Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pariwisata Nasional Harus "Instagrammable"

14 Desember 2017   19:20 Diperbarui: 15 Desember 2017   06:02 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pariwisata harus go digital supaya tidak ketinggalan zaman kekinian Kids Zaman Now. (Foto: IndoTelko)

"Pariwisata saya tetapkan sebagai leading sector. Pariwisata dijadikan sebagai leading sector ini adalah kabar gembira dan seluruh kementerian lainnya wajib mendukung dan itu saya tetapkan."

Begitu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam satu kesempatan Rapat Terbatas.

Yup, pariwisata memang tidak disebutkan secara saklek dalam Nawa Cita Joko Widodo - Jusuf Kalla. Tetapi, ia bisa merupakan penjabaran dari point ke 6 dan 7 Nawa Cita, yakni:

  • Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
  • Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Pertanyaannya, ada di urutan berapa pariwisata dalam sektor prioritas pembangunan 2017?

Jawabannya, ada di urutan keempat, sesudah Pangan, Energi, dan Maritim. Barulah kemudian Pariwisata, disusul Kawasan Industri & KEK.

"Pada 2018 nanti, Pariwisata akan tetap termasuk dalam sektor prioritas pembangunan," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya ketika menjadi keynote speaker seminar bertajuk Digitalizing Wonderful Indonesia yang diselenggarakan IndoTelko - berkenaan dengan perayaan HUT keenamnya - di Balai Kartini, Jakarta, 14 Desember 2017.

Suasana seminar Digitalizing Wonderful Indonesia, 14 Desember 2017 di Jakarta. (Foto: Gapey Sandy)
Suasana seminar Digitalizing Wonderful Indonesia, 14 Desember 2017 di Jakarta. (Foto: Gapey Sandy)
Pertumbuhan pariwisata nasional dibandingkan negara-negara tetangga. (Sumber: Statistik Setiap Negara/Presentasi Menpar)
Pertumbuhan pariwisata nasional dibandingkan negara-negara tetangga. (Sumber: Statistik Setiap Negara/Presentasi Menpar)
Lalu, bagaimana gambaran perkembangan dunia pariwisata kita?

Well, sangat menggembirakan! Mengutip statistik dari sejumlah negara yang menjadi pesaing pariwisata Indonesia, ternyata pertumbuhan kedatangan wisatawan ke Indonesia, terbilang sangat tinggi dibandingkan beberapa negara jiran pesaingnya.

Sepanjang Januari - Oktober 2017, International Arrivals Growth ke Indonesia mencapai 24%. Sementara Malaysia, yang merupakan pesaing bebuyutan justru mengalami penurunan hingga 0,87% (Januari - Mei 2017). Thailand yang terus-menerus menjadi pemimpin pariwisata ASEAN, hanya tumbuh 6,69% (Januari - Oktober 2017). Nasib yang sama dialami Singapura, yang cuma mencatatkan pertumbuhan 3,83% (Januari - Juli 2017). Tapi, Indonesia hanya kalah sedikit dibandingkan Vietnam yang tumbuh apik dengan 25,2% sepanjang Januari - November 2017.

"Adapun pertumbuhan kedatangan internasional di kawasan ASEAN itu sendiri, tumbuh 7%. Sementara secara global, menurut UNWTO pertumbuhan terjadi hingga 6,4% saja," ujar Menpar yang mengenakan kemeja batik ini.

Perolehan Devisa Indonesia Menurut Lapangan Usaha. (Sumber: Presentasi Menpar)
Perolehan Devisa Indonesia Menurut Lapangan Usaha. (Sumber: Presentasi Menpar)
Pariwisata Indonesia memang semakin kinclong di mata dunia. Baru-baru ini, Telegraph menulis bahwa Indonesia termasuk dalam jajaran 20 besar negara di dunia dengan pertumbuhan destinasi wisatanya. "Tak hanya itu, sepanjang 2016 kemarin, Indonesia meraih 46 penghargaan melalui berbagai event yang diselenggarakan di 22 negara. Hebatnya lagi, pada tahun ini, kampanye pariwisata nasional melalui video pemasaran berslogan Wonderful Indonesia berhasil menyabet dua kategori juara, yaitu sebagai People's Choice Award dan Winner East Asia and Pacific Region di ajang UNWTO Video Competition 2017 yang berlangsung di Chengdu, China," bangga Arief Yahya. UNWTO adalah Organisasi PBB untuk Pariwisata Dunia.

Pada September kemarin pun, Menpar juga menerima penghargaan berupa TTG Travel Awards 2017 di Bangkok, Thailand. TTG atau Travel Trade Gazette adalah media massa yang concern di bidang pariwisata sejak 1953. Dan, TTG Travel Award adalah penghargaan bergengsi di industri travel se-Asia Pasifik sejak 1989.

Ups, satu lagi!

November kemarin, lagi-lagi Menpar menerima penghargaan Dive Magazine's Travel Award di Londok, Inggris. Ini untuk kategori Best Destination, dimana Indonesia meraih juara pertama selama dua tahun berturut-turut. Juga, kategori Best Resort & Spa, yang rinciannya adalah untuk destinasi Siladen - Bunaken (juara 1), dan Wakatobi (juara 3). Lalu, kategori Best Live Aboard untuk destinasi Pelagian di Sulawesi (juara 2).

Menteri Pariwisata Arief Yahya ketika berbicara dalam seminar Digitalizing Wonderful Indonesia, 14 Desember 2017 di Jakarta. (Foto: Gapey Sandy)
Menteri Pariwisata Arief Yahya ketika berbicara dalam seminar Digitalizing Wonderful Indonesia, 14 Desember 2017 di Jakarta. (Foto: Gapey Sandy)
Pariwisata Mendulang Devisa

Menpar juga memaparkan, pariwisata terbukti sukses mendulang perolehan devisa. Angkanya hanya takluk pada lapangan usaha Crude Palm Oil (CPO).

Pada 2014 misalnya, pariwisata (urutan 4) menyumbang devisa hanya 11166 juta dolar Amerika Serikat. Kemudian naik jadi 12225 juta dolar AS pada 2015, tetap sebagai ururan ke-4. Dan, pada 2016 melesat ke urutan dua menjadi 13568 juta dolar AS, atau dibawah CPO yang menyumbang devisa 15965 juta dolar AS. Adapun urutan ketiga dan seterusnya adalah Migas, Batubara, Pakaian jadi, Alat listrik, Perhiasan, dan Kertas (4032 juta dolar AS).

Apa kunci kesuksesan pariwisata nasional ini?

Menpar Arief Yahya tak sesumbar. Ia hanya menyebut kunci untuk merengkuh pertumbuhan hingga 24% ini adalah karena, kementerian yang dipimpinnya fokus untuk mengembangkan Go Digital.

"Go Digital itu ternyata efektif, dimana secara lifestyle, ia mengubah mindset pariwisata menjadi personal, mobile dan interaktif. Hal ini terbukti karena sebanyak 70% dari pelaku wisata gemar untuk search and share dengan menggunakan teknologi digital. Dan memang, media digital itu empat kali lebih efektif dibandingkan dengan media konvensional," ujar Menpar seraya memaparkan resep berikutnya yaitu 3T Revolution atau Telecommunication, Transportation dan Tourism.

Menteri Pariwisata Arief Yahya (tengah) bersama para pembicara seminar Digitalizing Wonderful Indonesia. Pemimpin Umum IndoTelko Doni Ismanto (nomor tiga dari kiri). (Foto: Dian Kelana)
Menteri Pariwisata Arief Yahya (tengah) bersama para pembicara seminar Digitalizing Wonderful Indonesia. Pemimpin Umum IndoTelko Doni Ismanto (nomor tiga dari kiri). (Foto: Dian Kelana)
Pariwisata nasional harus Go Digital, kata Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Sumber: Presentasi Menpar)
Pariwisata nasional harus Go Digital, kata Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Sumber: Presentasi Menpar)
Makanya, tegas Arief Yahya, ia meyakini benar kesimpulan yang menyatakan bahwa, digital tourism is revolution is natural revolution. Lantas apa sandarannya sampe bisa menegaskan hal demikian?

Menpar mengutip hasil sigi yang dilakukan TripAdvisor pada 2016. Survei ini menunjukkan, 63% dari seluruh travel saat ini adalah "travel online", mulai dari researched, booked bought dan sold online. Contoh lain, ada lebih dari 200 ulasan per menit yang diunggah melalui TripAdvisor.

Berkaca dari generasi milenial yang tak bisa lepas dengan gadget dan layanan aplikasi media sosial, Menpar menekankan pentingnya setiap destinasi wisata untuk fokus pada Media Zaman Now. Apa itu?

Ada tiga yang harus diperhatikan, pertama, lakukan positioning sebagai esteem economy. Artinya, fokus pada customers. "Kids Zaman Now" itu 70%-nya eksis di dunia maya, dunia digital, bahkan media pun sebagai channel menuju ke sana. Makanya, pengelola destinasi wisata harus pandai mengakses dan mengelola fakta maupun data kekinian yang demikian.

Pariwisata harus fokus dan tanggap dengan Media Zaman Now. (Sumber: Presentasi Menpar)
Pariwisata harus fokus dan tanggap dengan Media Zaman Now. (Sumber: Presentasi Menpar)
Fokus menjadikan destinasi digital yang instagrammable dan targetkan viral. (Sumber: Presentasi Menpar)
Fokus menjadikan destinasi digital yang instagrammable dan targetkan viral. (Sumber: Presentasi Menpar)
Kedua, lakukan differentiating untuk destinasi digital. Ini tentu dimaksudkan untuk produk wisata. Alasannya sederhana, dunia pariwisata ini semakin kreatif, sehingga secara produk harus instagrammable, memikirkan obyek gambar, dan menciptakan serta mengolah destinasi digital. Sehingga, kalau turis-turis ini melakukan foto, layak untuk di-posting ke media sosial, dan banyak memperoleh like, comment, repost, juga share. Ini merupakan bentuk interaksi yang positif.

Ketiga, lakukan branding atau menuruti aliran "Kids Zaman Now". Konteksnya adalah dari sisi promosi, dimana media harus berpromosi apabila ingin semakin kuat dan eksis di pasar anak muda ke masa depan.

"Destinasi digital itu adalah produk wisata yang kreatif, dan harus instagrammable sehingga dapat menjadi viral," jelas Arief Yahya.

Ada sejumlah destinasi digital yang sudah intagrammable dan bisa menjadi contoh. Mereka adalah:

Pasar Mangrove di Batam yang instagrammable. (Sumber: Presentasi Menpar)
Pasar Mangrove di Batam yang instagrammable. (Sumber: Presentasi Menpar)
Pasar Tahura di Lampung yang instagrammable. (Sumber: Presentasi Menpar)
Pasar Tahura di Lampung yang instagrammable. (Sumber: Presentasi Menpar)
Turut menjadi pembicara dalam seminar ini adalah CEO PT Telkom Indonesia Alex J SInaga, Dirut Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, Direktur Digital Banking & Teknologi Informasi Bank BRI Indra Utoyo, CEO tiket[dot]com George Hendrata diwakili Gaery Undarsa, dan Prof Suhono Harso Supangkat selaku Ketua Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas.

Maju terus Pariwisata Indonesia! Bravo!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun