***
Ah, aku tak sanggup mendengarnya. Ia mengulang tiga kali dengan khidmat puisi ini. Sejujurnya, meski tatapku menghadapnya, hati dan fikiran berpaling. Agaknya, aku belum ikhlas terima kebenaran yang tersaji dihadapku. Apakah dititik ini semua manusia berlaku sama?.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!