Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Money

Transaksi Pembayaran Non-Tunai yang Membuai

14 Juni 2015   11:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:03 2868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, terkait dengan apa yang dilakukan negara-negara tetangga menggencarkan penggunaan transaksi pembayaran secara non-tunai, saya sempat menyaksikan dan merasakan bagaimana Pemerintah Thailand melakukannya. Persisnya, pertengahan tahun kemarin. Ketika itu, saya bersama keluarga berbelanja di kawasan Jatujak (Chatucak), sebuah pusat bisnis di Bangkok, yang menjadi favorit para turis. Pada saat jam makan siang, pemandu wisata mengarahkan kami untuk memasuki Mall Jatujak Market. Tujuannya, langsung menuju ke foodcourt.

Sampai di foodcourt---yang siang itu lumayan padat pengunjung---, bukannya langsung memesan makanan dan minuman, kami justru dipersilakan untuk melakukan antrian terlebih dahulu di loket keuangan. Ternyata, seluruh pengunjung, tanpa terkecuali, diwajbkan untuk menukarkan uang tunainya dengan satu kartu yang diberi nama CASH CARD. Nilai nominal CASH CARD bisa berapa saja, tapi tergantung dari besaran nilai uang tunai yang kita serahkan. Barulah dengan CASH CARD ini pengunjung dapat memesan apa saja makanan dan minuman yang menjadi selera pilihan pada banyak lapak pedagang yang berjajar rapi. Saya sendiri memilih untuk memesan menu Tom Yum seafood yang menjadi ikon kuliner Negeri Gajah Putih ini. Cita rasanya? Wow, memang sangat nampol!

Foto#13: Layanan penukaran uang tunai menjadi CASH CARD di foodcourt Jatujak (Chatucak) Market, Bangkok, Thailand. (Foto: Gapey Sandy)

Foto#14: Antrian pengunjung menukarkan uang tunai menjadi CASH CARD di loket kasir di foodcourt Jatujak (Chatucak) Market, Bangkok, Thailand. (Foto: Gapey Sandy)

Bila pengunjung selesai bersantap siang, CASH CARD dapat diserahkan kembali ke loket keuangan. Adapun sisa nominal yang masih ada didalam saldo, akan dikembalikan utuh oleh petugas. Ya, itu baru satu contoh, bagaimana Pemerintah Thailand gencar memasyarakatkan penggunaan ‘uang plastik’ atau non-tunai.

Sebenarnya metode penggunaan cash card juga sudah semakin umum diterapkan di Indonesia. Beberapa kali, Kompasianer Penggila Kuliner yakni komunitas antar member blog Kompasiana yang sama-sama berbasiskan penggemar kuliner, melakukan kegiatan kunjungan peliputan bareng ke sejumlah lokasi bazaar. Di lapangan, perlakuan kepada pengunjung pun sama, yakni harus lebih dulu menukarkan uang tunai untuk digantikan dengan wujud cash card.

Sayangnya, belum semua foodcourt di Jakarta misalnya, menerapkan metode transaksi pembayaran yang non-tunai seperti ini. Padahal, kalau bisa diterapkan, tentu akan membawa dampak positif yang sangat baik, karena memang transaksi pembayaran secara non-tunai---seperti sudah dijelaskan di awal---sangat banyak keunggulannya.

Foto#15: Kartu belanja yang dibuat khusus untuk metode pembayaran non-tunai pada Festival Kuliner Bekasi, baru-baru ini. Sebelum makan, pengunjung wajib melakukan pembayaran (pengisian saldo) terlebih dahulu. (Foto: Rahab Ganendra-KPK)

Foto#16: Menyantap es campur dengan metode transaksi menggunakan kartu pembayaran non-tunai di Festival Kuliner Bekasi. (Foto: Rahab Ganendra-KPK)

Belum lagi, transaksi pembayaran secara tunai, menurut Bank Indonesia, setidaknya punya tiga kelemahan.

Kelemahan Uang Tunai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun