RB: Benar Saudara, saya juga tidak habis pikir mengapa Sudirman Said lancang mengadukan perjuangan Saudara dan membelokkan bahkan mempolitisir perjuangan dan cita-cita mulia Saudara dan Bapak Novanto ke MKD yang sangat mulia ini.
Menurut Saudara pantaskah Sudirman Said mengadukan perjuangan Saudara dan Yang Mulia Bapak Setya Novanto ke MKD? Kalau menurut saya menteri tidak pada tempatnya melaporkan kasus yang kini menimpa Saudara ke MKD. Setujukah Saudara?
MRC: Ya, saya setuju dengan yang mulia. Sekali lagi, semua itu kami lakukan demi bangsa dan negara, bukan demi perut kami. Dalam sehari, seperti dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kami sudah terbiasa makan empat kali, kok. Jadi buat apa kami minta saham?
RB: Ah, baik sekali Saudara. Pemikiran Saudara sama dengan pemikiran kami para anggota MKD yang mulia. Jadi konkretnya Yang Mulia Bapak Setya Novanto tidak minta saham, kan?
MRC: Benar, yang mulia. Pembicaraan yang ada di transkrip rekaman itu sudah dipelintir oleh pihak-pihak yang tidak ingin negeri ini maju. Mereka tidak ingin negeri ini tenang karena memang bertujuan mengganggu stabilitas nasional.
SIDANG KEMUDIAN MEMBERI KESEMPATAN KEPADA ADIES KAHAR (AK) JUGA DARI FRAKSI GOLKAR UNTUK BERTANYA KEPADA MUHAMMAD RIZA CHALID.
AK: Setujukah Saudara jika ada banyak pihak yang menyebut kasus yang disiniskan dengan julukan “papa minta saham” ini sebagai konspirasi menjual negara dan Saudara ada di dalamnya?
MRC: Jelas saya tidak setuju yang mulia.
AK: Oh, ya sudah, saya juga tidak setuju. Kok, bisa sama, ya kita?
MRC: Ya, terang dong Yang Mulia. Kita, kan satu kubu.
AK: Oke, sependapatkah Saudara bahwa Menteri ESDM Sudirman Said tidak etis melaporkan perjuangan mulia Saudara dan Yang Mulia Bapak Setya Novanto ke MKD dan kemudian bikin heboh seantero negeri?