Pertanyaan berikutnya, membuat Bang Murad menjawab dengan gamang. Kepadanya saya tanyakan: “Kalau, ada blogger pesanan yang akan dibayar jutaan rupiah oleh pihak-pihak yang kemarin sempat bertemu pengusaha sekaligus calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, lalu tulisan blogger itu dipesan agar intinya, diramu sedemikian rupa, bahwa pertemuan mereka dengan Donald Trump sebagai sesuatu yang lumrah, wajar dan tidak menyalahi aturan, bagaimana?”
Bang Murad menjawab, kalau message itu yang harus dimasukkan dalam tulisan, sebagai blogger ia akan menolak bayaran uang jutaan rupiah. Alasannya? Ia berkata, “Saya enggak mau mengingkari hati nurani”.
Makjleb! saya menyimak jawaban Bang Murad.
Blogger Spesialis Launching
Selang 2 hari sesudah tulisan Kang Arul menjadi Headline, muncul tulisan Kang Benny Rhamdani dengan judul, Terjebak Jadi Blogger Spesialis Launching. Dalam tulisannya, Kang Benny yang mantan jurnalis ini paham, bahwa dulu, kalau sampai mendapat sindiran jurnalis spesialis launching justru akan sangat menyesakkan dada.
“Belasan tahun silam ketika saya menjadi jurnalis, ada semacam sindiran kepada rekan-rekan yang selalu hadir di setiap acara launching. Pasalnya, beberapa di antara mereka hanya melulu menulis berita peluncuran. Sama sekali tidak pernah melihat mereka menulis berita peristiwa yang benar-benar hot ataupun pelaporan mendalam. Padahal mereka seorang jurnalis, bukan petugas humas atau markom. Bagi seorang jurnalis sejati, meliput acara launching mungkin merupakan pekerjaan paling mudah. Apalagi pihak penyelenggara kerap menyediakan press release yang siap pakai,” tulisnya.
Biarpun begitu, Kang Benny menyatakan tak bermaksud menyalahkan blogger yang reportase, liputan, dan tulisannya melulu soal launching. “Saya tidak ingin menyalahkan blogger yang kemudian menjadi spesialis launching. Karena saat ini, banyak sekali perusahaan yang menyadari kekuatan blogger di era kejayaan Internet ini. Sehingga blogger tersebut merasa cukup puas menjadi blogger spesialis launching. Tapi jangan merasa tersinggung, jika ada yang meragukan kemampuan menulis dan kreativitasnya, jika hanya menuliskan launching produk, apalagi semata menyalin dari press release,” tuturnya.
Kang Benny berpesan, Ketika di beberapa negara blogger kerap disebut Citizen Journalist, maka ada baiknya pula ilmu jurnalistik dipelajari dan dipraktikkan dengan sungguh-sungguh.
Boleh jadi, pesan Kang Benny selaras dengan apa yang saya utarakan sebelumnya, yaitu jangan sampai ada blogger yang enggan mengkritisi tumpukan sampah di saluran air depan kantor walikotanya sendiri, dan lebih menulis soal ulasan produk (dan yang bersifat komersil) di blognya. Atau, dengan kata lain, jangan sampai blogger kehilangan sense of social responsibility-nya, justru di dunia yang digelutinya, yaitu social media.
Berharap Ada Swakrama Blogger
Sebenarnya, tulisan yang masih satu nafas tema tentang Blogger Pesanan masih terus bersahutan. Seperti misalnya, tulisan Kompasianer Yoga P$ yang berjudul Wahai Blogger Bayaran, Tolong Perhatikan 3 Hal Ini.