Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Inilah 12 Perempuan Inspiratif NOVA 2015

7 Desember 2015   01:19 Diperbarui: 9 Desember 2015   06:29 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iis menyatakan kesalutannya kepada para PIN. “Mereka selalu tekun dalam bekerja. Konsisten dalam memperjuangkan apa yang diyakininya benar. Mereka tidak memikirkan profit, tapi hanya melakukan segalanya demi memberi manfaat kepada orang lain. Barangkali, yang dirasakan oleh para perempuan ini adalah kebahagiaan yang diperoleh dengan memberikan kebahagiaan juga untuk orang lain. Inilah yang dimaksud sesuai dengan tema PIN 2015 kali ini yang mengangkat tema Berkarya dengan Cinta,” jelas Iis.

(Iis Riesnawati Soelaeman, Pemimpin Redaksi Tabloid NOVA. || Foto: Gapey Sandy)

Ke depan, lanjut Iis, pihaknya ingin menambah kategori baru lantaran enam kategori yang ada dirasa sangat terbatas. “Misalnya, PIN kategori Seni Sosial Budaya. Apa benar ketiga kategori ini bisa disatukan? Bukankah sebenarnya, kegiatan antar ketiganya itu berbeda. Nah, yang seperti Seni Sosial Budaya ini, barangkali bisa dipecah kategorinya. Contoh lain adalah kategori Teknologi. Sejauh ini, yang kami maksudkan Teknologi adalah lebih kepada science. Tapi ternyata, saat ini mengemuka Teknologi yang terkait dengan Teknologi Informasi. Bukankah hal ini sedang menjadi kekinian? Apakah kategori Teknologi dengan dua dasar pemikiran ini bisa kelak bisa dipisah atau tidak, itu juga sedang kami pikirkan,” urainya sembari juga memberi apresiasi terhadap siapa saja yang telah menjadi recommender atau pemberi rekomendasi atas calon perempuan inspiratif. “Ya, salah satunya seperti Mas Fadli ini, yang sudah berhasil merekomendasikan dua sosok penerima anugerah PIN 2015 sekaligus, yaitu Yunita Riris Widawaty (kategori Teknologi), dan Yuli Supriati (kategori Kesehatan).

Usai makan siang di Restoran Palalada, Grand Indonesia, Jakarta, ke-12 penerima anugerah PIN 2015 kemudian diberi waktu selama 20 menit untuk shopping di butik Martha Tilaar.

(Piala yang diberikan kepada penerima anugerah PIN 2015. || Foto: Gapey Sandy)

Inilah 12 Perempuan Inspiratif NOVA 2015

Berikut ini, perkenalan singkat yang disampaikan oleh ke-12 penerima anugerah PIN 2015:

(1). Sri Mulyani (ketagori Lingkungan), staf pengajar Matematika di SMAN 1 di Ungaran, ibukota Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. “Saya menggeluti tentang penanganan sampah. Saya mengelola Bank Sampah Mulya Sejahtera. Dari Kemenneg LH dan BLHD setempat saya selalu ditunjuk sebagai narasumber. Ada juga yang menulis tentang saya di internet dengan judul Cinta Sang Guru pada Sampah. Saya juga menggerakkan Kelompok Tani Mulya Sejahtera. Nama Mulya Sejahtera berasal dari penggalan nama saya sendiri, karena waktu itu bingung mau pilih pakai nama apa,’ ujarnya.

(Sri Mulyani penerima anugerah PIN 2015. || Foto: Gapey Sandy)

Sri menambahkan, dirinya mengajak kaum ibu untuk memanfaatkan tanah pekarangan. “Kami juga pernah meraih juara lomba menanam tanaman organik di tanah pekarangan sendiri untuk tingkat Provinsi. Kami juga mengelola Kantong ‘SMS’ atau Sayur Mayur Sehat. Ini adalah kantong hasil panen tanaman organik yang ditanam di pekarangan rumah. Para ibu-ibu dapat menaruh hasil panen tersebut di kantong yang telah tersedia, kemudian menaruh sejumlah uang untuk dijadikan biaya pendidikan. Uang ‘tabungan’ ini hanya akan diambil pada setiap 5 Juli untuk biaya pendidikan. Adapun hasil keuangan dari bank sampahnya ditujukan untuk biaya Lebaran, anak yatim piatu dan pendidikan. Di tempat saya, pada satu RW terdapat 163 nasabah dengan dana yang terkumpul Rp 15 juta per tahun. Saya juga berharap, agar setiap RW dimana saja berada, punya satu bank sampah karena hasilnya akan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan secara terencana. Tidak perlu malu karena memang dari sampah dapat membuat sejahtera. Sampah itu saya pelesetkan artinya sebagai “Semoga Allah Melimpahkan Hamba-hambaNya,” tutur Sri Mulyani, perempuan berhijab yang selalu tampil ramah dan penuh senyum ini.

(2). Ratna Prawira pegiat perempuan di Yogyakarta yang berasal dari Ambon, Maluku. “Saya adalah korban kerusuhan sosial yang terjadi di Ambon pada 1999. Saya jatuh bangun di Yogyakarta selama kurang lebih 12 tahun. Sampai pada suatu titik, saya benci sekali dengan yang namanya takdir! Tapi ya sudahlah, semua sudah berlalu. Kini, saya mengajak para wanita tani di sana untuk mandiri dengan menjadi pengusaha melalui pohon pisang. Kami mengolah pohon pisang dari daun sampai bonggol, kami manfaatkan semuanya. Berturut-turut saya pernah memperoleh penghargaan. Pada 2012, saya memperoleh penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara dari Presiden SBY. Lalu pada 2013, untuk produk kerupuk kulit pisang saya memperoleh penghargaan Product Innovative Award. Pada 2015 ini, saya memperoleh penganugerahan PIN 2015. Saya membantu para perempuan yang hidupnya dibawah garis kemiskinan dan sekarang mereka bisa menjadi pengusaha kecil mandiri, hanya dengan modal uang Rp 25 ribu dan satu pohon pisang. Karya-karya kami sudah membuktikan bahwa wanita-wanita tani yang ada di pedesaan adalah wanita kuat yang bisa berlarut untuk meraih mimpi,” kisah Ratna sembari sesekali terhenti bicara lantaran hendak menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun