Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jaksa Agung Bertindaklah daripada Dipecat Jokowi

21 November 2014   05:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:15 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hatta Rajasa yang waktu itu (tahun 2006) menjabat menteri perhubungan disebut-sebut terkait dalam kasus tersebut. Proyek pengangkutan kereta api listrik dari Jepang itu dilakukan dengan menunjuk langsung perusahaan Jepang (Sumitomo Corporation) sebagai rekanan dengan biaya jasa angkut Rp 475 juta/unit.

Ketika itu Dirjen Perkeretaapian Soemino Eko Saputro mengaku mendampingi Menhub Hatta Rajasa untuk urusan itu. Sampai sedemikian jauh, KPK tidak begitu mendalami kasus ini, padahal Soemino sudah divonis 3 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Tidak ada salahnya Prasetyo proaktif mengungkap kasus tersebut.

7.Kasus Century yang sampai sekarang dibuat remang-remang, padahal siapa yang bermain jelas-jelas telah nyata di depan mata. Kerugian negara yang Rp 5,6 triliun dengan dalih “menyelamatkan” perekonomian negara, siapa yang harus menanggung? Prasetyo harus bisa memerankan diri sebagai “raja tega” dalam kasus Century, jangan lagi berbasa-basi.

8.Kasus Hambalang. Untuk sementara, kasus korupsi proyek ini hanya menyeret Nazaruddin dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, padahal berdasarkan pengakuan kedua orang ini, putra mahkota SBY, Ibas, juga terlibat. Sampai sekarang, Ibas tenang-tenang saja, sementara itu konconya, Marzuki Ali yang pernah  menjadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat, juga kecipratan dana Hambalang.

Pemerintahan Jokowi berjanji akan menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi (meskipun mustahil). Ibarat rumah, Kejaksaan Agung adalah beranda dalam memberantas kasus-kasus korupsi. Citra bersih dan kemilau penegakan hukum pemerintahan Jokowi (sukses atau gagal) ditentukan oleh Kejaksaan Agung. Jika lembaga ini tak juga mampu merestorasi diri, maka sia-sialah apa yang dilakukan Jokowi.

Prasetyo tak boleh hanya bangga, karena telah dipercaya menjadi jaksa agung. Kebanggaan sesungguhnya adalah jika ia mampu menuntaskan kasus-kasus di atas, juga kasus-kasus lain yang membuat keuangan negara tekor. Jika Prasetyo tak mampu menghilangkan bau busuk upaya penegakan hukum, lebih baik ia mundur, jangan menunggu dipecat Jokowi.[]

Dikutip dari: http://gantyo.blogspot.com/2014/11/jaksa-agung-segeralah-bertindak.html

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun