Tiap ruang rumah gadang terdiri dari 3 -- 4 lanjar yang masing-masing punya fungsi sesuai dengan penggunaannya sehari-hari, yaitu:
- Lanjar belakang berfungsi sebagai kamar tidur atau biliak.
- Lanjar tengah berfungsi sebagai ruang makan atau ruang keluarga.
- Lanjar tepi berfungsi sebagai ruang tamu.
Ketiga, penggunaan pada Upacara Adat. Rumah gadang yang ruangannya berujung dan pangkal, bentuk ruangan luas terbuka, dari kiri ke kanan dibatasi tonggak yang disebut ruang dan dari depan ke belakang dibatasi tonggak disebut lanjar. Pada dasarnya ruangan dibagi 2 bagian, yaitu bagian ujung diperuntukkan bagi tamu (alek) lain suku dan bagian pangkal untuk kaum keluarga dan saudara sepesukuan pemilik rumah (pangka). Letak tangga sangat menentukan posisi duduk di sebuah rumah gadang pada acara-acara adat.
Keesokan harinya, pagi sebelum matahari terbit, Limpapeh berjalan dari rumahnya menuju padi yang telah diikat tersebut, berjalan meniti pematang menyibak padi di sawah yang masih basah berembun, dengan memegang suluh yang terbuat dari Nyamu Kelapa yang dibakar dan mengeluarkan asap.
Sepanjang perjalanan ke tempat padi yang akan dituai dari rumah, Limpapeh dilarang bertegur sapa dengan siapapun bila berpapasan dengan orang. Berbekalkan sebuah ruai atau ani-ani setibanya di lokasi padi yang terikat tersebut dituai sebanyak satu gamar atau segenggaman tangan dan diletakkan di dalam gendongan kain panjang seperti layaknya menggendong bayi, padi tersebut dibawa pulang ke rumah.
Sesampainya di batu tapaan di depan tangga disambut oleh anak perempuan yang tertua sambil mengucapkan "naiaklah puti ditangkok rajo". Setelah itu padi tersebut dibawa ke dalam rangkiang dan diletakkan di lantai bagian sudut kanan dekat jendela rangkiang dan ditutupi dengan tempurung kelapa bermata tiga. Selanjutnya rangkiang dapat diisi dengan hasil panen sepenuhnya.
o o o O o o o
Baca juga tulisan lainnya:
Berkunjung ke Pabrik Kopi Robusta di Tabek Patah, Sumatera Barat
"Ampiang Dadiah" nan Menggoyang Lidah