Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Membuang Uang Logam, Membuang Harga Diri Bangsa

11 Januari 2018   12:14 Diperbarui: 16 Januari 2018   17:08 3593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang logam berserakan dibuang-buang di jalan raya dan menyatu dengan permukaan aspal. (Foto: Gapey Sandy)

Coba lihat foto yang di atas ini. Kamu lihat deh, apa yang dilindas ban mobil dan motor itu?

Aspal!

Ya betul, aspal. Tapi lihat dulu, apa tuh yang warnanya putih abu dan bundar kecil itu?

Apaan sih itu, uang koinkah?

Nah benar, itu uang logam kita. Uang yang dikeluarkan Bank Indonesia.

Wah, miris banget. Kenapa musti dibuang-buang? Kalau dikumpulin kan bisa jadi banyak.

(Saya pun tersenyum. Kecut)

o o O o o

Pak Ogah mengatur lalu-lintas di pertigaan Reni Jaya di Pamulang Barat, Kota Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Pak Ogah mengatur lalu-lintas di pertigaan Reni Jaya di Pamulang Barat, Kota Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Pertigaan Reni Jaya di Pamulang Barat, Kota Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Pertigaan Reni Jaya di Pamulang Barat, Kota Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Foto uang koin receh yang terbuang ini saya jepret di pertigaan Pamulang -- Reni Jaya, Kota Tangerang Selatan pada Senin, 8 Januari 2018 kala pagi hari. Sebenarnya ini pertigaan yang selalu padat arus lalu lintasnya. Tetapi, sambil jalan kaki menyeberang, jemari tangan saya terus memotret dengan menggunakan kamera telepon genggam. Berhasil!

Jelas kelihatan, uang koin receh yang terbuang itu bahkan sudah "terbenam" dan menyatu dengan permukaan aspal. Bagaimana enggak? Panas menyengat membuat aspal memuai, dan uang koin receh yang setiap saat terlindas ban-ban kendaraan itu pun melesak masuk dalam pori-pori aspal.

Di pertigaan jalan tersebut, saya coba bertanya kepada salah seorang "Pak Ogah" atau "pengatur lalu-lintas". Bagaimana caranya? Sedikit putar otak supaya "Pak Ogah" tak tersinggung, saya berdalih ingin menukar dua lembar uang kertas Rp 2000, dengan uang logam miliknya. Kendaraan saya pinggirkan sambil memanggil "Pak Ogah" yang tampak mengenakan kemeja kotak-kotak dengan luaran hoodie bertutup kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun