Raden Hozaimi menuturkan, seluruh benda-benda bersejarah termasuk manuskrip tulisan tangan Raden Abdul Mukmin tidak terpromosikan ke publik. Baru pada sekitar tahun 1976, benda-benda kuno ini masuk untuk diteliti di museum Keraton Yogyakarta.
"Kemudian, kami pernah juga mendapat undangan karena ternyata benda-benda ini terdaftar di Dinas Kepurbakalaan Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Undangan yang dimaksud adalah untuk menjadi peserta pameran benda-benda kepurbakalaan, sebelum tahun 1980," ujarnya.
Sesudah itu, mulailah benda-benda kuno ini diketahui publik Bawean. Akibatnya, banyak warga Bawean kaget mengetahui adanya naskah tertua dan benda-benda kuno peninggalan masa lalu ini. "Banyak yang heran bahwa ternyata manuskrip berikut benda-benda kuno bersejarah Bawean ada di kediaman kami berdua. Karena sementara ini, masyarakat hanya mengetahui sejarah Bawean berdasarkan dari satu pihak saja," ujar Hozaimi yang menegaskan bahwa ia bersama sang kakak tidak yakin terhadap mistik.
Berkunjung ke Makam Panjang
Salah satu obyek wisata yang ada di Pulau Bawean adalah Makam Panjang. Bahasa setempat menyebutnya dengan Jherat Lanjheng. Jherat artinya makam, dan lanjheng sama dengan panjang.
Bersama dengan sebagian rombongan peserta WriteVenture, penulis sampai di Makam Panjang yang terletak di Dusun Tanjung Anyar (Tinggen), Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura. Bisa digambarkan, makam yang hanya terdiri dari satu makam ini memang panjang. Bukan lagi berupa gundukan tanah, tapi sudah dibangun permanen dengan tembok setinggi kira-kira 1 meter, berbentuk persegi panjang. Lengkap dengan empat undakan tangga yang diantaranya berisi split atau batuan kecil. Sementara pada tangga paling atas, bidangnya cukup lebar dan lantainya dilapisi keramik.
Makam Panjang juga diberi atap genting yang dibawahnya berdiri tegak 10 tiang untuk sisi luar kiri dan kanan, serta 10 tiang lagi tepat pada sisi-sisi sekeliling pusara makam.
Menurut Raden Hozaimi, tokoh Muhammadiyah yang tinggal di Kecamatan Sangkapura, cerita rakyat yang beredar di Pulau Bawean, lokasi makam panjang ini sebenarnya adalah makam Doro, pembantu setia dari Pangeran Aji Saka.