Mohon tunggu...
Gangsar Nur Kharisma
Gangsar Nur Kharisma Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi membaca buku, bermain musik, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

7 Gaya Kepemimpinan dan Contohnya

9 Januari 2023   14:39 Diperbarui: 9 Januari 2023   14:41 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


           Apa itu pemimpin? Pemimpin adalah sesorang yang membimbing, memotivasi, menginspirasi orang lain menuju suatu visi yang sama. Bagaimana sesorang itu bisa menjadi seorang pemimpin? Hal pertama yang dibutuhkan tentunya pengikut, pasti ada alasan bagi seseorang untuk mengikuti kita. Kita tidak bisa memilih menjadi pemimpin, tetapi orang memilih kita sebagai pemimpin. Menjadi seorang pemimpin  bukan hanya tentang suatu posisi, posisi adalah sebuah kewenangan, kekuasaan, kontrol, dan tanggung jawab yang diberikan. Namun, untuk mendapatkan gelar dan peran seorang pemimpin datang dari kepercayaan, rasa hormat, dan waktu.

            Banyak orang bertanya, pemimpin itu sebenarnya dilahirkan atau dibuat? Ini hanyalah masalah interpretasi, bagaimana orang berpendapat mengenai kepemimpinan. Contohnya, kita memiliki seseorang dalam tim kita dimana semua orang tertarik dan cenderung mengikuti dia, itu adalah kemampuan kepemimpinan yang alami. Namun, intinya kepemimpinan adalah tentang memiliki pengikut. Siapapun dia, berapapun usianya, intinya pemimpin itu memiliki seorang pengikut.

            Ada banyak sekali sifat dan karakteristik seorang pemimpin. Namun karakteristik yang paling penting sebagai seorang pemimpin adalah autentik. Autentik diartikan tidak memakai topeng sehiangga seorang pemimpin akan memiliki karakter seorang pemimpin dimana saja dan kapan saja. Pemimpin juga harus mau mendengarkan dan memiliki kepedulian. Memiliki integritas tingg dan penghargaan diri yang tinggi. Kata kata seorang pemimpin harus bisa ditunjukan dalam tindakan yang nyata.

Gaya kepemimpinan yang dianut oleh setiap pemimpin dapat disesuaikan dengan tipe perusahaan dan style mana yang cocok untuk diaplikasikan. Setiap gaya kepemimpinan akan menciptakan lingkungan yang berbeda untuk karyawan. Kita harus memahami gaya kepemimpinan yang sesuai dengan organisasi kita dan dampak potensial yang dapat dihasilkan terhadap karyawan dan bagaimana organisasi itu sendiri dapat berkembang.

Terdapat 7 Leadership Style atau Gaya Kepemimpinan, yaitu:

  • Autocratic leadership
  • Laissez-faire leadership
  • Strategic leadership
  • Transformational leadership
  • Transactional leadership
  • Coach-style leadership
  • Bureaucratic leadership

Berikut penjelasan 7 Gaya Kepemimpinan dan juga contohnya

1. Autocratic leadership

Para pemimpin otokratis sering memandang diri mereka seperti mesin mobil yang menggunakan tenaga manusia untuk menggerakan mobil tersebut sesuai dengan perintah mereka. Peran mereka dalam organisasi adalah mendorong orang lain untuk melakukan yang terbaik dan menyelesaikan tugas tanpa melakukan kesalahan. Gaya kepemimpinan ini sering diaplikasikan oleh para pemimpin militer.Gaya kepemimpinan otokratis dapat dipakai di dalam perusahaan yang menjunjung tinggi nilai disiplin dan memerlukan tingkat akurasi yang tinggi, tetapi bukan berarti pemimpin otokratis bisa semena-mena dalam memimpin organisasinya. Para pemimpin otokratis tetap harus mendengarkan dan berpikiran terbuka terhadap semua hal.

Terdapat 3 pilar dalam kepemimpinan otokratis yaitu, Dicipline, Preparation, and Victory.

Contoh dari Gaya Kepemimpinan Autocratic Leadership dapat dilihat dari New York Times. Di masa lalu, New York Times menduduki peringkat tinggi di antara perusahaan-perusahaan ternama dengan kepemimpinan otokratis nya. A. M. Pada awalnya hal ini membawa New York Times menjadi perusahaan yang efisien dan berkontribusi pada pertumbuhan laba di industri surat kabar. Namun, gaya otokratis nya mengarah pada sikap angkuh dan tidak berperasaan. Keinginannya untuk menyelesaikan sesuatu membuatnya menghina, meremehkan, dan menyindir, bahkan kepada wartawan senior. Dia mengabaikan semua upaya dan kontribusi yang telah dihasilkan di masa lalu, sehingga menciptakan tekanan dan perselisihan di antara staf, dan semangat kerja menurun. Hal ini mengarah pada penurunan kualitas dan kuantitas informasi. Pada akhirnya Raines dipecat setelah 21 bulan menjabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun