"Kenapa anunya? Eh, maksud abang...anu kenapa?" Tanya Pak Erte.
"Aa..aye dibohongi ama Bang Jupri..." Jawab Romlah di antara suara tangisnya.
"Maksud eneng, Jupri juragan kambing?" Tanya Pak Erte.
"Iya, te. Katanya mau ngawinin aye. Kaga taunya bang Jupri udah punya....biniii. Huwaaaa...." Romlah menangis sejadi-jadinya.
Pak Erte mendekap tubuh semok tersebut dan meletakkan wajah Romlah di dadanya (untuk menghidupkan suasana, momen tersebut diiringi ilustrasi lagu: Tersisih-mba Rita sugiarto). karena sebagai Ketua Erte sudah menjadi kewajibannya untuk membantu warganya yang sedang mengalami kesusahan.
Namun tanpa disadari keduanya....suara tangisan Romlah telah membangunkan para penghuni kontrakkan lainnya yang tanpa sengaja jadi menyaksikan adegan pelukan tersebut, meski hanya melongokkan kepala dari balik pintu rumah masing-masing.
"Sudahlah neng...kaga usah dipikirin. Laki-laki emang begitu. Apalagi Si Jupri....nyaru aja jadi juragan kambing. Padahal aslinya, buaya!"Â Kata Pak Erte sambil mempererat dekapannya.
Mendengar perkataan Pak Erte barusan, suara tangisan Romlah tidak lagi terdengar sayup-sayup sampai. Tapi makin lama, makin stereo.
"Iyaaa...semua laki-laki emang, buayaaaa..!!!" Tiba-tiba terdengar suara empok Saidah yang berlari mendekat dengan gerakan slow motion, diikuti dengan melayangnya sebuah talenan ke arah Pak Erte.
Mendengar suara istrinya, Pak Erte buru-buru melepaskan pelukannya. Dengan gerakan slow motion a la film The Matrix yang dibintangi oleh (kembarannya Pak Erte, Keanu Reeves). Pak Erte menghindari talenan yang melayang di atas kepalanya.
Hanya Romlah yang melakukan gerakan secepat kilat saat mematikan lampu dan menutup pintu kontrakkannya.