Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pariwisata Nasional Harus "Instagrammable"

14 Desember 2017   19:20 Diperbarui: 15 Desember 2017   06:02 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pariwisata harus go digital supaya tidak ketinggalan zaman kekinian Kids Zaman Now. (Foto: IndoTelko)

Menpar mengutip hasil sigi yang dilakukan TripAdvisor pada 2016. Survei ini menunjukkan, 63% dari seluruh travel saat ini adalah "travel online", mulai dari researched, booked bought dan sold online. Contoh lain, ada lebih dari 200 ulasan per menit yang diunggah melalui TripAdvisor.

Berkaca dari generasi milenial yang tak bisa lepas dengan gadget dan layanan aplikasi media sosial, Menpar menekankan pentingnya setiap destinasi wisata untuk fokus pada Media Zaman Now. Apa itu?

Ada tiga yang harus diperhatikan, pertama, lakukan positioning sebagai esteem economy. Artinya, fokus pada customers. "Kids Zaman Now" itu 70%-nya eksis di dunia maya, dunia digital, bahkan media pun sebagai channel menuju ke sana. Makanya, pengelola destinasi wisata harus pandai mengakses dan mengelola fakta maupun data kekinian yang demikian.

Pariwisata harus fokus dan tanggap dengan Media Zaman Now. (Sumber: Presentasi Menpar)
Pariwisata harus fokus dan tanggap dengan Media Zaman Now. (Sumber: Presentasi Menpar)
Fokus menjadikan destinasi digital yang instagrammable dan targetkan viral. (Sumber: Presentasi Menpar)
Fokus menjadikan destinasi digital yang instagrammable dan targetkan viral. (Sumber: Presentasi Menpar)
Kedua, lakukan differentiating untuk destinasi digital. Ini tentu dimaksudkan untuk produk wisata. Alasannya sederhana, dunia pariwisata ini semakin kreatif, sehingga secara produk harus instagrammable, memikirkan obyek gambar, dan menciptakan serta mengolah destinasi digital. Sehingga, kalau turis-turis ini melakukan foto, layak untuk di-posting ke media sosial, dan banyak memperoleh like, comment, repost, juga share. Ini merupakan bentuk interaksi yang positif.

Ketiga, lakukan branding atau menuruti aliran "Kids Zaman Now". Konteksnya adalah dari sisi promosi, dimana media harus berpromosi apabila ingin semakin kuat dan eksis di pasar anak muda ke masa depan.

"Destinasi digital itu adalah produk wisata yang kreatif, dan harus instagrammable sehingga dapat menjadi viral," jelas Arief Yahya.

Ada sejumlah destinasi digital yang sudah intagrammable dan bisa menjadi contoh. Mereka adalah:

Pasar Mangrove di Batam yang instagrammable. (Sumber: Presentasi Menpar)
Pasar Mangrove di Batam yang instagrammable. (Sumber: Presentasi Menpar)
Pasar Tahura di Lampung yang instagrammable. (Sumber: Presentasi Menpar)
Pasar Tahura di Lampung yang instagrammable. (Sumber: Presentasi Menpar)
Turut menjadi pembicara dalam seminar ini adalah CEO PT Telkom Indonesia Alex J SInaga, Dirut Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Direktur Digital Banking & Teknologi Informasi Bank BRI Indra Utoyo, CEO tiket[dot]com George Hendrata diwakili Gaery Undarsa, dan Prof Suhono Harso Supangkat selaku Ketua Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas.

Maju terus Pariwisata Indonesia! Bravo!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun