Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Urgensi Pendewasaan Usia Perkawinan

30 Juli 2015   19:11 Diperbarui: 12 Agustus 2015   03:52 2093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panggung utama Ikrar Pendewasaan Usia Perkawinan di Lapangan Smartfren, BSD City, 29 Juli 2015. (Foto: Gapey Sandy)

“Kepada anak-anakku sekalian, sekarang saatnya untuk konsentrasi belajar saja. Sudah pada pacaran? Pacaran boleh, tetapi pacaran dengan sehat, dalam rangka untuk meningkatkan prestasi. Ini saatnya anak-anak memilih dan mencari calon pasangan yang terbaik. Jangan buru-buru, karena kalau sudah nikah tidak boleh cari-cari pasangan lagi. Tapi nanti, pilih-pilih dahulu mana yang terbaik, dan tetap belajar dahulu, ambil dan raih cita-cita, selesaikan sekolah sampai setinggi langit, sehingga insya Allah menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah, anak-anak yang cerdas, berguna bagi agama, keluarga, nusa dan bangsa. Sehingga insya Allah, anak-anak bisa menjadi generasi penerus bangsa,” tutur Airin yang memang menjadi peserta program Keluarga Berencana dengan memiliki dua anak, Ghifari dan Ghefira ini.

Menjadi Remaja Berkualitas

Senada dengan Airin, Plt. Gubernur Banten Rano Karno menandaskan asa, betapa pentingnya remaja turut aktif dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Apalagi, populasi remaja sangat banyak, sehingga diharapkan menjadi berkah daripada malah membebani masyarakat dan negara.

“Jumlah penduduk di Banten berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2014 sudah mencapai 11.700.000 jiwa, dimana 25% dari angka tersebut adalah remaja. Jumlah yang banyak tersebut akan menjadi kekuatan bila berkualitas karena akan berkontribusi dalam membangun bangsa. Tetapi akan menjadi beban masyarakat dan negara bila kualitasnya rendah. Berbagai masalah di sekitar remaja seperti seks pranikah, aborsi, kawin muda, NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif), serta HIV/AIDS semakin lama semakin mengkhawatirkan kita. Selain itu, berbagai data menunjukkan bahwa penerapan pemenuhan hak reproduksi bagi remaja belum sepenuhnya mereka dapatkan. Antara lain dalam hal pemberian informasi. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Hal ini karena tempat pelayanan yang ramah remaja masih sangat sedikit,” urai Rano yang mengenakan kacamata gelap dan membacakan sambutan tertulis.

Pelaksana Tugas Gubernur Banten Rano Karno ketika membacakan sambutan. (Foto: Gapey Sandy)

Untuk mengatasi hal tersebut, lanjut pemeran sinetron “Si Doel” ini, pihaknya menginstruksikan kepada dinas instansi terkait baik pusat maupun daerah serta rekan-rekan LSM yang ada di Provinsi Banten dapat bersinergi dan berperan aktif memberikan informasi kepada para remaja tentang pendewasaaan usia perkawinan dan hak-hak reproduksi bagi remaja. Riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa, masih tingginya perkawinan pertama di bawah usia 20 tahun, sedangkan persentasi remaja umur 15 - 19 tahun yang sudah melahirkan anak pertamanya menunjukkan kenaikan pada lima tahun terakhir ini.

“Tujuan program pendewasaan usia perkawinan adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada para remaja agar didalam merencanakan keluarga mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek-aspek yang berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran. Tujuan ini berimplikasi pada perlunya peningkatan usia kawin yang lebih dewasa, dimana untuk para perempuan berumur 21 tahun, dan seorang anak laki-laki berumur 25 tahun. Pada akhirnya, pendewasaan usia perkawinan akan memberikan dampak terhadap peningkatan umur kawin pertama, yang pada gilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate (TFR). Saya berpesan kepada remaja, bahwa ikrar ini sama dengan janji. Untuk itu berjanjilah kepada diri sendiri, bahwa pendewasaan usia perkawinan ini benar-benar akan dilaksanakan dalam rangka menyongsong masa depan yang lebih baik. Pada akhirnya, ini akan memberikan kontribusi mensukseskan sembilan program prioritas Pemerintah atau Nawa Cita, khususnya untuk program yang kelima, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia,” papar Rano yang mengenakan topi hitam berlambangkan Garuda Pancaila.

Populasi Remaja, Sejarah Demografi Indonesia

Jumlah populasi penduduk Indonesia berusia remaja juga diutarakan Surya Chandra Surapaty selaku Kepala BKKBN Pusat. Dalam sambutannya, mantan anggota DPR Komisi IX yang membidangi kesehatan, kependudukan, ketenagakerjaan, dan transmigrasi ini mengatakan, populasi kaum muda yang besar merupakan sejarah demografi Indonesia yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Tari Putri Anggrek yang merupakan tarian khas Kota Tangsel ditampilkan secara apik. (Foto: Gapey Sandy)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun