Hadeeew!
Pak Erte melihat amplop yang berisi segepok uang yang di letakkan tamunya di atas meja. Lalu melirik ke arah pintu rumah yang terbuka sedikit. Di sela pintu terlihat wajah empok Saidah yang sudah berubah jadi Hulk saat melihat gepokan uang tersebut. Ijo!
"Sekali lagi maaf bapak-bapak. Saya tidak tertarik untuk ikut terlibat dalam kegiatan yang berbau politik. Silahkan bapak pilih salah satu warga saya yang bersedia untuk menjadi tim sukses Cagub bapak" Jawab Pak Erte, diiringi suara berdebam dari dalam rumah. Seperti ada benda berat yang jatuh ke lantai (ternyata empok saidah semaput) Hiihihi.....
Mendengar jawaban dari Pak Erte, tamu-tamu tersebut tidak dapat menyembunyikan kecewaannya. Sambil pamit pulang bapak yang berkepala botak berpesan;
"Baiklah kalau begitu. Kalau Pak Erte berubah pikiran, bapak bisa menghubungi saya di nomor ini"Â Katanya sambil menyodorkan selembar kartu nama.
"Betul Pak" Sahut si gendut.
"Iya Pak Erte" Sekali lagi bapak-bapak yang lain menyambut serentak.
Hmmm..., bener-bener kagak kreatif! Hehehe....
***
Di hari minggu yang cerah. Saat sebagian besar warga libur bekerja dan berkumpul bersama keluarga. Kampung Pinggir kali mendadak heboh. Persis di belakang tembok pabrik sepatu. Mbak Romlah, janda semok yang aduhai. bersama ibu-ibu dan remaja perempuan. Asyik ber-aerobik ria. Lengkap dengan baju kaos bergambar Cagub dan atribut Partai pendukungnya.
Sementara tidak jauh dari sana, tepatnya di seberang kali. Jupri teriak-teriak memanggil warga dari atas panggung. Pemuda itu sengaja menggelar acara dangdutan untuk mensosialisasikan Cagub yang diusungnya. Sebuah lagu dari mbak Rita Sugiarto-Dua Kursi, berkumandang dari bibir biduan yang berpakaian seksi.