4. Transformational leadership
Kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan di mana para pemimpin menginspirasi, mendorong, dan memotivasi karyawan untuk melakukan inovasi dan membuat perubahan yang akan membantu menumbuhkan dan membentuk kesuksesan masa depan perusahaan. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan contoh di tingkat eksekutif melalui pengaplikasian budaya perusahaan yang kuat, menyediakan employee ownership, dan kemandirian di tempat kerja.
Contoh dari gaya kepemimpinan Transformational Leadership dapat dilihat dari CEO Netflix yaitu Reed Hastings. Gaya kepemimpinan transformasional yang dianut oleh Reed Hastings, CEO Netflix, digambarkan melalui kecerdasan kreatif dan aturan timbal balik. Pendekatan Hastings terhadap waktu istirahat, kebijakan perjalanan, tinjauan kerja, dan kompensasi, berbeda dari praktik yang dilakukan di perusahaan-perusahaan lainnya yang seringkali melelahkan. Hastings memberdayakan tenaga kerjanya, dan percaya bahwa mereka cukup mumpuni untuk mengelola lingkungan kerjanya. Hastings percaya bahwa dengan menciptakan budaya perusahaan di Netflix yang berpusat pada praktik korporasi tradisional tidak akan berhasil dan berdampak negatif pada motivasi, sikap, perilaku, dan kinerja karyawan.
5. Transactional leadership
Transactional leadership merupakan gaya kepemimpinan yang menjunjung tinggi ketertiban dan struktur. Gaya kepemimpinan ini tidak cocok diaplikasikan di tempat kerja yang menjunjung tinggi kreativitas dan inovasi.
Gaya kepemimpinan transaksional paling sering dibandingkan dengan gaya kepemimpinan transformasional. Perbedaannya, kepemimpinan transaksional sesuai untuk dilakukan pada orang-orang yang memiliki motivasi diri yang tinggi dan dapat bekerja dengan baik dalam lingkungan yang terstruktur dan terarah. Sebaliknya, kepemimpinan transformasional berupaya untuk memotivasi dan menginspirasi para pekerja, serta memilih untuk mempengaruhi daripada mengarahkan orang lain.
Contoh dari gaya kepemimpinan Trasaksional Leadership dapat dilihat dari Bill Gates. Bill Gates, di awal masa remajanya bertemu dengan Paul Allen di Lakeside School, di mana mereka berdua mengembangkan sebuah program komputer sebagai hobi. Ketika Gates melanjutkan pendidikan ke Harvard, Allen bekerja sebagai programmer untuk Honeywell di Boston. Pada tahun 1975, mereka memulai Microsoft, dan pada tahun 1978, perusahaan tersebut telah meraup $2,5 juta, saat dimana Gates masih berusia 23 tahun. Sebagai pemimpin transaksional, dia biasa mengunjungi tim yang bertanggung jawab untuk peluncuran produk baru dan mengajukan pertanyaan sulit sampai dia puas bahwa timnya berada di jalur yang benar dan memahami tujuannya
6. Coach-style leadership
Coach-Style Leadership mampu meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri dari orang-orang yang mereka pimpin dengan memberikan beberapa pilihan atau alternatif sebanyak mungkin. Selain itu, mereka juga memberikan keseimbangan yang baik antara dukungan dan tantangan.
Coach-style Leadership mendorong continuous improvement. Salah satu pemimpin terkenal yang mengadopsi Coach-style Leadership adalah Mahatma Gandhi. Dia memberdayakan sebuah bangsa yang besar dengan membuat orang termotivasi dan percaya pada diri mereka sendiri.
7. Bureaucratic leadership