" Panas dan asing aja," timpal Gim lugas.
" Kalo panas, iyah, biasa. Kalo asing, kenapa ? maksud bapak gak ada yang nemenin selama ini ?" Tanya Rika penuh perhatian.
" Bukan, maksudnya aku terasing dengan kehidupannya sangat berbeda dengan kota asalku. Aku melihat banyak hal yang aneh di Jakarta ini," papar Gim berusaha menjelaskan.
" Ah.. bapak, buat Rikamah gak ada yang aneh !" timpal Rika sambil tersenyum dan melanjutkan lagi pembicaraannya.
" Bapak sudah kemana, aja ? Rika mau temenin bapak jalan," tawarnya begitu membuat Gim terkesima.
" O, yah ! kebetulan belum kemana-mana. Rencananya tar udah Gajian, baru kemana-mana," papar Gim sambil tersenyum. Merekapun terhanyut dengan berbagai obrolan hingga tak terasa waktu berangsur senja.
ooooooooooooo
Jakarta begitu komplek dengan berbagai permasalahannya, terkadang Gim merasa kaget dengan apa yang dilihat dan didengarnya. Seperti barusan yang terjadi diperjalanan, sebuah bis metro mini yang ditumpanginya di cegat oleh sekelompok anak sekolah yang rupanya lagi tawuran. Mereka pada naik bis dan sebagian tawuran di dalam bis, kernetpun membiarkan hal tersebut seolah-olah menutup mata dan mencari aman.
Para gelandangan dan pengemis banyak berkeliaran terutama di taman-taman dan kolong-kolong jembatan, aksi anarkis dan demo-demo begitu terlihat hampir tiap hari dengan tuntutan yang sama yaitu menuntut turunnya presiden dan wakil presiden pasca reformasi.
Ia juga melihat sesuatu yang lain, orang berciuman dipinggir jalan, di siang hari bolong. Inilah Jakarta yang sebagian kecil nampak terlihat oleh Gim. Gim merasa baru melihat banyak pemandangan yang terjadi di kota ini, sedangkan di Bandung, ia adalah lelaki yang kurang begitu bergaul. Ia tidak terlalu PD dengan segala hal, bahkan ia cenderung alim tidak banyak mengenal hal-hal yang dianggapnya di luar kebiasaan-kebiasaannya.
Malam minggu ini, suasana tampak cerah berhias bintang-bintang di langit yang mengangkangi kota Jakarta. Ia teringat akan keluarganya yang tengah berada di Bandung dan ia ingin segera menelpon ibunya di wartel. Lantas Gim beranjak ke luar tempat kostannya dan berpapasan di jalan dengan Dani.