Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

"Saribu Rumah Gadang", Pesona Peradaban Nenek Moyang

6 Maret 2018   16:04 Diperbarui: 9 April 2018   08:02 7005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis di halaman depan Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah. (Foto: Gapey Sandy)

Tiap ruang rumah gadang terdiri dari 3 -- 4 lanjar yang masing-masing punya fungsi sesuai dengan penggunaannya sehari-hari, yaitu:

  • Lanjar belakang berfungsi sebagai kamar tidur atau biliak.
  • Lanjar tengah berfungsi sebagai ruang makan atau ruang keluarga.
  • Lanjar tepi berfungsi sebagai ruang tamu.

Ketiga, penggunaan pada Upacara Adat. Rumah gadang yang ruangannya berujung dan pangkal, bentuk ruangan luas terbuka, dari kiri ke kanan dibatasi tonggak yang disebut ruang dan dari depan ke belakang dibatasi tonggak disebut lanjar. Pada dasarnya ruangan dibagi 2 bagian, yaitu bagian ujung diperuntukkan bagi tamu (alek) lain suku dan bagian pangkal untuk kaum keluarga dan saudara sepesukuan pemilik rumah (pangka). Letak tangga sangat menentukan posisi duduk di sebuah rumah gadang pada acara-acara adat.

Kawasan Saribu Rumah Gadang di Solok Selatan. (Foto: Gapey Sandy)
Kawasan Saribu Rumah Gadang di Solok Selatan. (Foto: Gapey Sandy)
Kawasan Saribu Rumah Gadang difoto dari ketinggian. (Foto: ciptakarya.pu.go.id)
Kawasan Saribu Rumah Gadang difoto dari ketinggian. (Foto: ciptakarya.pu.go.id)
Keempat, penggunaan Rangkiang atau alat penyimpan padi (lumbung). Kegiatan pertama untuk pengisian rangkiang diawali dengan upacara Maulu Tanun, sebelum dilakukan panen padi terlebih dahulu dipilih 3 rumpun padi yang subur, lalu rumpun padi yang masih berdiri tersebut diikat dengan batang Sibasak atau sejenis tumbuhan melilit.

Keesokan harinya, pagi sebelum matahari terbit, Limpapeh berjalan dari rumahnya menuju padi yang telah diikat tersebut, berjalan meniti pematang menyibak padi di sawah yang masih basah berembun, dengan memegang suluh yang terbuat dari Nyamu Kelapa yang dibakar dan mengeluarkan asap.

Sepanjang perjalanan ke tempat padi yang akan dituai dari rumah, Limpapeh dilarang bertegur sapa dengan siapapun bila berpapasan dengan orang. Berbekalkan sebuah ruai atau ani-ani setibanya di lokasi padi yang terikat tersebut dituai sebanyak satu gamar atau segenggaman tangan dan diletakkan di dalam gendongan kain panjang seperti layaknya menggendong bayi, padi tersebut dibawa pulang ke rumah.

Sesampainya di batu tapaan di depan tangga disambut oleh anak perempuan yang tertua sambil mengucapkan "naiaklah puti ditangkok rajo". Setelah itu padi tersebut dibawa ke dalam rangkiang dan diletakkan di lantai bagian sudut kanan dekat jendela rangkiang dan ditutupi dengan tempurung kelapa bermata tiga. Selanjutnya rangkiang dapat diisi dengan hasil panen sepenuhnya.

Bus dinas milik Pemkab Solok Selatan pun sudah ditempeli ajakan untuk berwisata ke berbagai destinasi wisata, salah satunya ke Kawasan Saribu Rumah Gadang. (Foto: Gapey Sandy)
Bus dinas milik Pemkab Solok Selatan pun sudah ditempeli ajakan untuk berwisata ke berbagai destinasi wisata, salah satunya ke Kawasan Saribu Rumah Gadang. (Foto: Gapey Sandy)
Last but not least, besar harapan semoga dengan pencanangan revitalisasi Kawasan Adat Saribu Rumah Gadang ini membawa manfaat besar bagi terus berjayanya pariwisata Sumatera Barat, khususnya Solok Selatan - yang juga terus memviralkan slogan 'Heart of Minangkabau'.

o o o O o o o

Baca juga tulisan lainnya:

Berkunjung ke Pabrik Kopi Robusta di Tabek Patah, Sumatera Barat

"Ampiang Dadiah" nan Menggoyang Lidah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun