"Ngomong-ngomong abang boleh ikutan nggak?" Tanya Pak Erte kemudian.
"Boleh aja, asal nggak diomelin sama mpok Saidah..."Â Jawab Romlah sambil menambah volume musiknya.
"Enggak lah. Kan bu Erte juga seneng olahraga. Buktinya dari subuh sampe sekarang belon pulang-pulang " Sahut Pak Erte.
"Lho, emangnya bu Erte olahraga apaan, te?"Â Tanya Romlah penasaran.
"Jalan kaki dari sini ke tanah abang!"Â Jawab Pak Erte sekenanya.
"Hihihi..."Â Romlah kembali cekikikan.
Tanpa berlama-lama lagi, Pak Erte mengambil posisi di belakang Romlah dan langsung berjingkrak-jingkrak, mengikuti setiap gerakan yang di peragain oleh janda demplon tersebut.
Belum sepuluh menit nafas kretek Pak Erte mulai ngos-ngosan, lalu beristirahat sambil ngejeprok di lantai. Karena melihat pemandangan yang ada di hadapannya lebih mengasyikkan dibanding dirinya pingsan.
Tidak lama kemudian bang Toyib dan buluk mulai ikut-ikutan. Duduk ngejeprok di lantai dengan mata jelalatan. Menyadari hal tersebut Romlah langsung menghentikan gerakannya dan membalikkan badannya.
"Lha, bang Toyib ama Buluk bukannya mau ikut unjuk rasa?"Â Tanya Romlah saat melihat kedua orang tersebut.
"Gue nggak ikutan demo, mpok. Tapi mau ngumpulin botol bekas air mineral. Kan lumayan dari pada manyun" Jawab Buluk.