Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pariwisata Nasional Harus "Instagrammable"

14 Desember 2017   19:20 Diperbarui: 15 Desember 2017   06:02 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pariwisata harus fokus dan tanggap dengan Media Zaman Now. (Sumber: Presentasi Menpar)

Perolehan Devisa Indonesia Menurut Lapangan Usaha. (Sumber: Presentasi Menpar)
Perolehan Devisa Indonesia Menurut Lapangan Usaha. (Sumber: Presentasi Menpar)
Pariwisata Indonesia memang semakin kinclong di mata dunia. Baru-baru ini, Telegraph menulis bahwa Indonesia termasuk dalam jajaran 20 besar negara di dunia dengan pertumbuhan destinasi wisatanya. "Tak hanya itu, sepanjang 2016 kemarin, Indonesia meraih 46 penghargaan melalui berbagai event yang diselenggarakan di 22 negara. Hebatnya lagi, pada tahun ini, kampanye pariwisata nasional melalui video pemasaran berslogan Wonderful Indonesia berhasil menyabet dua kategori juara, yaitu sebagai People's Choice Award dan Winner East Asia and Pacific Region di ajang UNWTO Video Competition 2017 yang berlangsung di Chengdu, China," bangga Arief Yahya. UNWTO adalah Organisasi PBB untuk Pariwisata Dunia.

Pada September kemarin pun, Menpar juga menerima penghargaan berupa TTG Travel Awards 2017 di Bangkok, Thailand. TTG atau Travel Trade Gazette adalah media massa yang concern di bidang pariwisata sejak 1953. Dan, TTG Travel Award adalah penghargaan bergengsi di industri travel se-Asia Pasifik sejak 1989.

Ups, satu lagi!

November kemarin, lagi-lagi Menpar menerima penghargaan Dive Magazine's Travel Award di Londok, Inggris. Ini untuk kategori Best Destination, dimana Indonesia meraih juara pertama selama dua tahun berturut-turut. Juga, kategori Best Resort & Spa, yang rinciannya adalah untuk destinasi Siladen - Bunaken (juara 1), dan Wakatobi (juara 3). Lalu, kategori Best Live Aboard untuk destinasi Pelagian di Sulawesi (juara 2).

Menteri Pariwisata Arief Yahya ketika berbicara dalam seminar Digitalizing Wonderful Indonesia, 14 Desember 2017 di Jakarta. (Foto: Gapey Sandy)
Menteri Pariwisata Arief Yahya ketika berbicara dalam seminar Digitalizing Wonderful Indonesia, 14 Desember 2017 di Jakarta. (Foto: Gapey Sandy)
Pariwisata Mendulang Devisa

Menpar juga memaparkan, pariwisata terbukti sukses mendulang perolehan devisa. Angkanya hanya takluk pada lapangan usaha Crude Palm Oil (CPO).

Pada 2014 misalnya, pariwisata (urutan 4) menyumbang devisa hanya 11166 juta dolar Amerika Serikat. Kemudian naik jadi 12225 juta dolar AS pada 2015, tetap sebagai ururan ke-4. Dan, pada 2016 melesat ke urutan dua menjadi 13568 juta dolar AS, atau dibawah CPO yang menyumbang devisa 15965 juta dolar AS. Adapun urutan ketiga dan seterusnya adalah Migas, Batubara, Pakaian jadi, Alat listrik, Perhiasan, dan Kertas (4032 juta dolar AS).

Apa kunci kesuksesan pariwisata nasional ini?

Menpar Arief Yahya tak sesumbar. Ia hanya menyebut kunci untuk merengkuh pertumbuhan hingga 24% ini adalah karena, kementerian yang dipimpinnya fokus untuk mengembangkan Go Digital.

"Go Digital itu ternyata efektif, dimana secara lifestyle, ia mengubah mindset pariwisata menjadi personal, mobile dan interaktif. Hal ini terbukti karena sebanyak 70% dari pelaku wisata gemar untuk search and share dengan menggunakan teknologi digital. Dan memang, media digital itu empat kali lebih efektif dibandingkan dengan media konvensional," ujar Menpar seraya memaparkan resep berikutnya yaitu 3T Revolution atau Telecommunication, Transportation dan Tourism.

Menteri Pariwisata Arief Yahya (tengah) bersama para pembicara seminar Digitalizing Wonderful Indonesia. Pemimpin Umum IndoTelko Doni Ismanto (nomor tiga dari kiri). (Foto: Dian Kelana)
Menteri Pariwisata Arief Yahya (tengah) bersama para pembicara seminar Digitalizing Wonderful Indonesia. Pemimpin Umum IndoTelko Doni Ismanto (nomor tiga dari kiri). (Foto: Dian Kelana)
Pariwisata nasional harus Go Digital, kata Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Sumber: Presentasi Menpar)
Pariwisata nasional harus Go Digital, kata Menteri Pariwisata Arief Yahya. (Sumber: Presentasi Menpar)
Makanya, tegas Arief Yahya, ia meyakini benar kesimpulan yang menyatakan bahwa, digital tourism is revolution is natural revolution. Lantas apa sandarannya sampe bisa menegaskan hal demikian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun