Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ruang Terbuka Hijau Kota Tangsel, Ruang Publik untuk Semua

29 September 2015   22:54 Diperbarui: 30 September 2015   05:35 3365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski demikian, penulis mencatat sejumlah hal yang patut menjadi perhatian pengelola RTH yang juga sekaligus Ruang Publik untuk Semua.

Pertama, aksi vandalisme. Begitu mencolok aksi corat-coret yang dilakukan tangan-tangan jahil. Tidak saja terhadap prasasti yang ada, tapi juga merambah ke bangunan infrastruktur lain, Termasuk, papan informasi lingkungan yang penuh dengan coretan tangan.

Kedua, kurangnya kelengkapan fasilitas publik, utamanya toilet. Selain itu, program WiFi Corner yang pada Agustus kemarin diresmikan Walikota Tangsel untuk cakupan area Taman Kota 1, ternyata satu bulan kemudian, tepatnya pada akhir September ini malah tidak berfungsi dengan baik.

Ketiga, minimnya sarana hiburan yang mendidik untuk anak-anak, utamanya seperti yang terlihat di Hutan Kota Witana Harja.

Keempat, perlu segera dilakukan renovasi fisik infrastruktur, seperti yang terlihat pada sejumlah kerusakan infrastruktur yang ada di Hutan Kota 2 BSD City. Selepas melintasi jembatan gantung, jalan beton yang ada sudah mulai rusak, bahkan ada besi-besi beton yang menonjol ke permukaan dan berpotensi membahayakan pengunjung.

Kelima, masalah keamanan dan ketertiban. Hal ini penting, karena meskipun sudah ada larangan berjualan di dalam area Taman atau Hutan Kota, tetapi masih saja ada pedagang yang melanggar peraturan tersebut. Alhasil, suasana nyaman menjadi terganggu.

Keenam, perlu kegiatan kreatif yang lebih terjadwal, misalnya membuka layanan peminjaman buku, pemutaran film pendidikan, dan sejumlah kegiatan yang meningkatkan budaya membaca masyarakat dengan melibatkan Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kota Tangsel, dalam hal ini sejumlah armada mobil Perpustakaan Keliling (Pusling)-nya.

Ketujuh, kegiatan kreatif juga bisa dilakukan di ruang publik ini dengan menggandeng Taman Baca Masyarakat (TBM) ‘Magma’ atau Masyarakat Gemar Membaca, yang jumlahnya telah mencapai lebih dari 60-an TBM se-Tangsel. Misalnya, dengan melakukan aktivitas mendongeng, mengajarkan aneka keterampilan mandiri, utamanya para kaum ibu.

Sebelum ada pengunjung terjatuh dan cedera, lebih baik segera diperbaiki kerusakan jalan masuk di Hutan Kota 2 BSD City ini. (Foto: Gapey Sandy)

Aksi vandalisme yang merusak Papan Informasi Lingkungan di Taman Kota 1, BSD City. (Foto: Gapey Sandy)

Begitulah, urgensi RTH yang sekaligus merupakan Ruang Publik di Tangsel, kota yang pernah menerima penghargaan langsung dari Presiden RI Joko Widodo terkait Lomba Penanaman Satu Miliar Pohon pada 2014 untuk Tingkat Nasional. Juga, penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) usai mengevaluasi kualitas udara perkotaan (Ekup) sepanjang Maret - Oktober 2014. Hasilnya? Tangsel meraih peringkat terbaik pertama untuk kategori kota besar, dengan nilai 82,34, disusul Pontianak (72,54), Balikpapan (71,63), Malang (67,79), dan Padang (65,08).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun