Mohon tunggu...
Gani Sipayung
Gani Sipayung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirasawasta

Desain Grafis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keturunan Raja Silahi Sabungan 8 Turpuk

3 Juli 2024   00:37 Diperbarui: 14 Agustus 2024   05:22 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Majalah Holong

Gani Sipayung [2024] :  Setelah Munas II yang dilakukan oleh Panitia Pembangunan Tugu Dan Makam Raja Silahi Sabungan di Silalahi Nabolak, Panitia yang diketuai oleh Bupati Dairi pada saai tu, Bpk. Victor Immanuel Silalahi, kemudian menugaskan Seksi Tarombo untuk membuatkan sebuah buku [literatur] untuk mendokumentasikan rangkaian kegiatan pembangunan dan peresmian Tugu Dan Makam Raja Silahi Sabungan [buku Memori TUMARAS]. Tarombo Raja Silahi Sabungan telah tuntas disusun dan dilanjutkan dengan Peremian Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan di Silalahi Nabolak [1981]. 

Suka atau tidak suka, keputusan bersama telah diambil seluruh Raja-raja Turpuk dan semua Perwakilan Daerah Keturunan Raja Silahi Sabungan dalam Mubes, dan itu sebagai acuan bagi generasi muda saat ini. Penuh dinamika dan perjuangan panjang dan menguras tenaga dan pikiran selama 14 Tahun [1967-1981], akhirnya Tarombo Raja Silahi Sabungan berhasil ditegakkan sampai hari ini. Dengan mengakomodir semua masukan dan pendapat dari berbagai pihak, komunikasi dan semangat yang tidak pantang menyerah, didasari dengan kesehatian demi sebuah tekad yang sama, Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan telah berdiri megah di Silalahi Nabolak sampai saat ini.

Silalahi Nabolak awalnya bernama Huta Lahi, sesuai dengan nama pemilik tanah/bius ini, Silahi Sabungan. Penambahan Raja didepan nama Silahi Sabungan [menjadi Raja Silahi Sabungan] adalah  yang disematkan sebagai gelar kehormatan [sering juga disebut Ompu Raja Silahi Sabungan] sebagai Raja Bius di Silalahi Nabolak. 

Bius Silalahi Nabolak terbagi atas delapan sesuai jumlah anak-anak keturunan Silahi Sabungan, yaitu : Loho Raja, Tungkir Raja, Sondi Raja, Butar Raja, Dabariba Raja, Debang Raja, Batu Raja dan Tambun Raja [cikal baka sebutan Ualu Turpuk atau Delapan Kelompok keturunan Raja Silahi Sabungan]. Penegasan Ualu atau Delapan anak-anak Raja Silahi Sabungan diabadikan pula dalam situs Poda Sagu-sagu Marlangan. 

Artinya, penyematan Ualu Turpuk bagi keturunan Raja Silahi Sabungan adalah sesuai dengan Poda/Uhum yang masih dipegang sakral oleh seluruh keturunan Raja Silahi Sabungan, yaitu Poda Sagu-sagu Marlangan.

Sumber : Majalah Holong
Sumber : Majalah Holong

Selanjutnya, dalam permusyawarahan Pomparan Raja Silahi Sabungan seluruh Indonesia di negeri Silalahi, telah memutuskan Tarombo Raja Silahi Sabungan seperti yang saat ini diabadikan pada Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan. 

Perbedaan pandangan dan pendapat mengenai Tarombo yang kembali mencuat kepermukaan dan kembali menyisakan polemik bahkan kontra bagi beberapa kalangan tertentu yang tidak bisa menerima keputusan Tarombo yang sudah diputuskan. Hanya dengan penuh hormat atas setiap pemikiran dan kerja keras semua pihak, dengan keyakinan bahwa kesehatian dan pikiran kepala dingin disertai roh kebersamaan telah membuahkan hasil yang patut disyukuri [terlepas dari para pihak yang tidak menerima atau kontra].

Memang, sekelompok marga Silalahi dari Pangururan, Samosir [menamakan identitasnya sebagai Silalahi Raja atau klan Silahi Raja] yang notabene melakukan walk-out ketika Mubes di Silalahi Nabolak karena tidak terima dengan kesepakatan Tarombo Raja Silahi Sabungan saat itu, kelompok ini memilih tidak terima dengan hasil Mubes dan seluruh kesepakatannya, artinya mereka tidak mengakui Tarombo Raja Silahi Sabungan hasil Mubes Silalahi Nabolak [1968] dan memilih memiliki/membuat Tarombo versi mereka sendiri. Memang wajar, semua orang punya hak untuk konsisten dengan identitasnya. Sekarang ini, [tidak ingin disebut sebagai upaya konstruktif dan sistematis] setelah sekian jauh, sekelompok kalangan yang menyebut mereka sebagai keturunan Siraja Tambun, bersama kelompok klan Silalahi Raja, bersama-sama menolak Tarombo Raja Silahi Sabungan hasil Muber 1968 di Silalahi Nabolak.  Bahkan seolah mengatakan juga bahwa Siraja Tambun tidak sama dengan Tambun Raja, seperti yang disebutkan di Tarombo Raja Silahi Sabunagan hasil Mubes 1968. 

Jelas, bagi keturunan Raja Silahi Sabungan Ualu Turpuk, hal ini bukan ranah untuk menjadi persoalan di internal Ualu Turpuk. Tarombo Ualu Turpk Keturunanan Raja Silahi Sabungan sudah "clear" pada Mubes II 1968 di Silalahi Nabolak. Sepenggal kisah ini merupakan dinamika kehidupan, dan keturunan Raja Silahi Sabungan Ualu Turpuk secara konsisten juga melakukan perhelatan tahunan [setiap tahun] sebagai peringatan pesta peresmian Pesta Tugu, kemudian disebut juga Pesta Budaya dan Luhutan Bolon Pomparan Raja Silahi Sabungan, Ualu Turpuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun