Mohon tunggu...
Puang Sampaga
Puang Sampaga Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Thaharah dan Allah yang "Malu" Menatapku (2)

30 Oktober 2015   09:48 Diperbarui: 30 Oktober 2015   10:33 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam makin larut, sang penghayat malah baca puisi. Penuh mimik dan gerak ritmis. Suasana berubah jadi mistis. Jika tak salah ingat bunyinya begini: 

***

Maha Suci, inilah Aku

Saat bulan mendaki langit, Gunung pun terpana. 

Saat Matari menembus horison, Samudera menahan nafas.

Lalu bagaimana nasibku? 

Ilahi, aku tak mengerti apa-apa

 

Saat pagi menjelang, kabut pergi dengan lembut

Saat senja tiba, malam datang dengan akrab

Lalu bagaimana jiwaku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun