Selain didukung para penyanyi berkualitas, iringan musik pada konser ini di-Music Directori oleh Andi Rianto, dengan iringan Magenta Orchestra. Andi sukses memoles alunan musik sesuai keunikan vocal dan gaya panggung Ari. Maklum juga sih, keduanya sudah saling cocok dan sehati dalam berkolaborasi sejak tahun 2000 lalu. Hanya saja, sayang sekali desain panggung menjadi terasa agak sempit dengan 'dipadati' rombongan sekian banyak pemain orchestra. Belum lagi film pada layar putih di tengah, kiri dan kanan panggung kurang mampu membuat sebuah lagu menjadi makin 'gereget' di atas panggung. Padahal, bila film digital itu dimaksimalkan pada layar putih yang telah disiapkan, dapat melupakan kesan sempit pada desain panggung sekaligus 'membantu memainkan emosi' penonton.
Catatan lain adalah, ada sekitar 20 persen kursi di kelas Platinum dan Gold yang terlihat kosong melompong, sejak awal konser hingga bubar. Entah karena harga tiket yang kelewat mahal, atau ada alasan lain. Soal harga tiket yang terbilang mahal, berkali-kali Ari berkata, "Saya menghargai teman-teman yang sudah spend a lot of money for this concert. Terima kasih, dan inilah jawaban atas kemenangan musik Indonesia".
Akhirnya, Konser Ari Lasso bertajuk Sang Dewa Cinta semalam memang merupakan sebuah catatan keberhasilan sekaligus kemenangan. Dimana seperti kata Ari, "Konser ini menjadi sebuah pertanda bahwa musik Indonesia masih menjadi tuan di negerinya sendiri. Sekaligus, konser ini berarti adalah sebuah kemenangan bagi musik Indonesia". Yang pasti, konser 'Sang Dewa Cinta' ... benar-benar luar biasa, memuaskan!
Thanks Ari Lasso ... jangan berhenti pada karir yang sudah terjalani selama 20 tahun.
ooOoo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H