Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mata Najwa Kembali

8 Januari 2018   16:39 Diperbarui: 25 Januari 2018   13:48 2554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konferensi Pers MataNajwa di Jakarta melalui Akun FB Trans7. (Foto: FB Trans7)

Tanggal 10 Januari ini, Mata Najwa kembali hadir. Tapi di "rumah baru", Trans7.

Meninggalkan Metro TV setelah tayangan terakhir wawancara eksklusif dengan Novel Baswedan di sebuah tempat rahasia di Singapura, alasan lengsernya acara Mata Najwa memang banyak dipertanyakan orang. 

Mulai dari isu tidak betahnya Najwa Shihab (dan tim) dalam bekerja sama dengan pucuk-pucuk pimpinan MetroTV, sampai kepada gosip bahwa Najwa Shihab mundur karena bakal didapuk jadi anggota kabinet Pemerintahan Jokowi - Jusuf Kalla.

Rumor lain masih banyak, tetapi Najwa Shihab justru pilih puasa bicara. Kalau pun ditanya orang, ia akan menjawab secara diplomatis, bahwa dirinya sedang pergi untuk merantau.

Siang (8/12), Trans7 menggelar konferensi pers Mata Najwa. Saya tonton melalui live streaming di akun facebook Trans7. 

Dalam konferensi pers tersebut, saya menyimak bagaimana Najwa Shihab menjawab sejumlah pertanyaan sesama jurnalis. Semuanya berkisar isu dan alasan "bedol desa"-nya program talkshow terfavorit ini dari Metro TV ke stasiun televisi milik taipan atau konglomerat Chairul "Anak Singkong" Tanjung.

Setidaknya, ada beberapa catatan yang bisa disampaikan sebagai intisari konferensi pers tersebut.

Pertama, alasan kepindahan Mata Najwa dari "Kedoya, Jakarta Barat" ke "Kapten Tendean, Jakarta Selatan". Putri kandung ulama Prof Quraish Shihab ini menuturkan, kembalinya tayangan Mata Najwa bukan karena diniatkan untuk jadi "kutu loncat" dari satu stasiun televisi ke stasiun lainnya.

"Semuanya mengalir saja. Ketika, Mata Najwa dalam masa jeda, memang ada banyak tawaran untuk berkolaborasi. Salah satunya dari Trans7. Tawaran ini kemudian kami jajaki, dan akhirnya Mata Najwa berjodoh dengan Trans7," ujar Nana, sapaan akrabnya.

Jawaban Nana jelas belum membongkar rasa penasaran publik, mengapa ia "tega" meninggalkan MetroTV yang sudah berjasa turut membesarkan namanya (dan tayangan Mata Najwa). 

Entahlah, mungkin pada awal konferensi pers berlangsung, mungkin Nana sudah menjelaskan faktor utama alasan "minggat"-nya ia dari MetroTV. Who knows? Karena, maklum saja, live streaming di facebook Trans7 itu saya tonton sampai durasi 9 menit 13 detik saja.

Pun begitu, kita mahfum, sebagai profesional, Nana pasti tetap tidak akan sudi membongkar semua tentang apa yang sesungguhnya terjadi antara dirinya, tim Mata Najwa bersama pihak MetroTV.

(Tayangan Metro TV program Mata Najwa episode Cerita Anak Jokowi, 24 Februari 2016. || Foto: Gapey Sandy)
(Tayangan Metro TV program Mata Najwa episode Cerita Anak Jokowi, 24 Februari 2016. || Foto: Gapey Sandy)
Kedua, sepanjang masa jeda (5 bulan), sejak episode terakhir Wawancara Eksklusif dengan Novel Baswedan di MetroTV pada 8 Agustus 2017, Nana sebenarnya terus berkarya. Ia tidak pernah meninggalkan job-nya sebagai host. Hanya saja, Nana dan tim Mata Najwa mencoba channel baru yaitu "televisi" digital YouTube.

Ketika ada jurnalis bertanya, mengapa pilih berlabuh di Trans7 yang notabene bukan televisi berita seperti MetroTV? Lantas, bagaimana dengan nasib televisi digital Mata Najwa (atau Catatan Najwa Shihab) di Yotube, Nana menjawab dengan secara diplomatis. Lagi-lagi tanpa mau menyinggung MetroTV tentunya.

"Televisi dan media digital tidak bertolak belakang, tapi saling melengkapi. Bukan harus memilih salah satu, tapi kesempatan berkarya memang ada di dua medium (penyiaran) tersebut. Maka, inilah yang Mata Najwa upayakan untuk optimalkan dan maksimalkan. Kami akan terus melakukan kedua-duanya," kata Nana.

Perempuan dengan mata yang indah ini menambahkan, survei membuktikan, bahwa 90% penduduk Indonesia yang berusia di atas 12 tahun, masih sestia menonton televisi untuk mencari informasi. 

"Sedemikian kuat, powerful-nya media televisi, sekaligus menjadikan ini sebagai beban dan tanggung jawab kami untuk menghasilkan konten berkualitas. Menjadi penyampai informasi tidak mengaburkan fakta, dan melatih orang memilih serta memilah keputusan yang tepat," kata perempuan yang lahir di Makassar, 16 September 1977 ini.

Hmmmm.. setidaknya kita senang untuk memegang pernyataan Nana nih, bahwa ia tidak akan meninggalkan medium channel digitalnya di YouTube. Apalagi, per Januari 2018, subscriber-nya sudah mencapai 213 ribu, termasuk saya dong.

Ketika sempat Konferensi Pers MataNajwa On Stage di Jember saat masih di MetroTV. (Foto: jemberkab.go.id)
Ketika sempat Konferensi Pers MataNajwa On Stage di Jember saat masih di MetroTV. (Foto: jemberkab.go.id)
Ketiga, sebelum Mata Najwa tayang perdana di Trans7, kita masih belum tahu, bakal seperti apa tampilan program talkshow kenamaan yang sudah banyak menyabet berbagai prestasi prestisius ini. Tapi, jebolan Melbourne Law School (2000) ini menjanjikan, Mata Najwa "reborn" akan memiliki tim kerja yang apik bersama punggawa dan awak Trans7.

Selain, ini yang paling penting, MataNajwa tidak akan meninggalkan karakter lama. Apa sajakah itu? Ini yang diucapkan Nana:

  • Melihat dan menayangkan isu-isu yang penting.
  • Menelisik politisi.
  • Menyandingkan ambisi dengan rekam jejak narasumber.
  • Mengangkat isu anti korupsi.
  • Mengangkat isu toleransi.
  • Kritis membedah persoalan.
  • Tetap mengedepankan independensi (non partisan).

Tujuh karakter lama Mata Najwa di MetroTV ini sudah dijanjikan Nana bersama tim kerjanya untuk tidak di-delete pada tampilan-tampilan talkshow di Trans7.

Kita belum bisa menilai, apakah semuanya akan diterapkan, atau sebaliknya. Tidak elok rasanya menilai, sebelum "mencicipi" tayangan demi tayangan MataNajwa di saluran televisi milik "Anak Singkong" tersebut. 

Meskipun, kita yakin dan berharap, lontaran-lontaran pertanyaan nakal, maupun pernyataan "nyinyir" Nana yang selalu makjleb tidak akan hilang. Pengalaman jualah yang akan membuktikan, karena total 511 tayangan Mata Najwa selama berkarir di MetroTV pasti bukan jumlah yang "kacangan". Sosok pewawancara "nakal" sudah melekat dalam setiap penampilan Nana, bukan?

Ketika talkshow Mata Najwa secara live. Menhub Ignasius Jonan dan host Najwa Shihab. (Foto: metrotvnews.com)
Ketika talkshow Mata Najwa secara live. Menhub Ignasius Jonan dan host Najwa Shihab. (Foto: metrotvnews.com)
Keempat, apa yang jadi pemacu kerja Nana dalam come back-nya sebagai tuan rumah Mata Najwa di Trans7? Dalam konferensi pers terungkap, pengalamannya sebagai wartawan politik selama 17 tahun yang akan menjadi modal bagi dirinya untuk senantiasa menyajikan tayangan yang mengangkat isu-isu penting menjadi menarik.

"Kalau hanya isu-isu yang populer, atau isu-isu yang gampang dicerna, tidak ada tantangannya," ujar Nana yang pernah menjalani program diet ketat ini.

Begitulah. Akhirnya, Najwa Shihab bicara juga. Meski belum menjawa semua rasa kepo para penggemar dan penikmat tayangannya, tetapi kerja Mata Najwa untuk kembali hadir dan mengudara sangat patut ditunggu setiap Rabu malam jam 20.00 wib. Hari dan jam yang sama dengan tayangan Mata Najwa semasa masih di MetroTV.

Setidaknya, kita akan kembali rame-rame duduk dan khusyu menyimak tayangan Mata Najwa. Sesudah itu, seperti biasa, akan ada banyak status dari para penggiat media sosial yang mengomentari tayangan tersebut, entah di facebook, twitter dan sebagainya. Termasuk, cuplikan tayangan yang kemudian beredar di YouTube.

Memang, Indonesia ini butuh Najwa Shihab, butuh MataNajwa, untuk melepaskan penat politik, lelah nurani atas ketidakadilan dan korupsi. Tayangan talkshow ini memang masih belum ada tandingannya, kecuali acara sejenis yaitu program talkshow "Perspektif" dengan host Wimar Witoelar.

Dalam satu tayangan MataNajwa di MetroTV. (Foto: metrotvnews.com)
Dalam satu tayangan MataNajwa di MetroTV. (Foto: metrotvnews.com)
Perantauan Nana

Oh ya, kalau sempat saya sebut bahwa Nana pernah menjawab dirinya pergi meninggalkan MetroTV untuk merantau, ini memang sempat diutarakannya ketika menjawab pertanyaan Glenn Fredly yang ditimpali Tompi dalam satu kesempatan dialog pada September 2017 atau sebulan sejak ia resmi resign dari MetroTV.

"Saya sudah 17 tahun di Metro TV dan angka 17, orang yang usia 17 itu sudah dewasa. Sudah ... kalau sekolah itu sudah lulus SMA, dan biasanya orang yang sudah lulus SMA itu ingin merantau. Merantau untuk mencari pengalaman, untuk mencari tempat menimba ilmu yang baru
jadi itu alasannya kenapa saya memutuskan merantau," ungkap Nana ketika itu.

Yup, kini perantauan Nana berhenti. Ia berlabuh di Trans7. Kembali menjadi tuan rumah Mata Najwa yang selalu dirindukan show-nya, termasuk ketika ia membacakan Catatan Mata Najwa pada setiap episode tayangannya. Sebuah Catatan yang selalu tulus, meluruskan kewarasan, netral tapi memihak pada keadilan.

Selain itu, berjodohnya Mata Najwa dengan Trans7 kembali menyiratkan bahwa memang Nana ingin menjadi seperti host talkshow dunia yang dikaguminya. Siapa lagi, kalau bukan Oprah Winfrey!

"Saya terobsesi ingin menjadi Oprah Winfrey. Saya kagum dengan Oprah karena berasal dari kelas kecil dan termarjinalkan. Semua orang yang kerja di televisi, apalagi yang punya acara bincang-bincang, pasti ingin seperti Oprah. Ia jadi orang berpengaruh di Amerika. Sampai-sampai Presiden saja ingin datang ke acara talkshow-nya. Beda umur saya dengan Oprah kan 18 tahun. OK, jadi saya masih punya waktu 18 tahun buat jadi Oprah ... hahaha," ujar Nana sepeti dimuat dalam buku Berguru News Anchor Pada Najwa Shihab karya Kompasianer Brilianto K. Jaya.

Ya, ketika Mata Najwa berhenti tayang dari MetroTV, saya sudah jauh-jauh hari punya keyakinan bahwa Nana pasti akan come back suatu hari nanti. Sebagai orang yang pernah juga menjadi host talkshow di radio, saya bisa merasakan kok, betapa keinginan untuk siaran lagi itu seperti "candu". Apalagi dengan kekisruhan sana-sini dan ini-itu yang terpapar gamblang setiap hari. Keyakinan saya terbukti.

Selamat mengudara kembali Mata Najwa.

Wujudkan obsesi menjadi Oprah Winfrey.

Perantauan sudah berakhir. Setidaknya untuk sementara ini dengan berlabuh di Trans7.

Masalahnya, kalau memakai diksi "merantau" maka suatu saat pasti akan kembali. Entah kembali lagi ke "Kedoya, Jakarta Barat", atau maksudnya kembali untuk mengudara seperti sediakala lagi.

Ah .. Nana, kita memang enggak bisa pindah ke lain "hati", kecuali sama kamyuuuuu ...

Halaahhh ... lebay deh akyuuu

* * *

Baca juga tulisan-tulisan saya tentang Najwa Shihab dan MataNajwa lainnya:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun