Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Belajar dari 8 Poin Kesalahan Teknis Vlog Sri Mulyani Indrawati

13 Maret 2018   06:08 Diperbarui: 13 Maret 2018   15:42 1864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MENKEU NGE-VLOG. Jangan ganggu kalau Mbak Ani sedang keluarkan Tongsis-nya. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (Mbak Ani) terus nge-vlog. Sampai pertengahan Maret ini saja, sudah 2 vlog yang diunggah melalui sejumlah akun media sosialnya. Kita intip saja yuk vlog Mbak Ani di kanal YouTube Kementerian Keuangan RI.

Tentang Menkeu yang nge-vlog, silakan baca dulu tulisan saya sebelumnya: Ajib! Ini Dia Gaya Sri Mulyani Indrawati Ketika "Nge-vlog".

Membuka pekan perdana Maret 2018, Mbak Ani nge-vlog pada ketinggian 2.443 mdpl, tepatnya di Kawah Ijen yang tentu saja ada di Gunung Ijen, perbatasan antara Banyuwangi dengan Bondowoso.

Menkeu yang enerjik ini berbicara dalam Bahasa Inggris yang fluently. Intinya mengajak pemirsa setia kanal video blogging #SMIVLOG untuk datang dan menikmati ciamiknya alam pemandangan Kawah Ijen yang kedalamannya mencapai 200 m dengan luas 5.466 hektar.


Seperti diterjemahkan OfficialYouTube Kemenkeu RI, dalam vlog itu Mbak Ani menuturkan, "Sekarang kita berada di Gunung Ijen yang memiliki pemandangan indah nan spektakuler. Butuh 2,5 jam untuk sampai ke sini. Mendaki ke atas gunung melalui jalur yang menantang dan sulit. Tapi kalian tidak akan menyesal. Pemandangan yang spektakuler. Dan untuk Anda semua yang akan datang ke Indonesia, hanya membutuhkan 15 menit dari Bali dengan pesawat untuk datang ke sini. Lokasinya di Banyuwangi, Jawa Timur."

Ya, Menkeu beserta rombongan memang sedang meninjau langsung kesiapan Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu tujuan wisata dalam rangka kegiatan IMF-World Bank Group Annual Meetings 2018 (AM2018) yang akan diselenggarakan di Bali pada Oktober. "Ijen adalah salah satu destinasi wisata terindah di Indonesia. Saya tunggu kehadiran Anda di sini, segera! Ayo datang ke Ijen dan nikmati pemandangan spektakuler dari Gunung ini," undang Menkeu.

Dalam seminggu, vlog berjudul: [EVENT] - Menkeu Sri Mulyani Menikmati Pemandangan di Gunung Ijen ini meraih 783 views. Durasi vlog ini pendek, cuma 55 detik! [Kenapa pendek ya? Enggak seperti biasanya deh. Padahal, bisa disambung-sambung tuh video penuturan Mbak Ani dengan menampilkan juga alam pemandangan Kawah Ijen - yang kata Mbak Anie, begitu amazing and spectacular]

Vlog berikutnya adalah pada 7 Maret. Ini vlog yang dipersiapkan secara khusus oleh tim official, karena menampilkan dialog spontan antara Mbak Ani dengan Reza Rahadian, aktor utama film layar lebar "Benyamin Biang Kerok".

Durasi vlog ini lumayan panjang 13:20 dan diberi titel [VLOG] - Q&A Menkeu Sri Mulyani bersama Reza Rahadian. Hebatnya, baru diunggah kira-kira sepekan, yang views sudah mencapai nyaris 35 ribu.

Vlog ini menyampaikan pertanyaan dari netizen - yang sebelumnya sudah disampaikan melalui akun media sosial Kemenkeu RI. Pertanyaan ditujukan kepada 2 tokoh yang sama-sama membanggakan ini. Saling bergantian, Mbak Ani dan Reza Rahadian membacakan dan langsung menjawab pertanyaan pilihan dari netizen. Interaktif dan spontan, diselingi canda tawa yang hangat.

"Ini semua kami lakukan untuk menjaga kredibilitas pengelolaan keuangan negara secara transparan, sehingga penerimaan negara melalui pajak yang Anda bayar dapat digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat," jelas tim official yang juga tak ketinggalan mencantumkan tagar #UangKita.

Kiat Kemenkeu RI (baca: Mbak Ani) dalam menyampaikan penyuluhan dan pemahaman terkait #UangKita -- melalui media sosial dan vlog - memang laik diacungi jempol. Keren dan kreatiflah pokok'e.

Ketika mengajak nge-vlog Presiden Jokowi. (Foto: Instagram smindrawati)
Ketika mengajak nge-vlog Presiden Jokowi. (Foto: Instagram smindrawati)
Belajar dari Vlog Sri Mulyani Indrawati

Meski begitu, ada beberapa catatan saya setelah menyaksikan vlog-vlog Mbak Ani, yaitu.

Satu, masih melakukan perekaman gambar secara vertikal. Padahal, sebaiknya horizontal posisinya. Contohnya pada pengambilan gambar dalam vlog di Kawah Ijen itu. Sebaiknya, pengambilan gambar dilakukan horizontal, atau settingan fitur video diperlebar framenya.

Ini pakem nge-vlog yang mendasar sebenarnya. Kalau gambar direkam dengan posisi smartphone yang vertikal, maka hasilnya akan ada ruang hitam di kiri dan kanan tayangan video. Cilaka dua belas-nya, ketika MetroTV menayangkan kembali vlog tersebut di acara Metro Siang, ruang di sisi kiri dan kanan video kemudian "dipenuhi" saja dengan gambar yang di-blur. Entahlah itu gambar apa, hahahaaa ... [Sayang 'kan, videonya enggak tampil full di layar kaca pemirsa. Jadi, besok-besok Mbak Ani, jangan lagi nge-vlog dengan cara merekam gambar secara vertikal]

MENKEU DI KAWAH IJEN. Melakukan vlog di Kawah Ijen. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
MENKEU DI KAWAH IJEN. Melakukan vlog di Kawah Ijen. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)

Tayangan MetroTV yang menayangkan kembali vlog Mbak Ani di Kawah Ijen. (Foto: MetroTV)
Tayangan MetroTV yang menayangkan kembali vlog Mbak Ani di Kawah Ijen. (Foto: MetroTV)
Berikut ini juga foto yang diambil dari vlog Mbak Ani yang gambarnya direkam secara vertikal. Vlog ini diunggah ke facebook pada 11 Februari 2018 ketika Mbak Ani ada di Dubai, Uni Emirat Arab dalam rangka menghadiri World Government Summit.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati nge-vlog secara rekam gambar vertikal. (Foto: Facebook Sri Mulyani Indrawati)
Menkeu Sri Mulyani Indrawati nge-vlog secara rekam gambar vertikal. (Foto: Facebook Sri Mulyani Indrawati)
Menkeu Sri Mulyani Indrawati nge-vlog secara rekam gambar vertikal. (Foto: Facebook Sri Mulyani Indrawati)
Menkeu Sri Mulyani Indrawati nge-vlog secara rekam gambar vertikal. (Foto: Facebook Sri Mulyani Indrawati)
Dua, jangan merekam gambar dengan posisi cahaya yang datang dari arah belakang objek. Dalam fotografi, hal ini sering diistilahkan dengan sebutan "backlight". Pada vlog yang menampilkan dialog Mbak Ani dengan Reza Rahadian misalnya, sangat disayangkan kenapa memilih posisi tempat duduk yang membelakangi jendela dengan sinar matahari yang lebih terang daripada kondisi pencahayaan dalam ruangan. Akibatnya, sedikit banyak mempengaruhi pencahayaan yang jatuh di masing-masing wajah Mbak Ani dan Reza Rahadian. Kalaupun cahaya bisa menerangi keduanya, itu pun terlihat seperti "hambar" atau "tawar" alias kurang terang dan tidak kontras.

Mendingan pakai pencahayaan lampu terang yang ada di ruangan. Adapun background-nya, bisa pilih lukisan besar, atau kalaupun ingin latar belakangnya tetap jendela terbuka, ya risikonya cahaya di dalam ruangan juga harus dibuat lebih terang.

Lihat saja itu foto kedua, ketika Mbak Ani tertawa lebar dan posisi kepala agak miring sedikit, malah langsung "terbenam" dengan terangnya cahaya luar melalui jendela kaca. Begitupun Reza Rahadian yang sewaktu tertawa geli, dan agak merunduk, jadi malah nampak agak gelap pencahayaan di wajahnya.

MENKEU ngev-log dengan REZA RAHADIAN. Cahaya datang dari belakang. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
MENKEU ngev-log dengan REZA RAHADIAN. Cahaya datang dari belakang. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
MENKEU ngev-log dengan REZA RAHADIAN. Cahaya datang dari belakang. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
MENKEU ngev-log dengan REZA RAHADIAN. Cahaya datang dari belakang. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Selain itu, pengambilan gambar vlog ini juga agak terlalu jauh. Kesannya sih ingin menjadikan sisi luar kiri-kanan kursi sofa hitam itu sebagai "batas" frame, tapi jarak yang "kejauhan" malah membuat suara jadi kurang terekam secara maksimal, begitupun gambar. Detilnya yang ditampakkan dari wajah kedua sosok ini jadi kurang muncul dengan ekspresif. [Jadi ingat salah salah satu iklan yang berbunyi: "Mana, ekspresinya, manaaaaa ...?"]

Bandingkan dengan foto berikut ini, yang diambil dari vlog berjudul: Selamat Hari Ibu. Vlog ini dibuat dalam ruangan, dan posisi jendela ditutup, sehingga cahaya tidak datang dari arah belakang. Tidak ada backlight, sekaligus juga wajah Mbak Ani nampak terlihat jelas karena pencahayaan dalam ruangan cukup kuat. Raut wajah Mbak Ani ketika terisak menangis kala mengingat sang almarhumah ibundanya juga kelihatan mencolok dan ekspresif sekali! Pengambilan gambar vlog ini, saya nilai sukses!

Begitu juga dengan vlog yang berjudul [VIDEO NEWS] - Arti Cinta Pada Negara Bagi Sri Mulyani Indrawati yang diunggah ke YouTube pada 22 Oktober 2016, ternyata juga bagus dalam pencahayaan ruangan. Wajah Mbak Ani begitu tajam tampak dalam frame video yang merekam dengan jarak cukup dekat.

VLOG MENKEU dengan pencahayaan dalam ruang yang baik. Sedangkan jendela ditutup supaya tidak banyak cahaya dari belakang. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
VLOG MENKEU dengan pencahayaan dalam ruang yang baik. Sedangkan jendela ditutup supaya tidak banyak cahaya dari belakang. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Nge-vlog dengan pencahayaan dalam ruangan yang baik. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Nge-vlog dengan pencahayaan dalam ruangan yang baik. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Foto berikut ini juga dicomot dari vlog Mbak Ani yang mengalami kondisi backlight. Vlog ini diunggah pada 17 Agustus 2017, dan diberi judul [VLOG] - Sehari bersama #MenkeuSMI #SMIVLOG.

CAHAYA DARI BELAKANG mengakibatkan backlight. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
CAHAYA DARI BELAKANG mengakibatkan backlight. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Adapun foto berikut juga diambil dari vlog Mbak Ani yang ditayangkan melalui akun facebook tertanggal 29 Oktober 2017. Juga ditayangkan melalui kanal YouTube dengan judul [VLOG] - #MenkeuSMI x #MenluRetno. Kondisinya juga sama, mengalami kondisi backlight yang membuat pemirsa kurang nyaman menyaksikannya. 

CAHAYA DARI BELAKANG mengakibatkan backlight. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
CAHAYA DARI BELAKANG mengakibatkan backlight. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Tiga, pada awal-awal Mbak Ani mulai nge-vlog, masih bisa kelihatan oleh pemirsa kalau pandangan matanya kadang belum fokus ke kamera. Alias, baru menatap ke layar smartphone, tetapi bukan ke "bukaan" kamera. Akibatnya, rekaman gambar yang diambil Mbak Ani secara "close up" justru memperlihatkan kekurangfokusan pandangan matanya.

Contohnya terjadi dalam vlog yang dikasih judul [VLOG] - A Day with Minister: Yogyakarta #SMIVLOG.

Pandangan mata, kurang fokus ke bukaan kamera video. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Pandangan mata, kurang fokus ke bukaan kamera video. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Pandangan mata, kurang fokus ke bukaan kamera video. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Pandangan mata, kurang fokus ke bukaan kamera video. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Empat, Mbak Ani sudah lihai memanfaatkan alat bantu untuk nge-vlog. Tongkat narsis-nya dari yang sederhana sampai yang keren punya. Tinggal masalahnya, kemanfaatan itu belum maksimal banget. Kenapa? Tak jarang, tongsisnya justru menimbulkan efek goyang yang berlebihan ketika merekam gambar.

Lihat foto di bawah ini. Foto paling atas ketika Mbak Ani nge-vlog di Yogyakarta. Alih-alih menggunakan tongsis, hasil rekaman gambarnya justru goyangnya kelihatan banget. Ya, mungkin karena Tongsis yang dipakainya cuma yang standar punya. Stick-nya pun mungkin kurang mantap menahan beban smartphone dan pergerakan Mbak Ani yang "lincah". Padahal, andai mau bisa lebih smooth pengambilan gambar dan tidak terlalu banyak goyangan, Mbak Ani bisa saja memanfaatkan atau menjadikan pagar di balkon kamar hotelnya itu sebagai "penyangga" Tongsis.

Sedangkan pada foto kedua dibawahnya, Mbak Ani melakukan pengambilan gambar dirinya dengan Tongsis yang lebih kekar dan "wah". Tapi, perhatikan fotonya dulu. Tangan kirinya memegang tongsis, sedangkan tangan kanannya sibuk memegang gelas. Hahahaaa ... 'gimana enggak goyang hasil rekaman gambarnya kalau kedua tangan 'sibuk' kayak begini?

Steve Stockman dalam bukunya How To Shoot Video That Doesn't Suck : Cara Asyik Bikin Video Ciamik antara lain menuturkan, ketika perekaman gambar dilakukan, jangan bergerak, jangan goyang. Jangan juga nge-zoom gambar selama pengambilan gambar. Ritme yang harus diingat untuk merekam gambar adalah: [Pindah, Bidik, Rekam, Berhenti]. Lalu, lanjutkan lagi: [Pindah, Bidik, Rekam, Berhenti].

MENKEU NGE-VLOG. Jangan bergerak, jangan goyang. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
MENKEU NGE-VLOG. Jangan bergerak, jangan goyang. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
KIRI pegang Tongsis. KANAN pegang gelas. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
KIRI pegang Tongsis. KANAN pegang gelas. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Lima, pada beberapa moment yang membutuhkan power suara Mbak Ani lebih keras dibandingkan suara noise di sekitar dan sekeliling lokasi pengambilan gambar, sebaiknya mempergunakan alat bantu lainnya yaitu microphone clip on. Microphone ini kecil 'kok, tinggal dikaitkan jarak sejengkal dari mulut (supaya tidak puffing atau terdengar suara mendesis ketika Mbak Ani menyebut kata dengan huruf 's', atau kedengaran suara nafas, misalnya). Selain itu, kabelnya pun juga cukup panjang, jadi enggak terlalu merepotkan kalau Mbak Ani musti pakai "senjata" Tongsisnya.

Penggunaan microphone clip on ini juga disarankan netizen, John Parapat yang menulis komen pada [VLOG] - Q&A Menkeu Sri Mulyani bersama Reza Rahadian. "Next, pakai mic yang bagus juga biar enggak terlalu pick up surrounding noise, kalau perlu pakai microphone clip on saja," tulis John.

Salah satu model microphone clip on. (Foto: ae01.alicdn.com)
Salah satu model microphone clip on. (Foto: ae01.alicdn.com)
Enam, masih tentang komentar yang muncul pada [VLOG] - Q&A Menkeu Sri Mulyani bersama Reza Rahadian, ternyata ada juga netizen yang kecewa menyimak hasil editing vlog yang kurang baik. Terbukti, musik latar atau backsound dinilai terlalu keras sehingga membenamkan materi perbincangan Mbak Ani dengan Reza Rahadian. Duh, sayang banget yak ... Ini beberapa komentar yang mengeluhkan terlalu kencangnya backsound untuk vlog:

[Cahyo Ichsanto] : "Saran buat editing vlognya, suara musik terlalu keras."

[Brilianoka182 Channel] : "Suara musiknya kegedean (editing video)."

[Riza Iskandar] : "Video editor 'gimana, masa backsound lebih kenceng dari vokal?"

[Merlyn Rizky - SDS Mahatma Gandhi Kmy] : "Kasih saran, volume backsoundnya terlalu besar jadi suaranya kurang terdengar. Terimakasih Q&A yang bermanfaat :) ..."

Menkeu ketika nge-vlog di Batam dan alami kualitas rekaman suara yang kurang maksimal. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Menkeu ketika nge-vlog di Batam dan alami kualitas rekaman suara yang kurang maksimal. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Tujuh, sebaiknya melakukan tes rekam gambar dan suara terlebih dahulu sebelum benar-benar menggelindingkan rekaman. Ini penting, supaya jangan sampai terjadi hal seperti saat Mbak Ani nge-vlog di Batam.

Vlog yang berjudul: [VLOG] - VLOG Menkeu Sri Mulyani Indrawati: Batam #SMIVLOG dan mempertontonkan kerja Mbak Ani di lapangan ini, terpaksa harus "rusak" sebagian karena kualitas rekaman suara yang terganggu deru mesin kapal (atau faktor lain?) di pelabuhan. Jadi, apa yang disampaikan Mbak Ani di penghujung vlog justru kurang nyaman terdengar oleh pemirsa.

Makanya, lebih baik dalam kondisi suasana yang tingkat kebisingannya membuat kurang nyaman untuk nge-vlog, lakukan terlebih dahulu tes kualitas rekam, baik gambar (juga cahaya) maupun suara. Daripada hasilnya nanti mengecewakan, yaenggak apa-apalah bersusah-susah sedikit membuat tes rekaman ini.

Selain itu, Mbak Ani ini 'kan juga sering tampil menyampaikan kuliah umum, speech dan sebagainya. Sebaiknya tim official mempersiapkan matang momentum perekaman gambarnya, jangan sampai suara yang terekam menjadi tidak jelas, kejauhan, menggema dalam ruangan dan sebagainya. Siapkan audio recorder khusus yang dapat merekam audio moment-moment ketika Mbak Ani sedang berbicara di atas panggung atau podium. Letakkan saja audio recorder di podium atau dekat dengan speaker yang biasanya tersedia di sekitar lokasi acara.

Nantinya, pada saat editing video, tinggal padukan antara hasil audio recorder dengan pengambilan gambar. Atau, dibuat suara Mbak Ani muncul dengan kualitas baik, tetapi gambar justru memperlihatkan suasana para hadirin maupun kondisi ketika Mbak Ani menyampaikan speech. Tinggal bagaimana kreativitas sajalah ini, yang penting kualitas suara dan gambar terekam dengan baik.

Pengetesan ini juga perlu dengan menambahkan dalam daftar checking yaitu mengetahui sisa kapasitas memory storage yang ada di smartphone. Jangan sampai, pas lagi merekam gambar, tiba-tiba pedot, putus gara-gara memorystoragenya sudah full.

Oh ya, satu lagi pastikan juga bahwa fitur smartphone ada dalam posisi Airplane Mode, sehingga notifikasi pesan WhatsApp!, Line, SMS dan lainnya, tidak akan tang-ting-tung berbunyi. Steve Stockman dalam bukunya tadi juga mengingatkan hal yang sama, tetapi dengan istilah nonaktifkan efek digital kamera.

Beri panggilan sapaan khusus kepada pemirsa #SMIVLOG. Menkeu nge-vlog bersama sejumlah pejabat negara. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Beri panggilan sapaan khusus kepada pemirsa #SMIVLOG. Menkeu nge-vlog bersama sejumlah pejabat negara. (Foto: YouTube Kemenkeu RI)
Delapan, sebaiknya Mbak Ani mulai membakukan sapaan buat pemirsa vlognya. Yang sudah-sudah, acapkali nge-shoot gambar dirinya, Mbak Ani biasa bilang, "Halo, saya ada di Yogyakarta ... bla, bla, bla." Atau, "Halo, sekarang tanggal 16 Agustus, saatnya nanti kita akan ... bla, bla, bla."Nah, untuk selanjutnya Mbak Ani bisa mulai membiasakan diri dengan menyapa pendengarnya secara khusus. Misalnya, menyebut pemirsanya sebagai "Pemirsa VLOG SMI", atau "Sahabat VLOG SMI". Memang awalnya terdengar asing, tapi seperti kata pepatah, alah bisa karena biasa.

Andai sudah punya sapaan sendiri kepada pemirsanya, Mbak Ani pasti akan lebih enak "tek-tok"-nya dengan "narasumber" atau "tamu-tamu" dalam vlognya. Seperti yang bisa disaksikan dalam [VLOG] - #SMIVLOG A day with The Minister: Palembang.

Begitulah 8 catatan yang bisa menjadi saran perbaikan buat Mbak Ani dan tim official-nya dalam memproduksi video blogging. Apa yang dilakukan Mbak Ani dengan nge-vlog selayaknya menjadi teladan kekinian bagi pejabat publik lainnya. Melalui vlog, publik jadi lebih mudah paham tentang apa-apa saja yang dikerjakan para pejabat secara transparan.

Jangan berhenti, ditunggu terus ya vlog-vlognya, Mbak Ani ...

oo o O o oo

Baca juga tulisan sebelumnya:

Ajib! Ini Dia Gaya Sri Mulyani Indrawati Ketika "Nge-vlog"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun