Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Money

Nonton Parade Iklan Terpopuler di Ubud, Bali

12 Juni 2014   16:47 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:05 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lantas apa itu (RED)? (RED) berdiri pada 2006 dengan pemrakarsa Bono (vokalis kelompok band U2) dan Bobby Shriver (aktivis, pengacara, jurnalis). Ini adalah sebuah gagasan mulia yang menyatukan banyak konsumen sehingga menjadi kuat karena sifatnya yang kolektif demi menyelamatkan banyak nyawa di berbagai belahan dunia. Ambil contoh saja begini, para konsumen yang membeli coffee di outlet Starbuck, apabila mereka membeli dengan produk yang kemasannya berlabel warna merah, maka praktis uang yang dibayarkannya sudah termasuk (memberi) sumbangan sebesar 40 sen, untuk dikumpulkan melalui GFATM tadi.

Kampanye iklan (RED) ini luar biasa sambutannya di dunia. Iklannya sendiri bertabur selebriti mancanegara, seperti Bono, Penelope Cruz, Javier Bardem, Jualianne Moore, Naomi Watts, Gwen Stefani, Claire Danes, Bryan Cranston, Kerry Washington, John Turturro, Toni Collette, Hugh Jackman, Orlando Bloom, Lucy Liu, Gabourne Sidibe, Jane Lynch, LeAnn Rimes, Michelle Rodriguez, Hayden Christensen, dan masih banyak lagi. Iklan multi-platform di TV, media online dan cetak ini disutradarai oleh fotografer kondang Brigitte Lacombe.

[caption id="attachment_341978" align="aligncenter" width="614" caption="BERGAYALAH. Para pengunjung akan dipotret oleh staf museum untuk kemudian dipublikasikan kunjungannya melalui situs Museum of Marketing 3.0 yaitu mm3-ubud.org. (Foto: Gapey Sandy)"]

14025403241955612846
14025403241955612846
[/caption]

Dalam iklan (RED) Lazarus Effect ini, terlihat masing-masing selebriti mengartikan nilai uang 40 sen dengan berbagai hal yang bisa dibeli, seperti permen karet, kantong kertas makan siang, tiket parkir, lipstick dan sebagainya. Kecuali Bono, yang justru menegaskan, bahwa sebenarnya dengan uang 40 sen dari setiap kita, dapat turut membantu mengobati banyak penyakit yang diderita oleh masyarakat di berbagai belahan dunia, utamanya Afrika. Salut, Oom Bono!

Hingga kini, (RED) telah memberikan kontribusi lebih dari US$ 250 juta untuk mendukung aksi Global Fund memerangi HIV/AIDS di Ghana, Kenya, Lesotho, Rwanda, Afrika Selatan, Swaziland, Tanzania dan Zambia. Aksi nyata ini dilakukan melalui berbagai program lokal seperti counseling dan tes HIV, aksi mencegah HIV, melakukan terapi antiretroviral untuk ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), merawat dan menyantuni anak-anak yatim piatu karena AIDS, dan masih banyak concern dari para relawan lainnya.

Museum of Marketing 3.0

“Dinamakan Museum of Marketing 3.0 karena memang mengacu pada buku berjudul Marketing 3.0 yang ditulis secara bersama antara Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, dan Iwan Setiawan. Buku tersebut berjudul Marketing 3.0 : Dari Produk ke Pelanggan ke Human Spirit,” ujar seorang staf museum ketika menjawab pertanyaan saya kenapa museumnya diberi nama Marketing 3.0.

[caption id="attachment_341980" align="aligncenter" width="614" caption="WALL OF FAME. Grameen Bank, organisasi kredit mikro di Bangladesh yang didirikan oleh Muhammad Yunus, termasuk yang terpampang di Museum of Marketing 3.0. (Foto: Gapey Sandy)"]

1402540419175883870
1402540419175883870
[/caption]

Menurutnya lagi, ide untuk membangun museum ini mulai terbetik pada tahun 2009. “Ketika itu, dalam sebuah santap sarapan pagi, Hermawan Kartajaya mengusulkan konsep untuk membangun museum kepada Philip Kotler. Ubud menjadi lokasi pilihan karena merupakan salah satu pusat spiritual di Bali, yang terkenal dengan filosofi Tri Hita Karana, menyeimbangkan antara Tuhan, Manusia, dan Alam. Atau, dengan kata lain, spiritualisme vertikal dan horizontal,” jelas staf museum itu lagi membuat saya terangguk-angguk.

Suksesnya pembangunan Museum of Marketing 3.0 di kompleks Museum Puri Lukisan, Ubud, juga tidak lepas kaitannya dari andil Tjokorda Gde Raka Sukawati, pangeran Ubud yang terobsesi dengan masalah pemasaran, bersama dengan dua pangeran lainnya, Tjokorda Gde Putra Sukawati dan Tjokorda Gde Oka Artha Ardana Sukawati.

Mengusung konsep informatif, entertaining, dan interaktif, museum ini terdiri dari sembilan bagian, mulai dari Pengantar Marketing 3.0 Konsep; Korporasi 3.0 Wall of Fame; Marketer 3.0 Walk of Fame; Great Theatre Kampanye Pemasaran; United Nations Global Compact; Pemberdayaan Minoritas; Bawah Piramida; Kelestarian Lingkungan; dan, Perusahaan Asia. Sejumlah perusahaan dan institusi nampak ada di wall (walk) of fame yang dimaksud, seperti misalnya Grameen Bank, Mayo Clinic, Air Asia, Astra International, dan masih banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun