"Ini semua kami lakukan untuk menjaga kredibilitas pengelolaan keuangan negara secara transparan, sehingga penerimaan negara melalui pajak yang Anda bayar dapat digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,"Â jelas tim official yang juga tak ketinggalan mencantumkan tagar #UangKita.
Kiat Kemenkeu RI (baca: Mbak Ani) dalam menyampaikan penyuluhan dan pemahaman terkait #UangKita -- melalui media sosial dan vlog - memang laik diacungi jempol. Keren dan kreatiflah pokok'e.
Meski begitu, ada beberapa catatan saya setelah menyaksikan vlog-vlog Mbak Ani, yaitu.
Satu, masih melakukan perekaman gambar secara vertikal. Padahal, sebaiknya horizontal posisinya. Contohnya pada pengambilan gambar dalam vlog di Kawah Ijen itu. Sebaiknya, pengambilan gambar dilakukan horizontal, atau settingan fitur video diperlebar framenya.
Ini pakem nge-vlog yang mendasar sebenarnya. Kalau gambar direkam dengan posisi smartphone yang vertikal, maka hasilnya akan ada ruang hitam di kiri dan kanan tayangan video. Cilaka dua belas-nya, ketika MetroTV menayangkan kembali vlog tersebut di acara Metro Siang, ruang di sisi kiri dan kanan video kemudian "dipenuhi" saja dengan gambar yang di-blur. Entahlah itu gambar apa, hahahaaa ... [Sayang 'kan, videonya enggak tampil full di layar kaca pemirsa. Jadi, besok-besok Mbak Ani, jangan lagi nge-vlog dengan cara merekam gambar secara vertikal]
Mendingan pakai pencahayaan lampu terang yang ada di ruangan. Adapun background-nya, bisa pilih lukisan besar, atau kalaupun ingin latar belakangnya tetap jendela terbuka, ya risikonya cahaya di dalam ruangan juga harus dibuat lebih terang.
Lihat saja itu foto kedua, ketika Mbak Ani tertawa lebar dan posisi kepala agak miring sedikit, malah langsung "terbenam" dengan terangnya cahaya luar melalui jendela kaca. Begitupun Reza Rahadian yang sewaktu tertawa geli, dan agak merunduk, jadi malah nampak agak gelap pencahayaan di wajahnya.