agus Salim menamatkan ELS dengan hasil memuaskan, pada 1898. Lalu melanjutkan sekolah Hogere Burger School (HBS) selama lima tahun di Batavia (Jakarta). Mengapa musti ke Batavia, ya jelas, karena di Bukittinggi waktu itu belum ada HBS. Agus Salim lulus dari HBS dengan meraih angka yang terbaik pada 1903. Impiannya kemudian adalah melanjutkan studi ke sekolah kedokteran yaitu School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di Kwitang, Batavia. Sayangnya, ia mengalami kegagalan.

Radio zaman doeloe di sudut ruang tengah rumah kelahiran H Agus Salim di Koto Gadang. (Foto: Gapey Sandy)
Radio zaman doeloe di sudut ruang tengah rumah kelahiran H Agus Salim di Koto Gadang. (Foto: Gapey Sandy)
Masih di Koto Gadang, pada 1912, Agus Salim bersama sejumlah tokoh dan kaum terpelajar mendirikan HIS. Ini berlangsung sesudah Agus Salim berhenti bekerja di Bureau voor Openbare Werken (Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Hindia Belanda) di Batavia. Tekad Salim mendirikan Hollands Inlandsche School (HIS) -- Sekolah Dasar Bumiputera -- yang berstatus swasta, karena didasari persinggungannya yang intens dengan Belanda. Ia mengalami sendiri perlakuan diskriminatif pemerintah Belanda terhadap penduduk daerah jajahan.

Artinya, HIS Koto Gadang sengaja dibangun dan dioperasikan, untuk menyaingi HIS Pemerintah Belanda. Luar biasa hebat, sampai segitunya rasa cinta dan nasionalisme Agus Salim beserta sejumlah rekannya tadi.

Sembari mengelola sekolah, Agus Salim juga tertambat hatinya pada seorang gadis bernama Zainatun Nahar alias Jaja yang juga kelahiran Koto Gadang, 16 Desember 1893. Setelah tercapai kesepakatan dan tiadanya paksaan maka hubungan ini akhirnya dikukuhkan dengan suatu pesta pernikahan pada 12 Agustus 1912 di kediaman Almatsier di Pisang, Koto Gadang. Keduanya dikaruniai delapan anak: 4 putra dan 4 putri.

Rumah adat bagonjong yang persis ada di muka rumah kelahiran H Agus Salim di Koto Gadang. Rumah kelahiran H Agus Salim yang bercat biru muda di sebelah kanan rumah adat itu. (Foto: Gapey Sandy)
Rumah adat bagonjong yang persis ada di muka rumah kelahiran H Agus Salim di Koto Gadang. Rumah kelahiran H Agus Salim yang bercat biru muda di sebelah kanan rumah adat itu. (Foto: Gapey Sandy)
Buku-buku biografi tentang H Agus Salim yang punya nama asli Mashudul Haq (pembela kebenaran) cukup banyak diterbitkan. Sayangnya, pelaku industri pariwisata masih kurang menawarkan paket wisata sejarah dengan destinasi ke Nagari Koto Gadang. Saya misalnya, yang sempat menginap di Hotel Novotel, Bukittinggi, kurang memperoleh informasi tentang wisata sejarah di Koto Gadang melalui tourist map yang tersedia di kamar. 

Kalaupun turis domestik dan mancanegara diinformasikan untuk berwisata ke Koto Gadang, faktanya itu lebih difokuskan untuk mengunjungi sentra kerajinan perak saja. Padahal, ketika menuju (dari dan) ke silvercrafts village itu, pelancong melewati rumah kelahiran para tokoh pejuang kemerdekaan bangsa berikut petilasan dan sejarahnya.

Alamak, ironis!

o o o O o o o

Baca juga tulisan sebelumnya:

Film "Moonrise Over Egypt" dan Keteladanan Agus Salim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun