Mohon tunggu...
Galuh Fatika29
Galuh Fatika29 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah berenag

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Agama dalam Perspekitf Max Weber

28 Oktober 2024   21:31 Diperbarui: 28 Oktober 2024   21:42 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NAMA: Galuh fatika Ardiatmi 

Nim: 222111034

kelas : HES 5A 

MATKUL : Sosiologi Hukum isslam 

jurnal: Al-Adyan: Journal of Religious Studies | Volume 1, Nomor 1, Juni (2020) 


1. cari artikel jurnal yang membahas tokoh marx weber dan herbert lionel adelphus hartb (HLA Hart)

Agama telah menjadi objek kajian para ahli dalam jangka waktu yang cukup lama. Satu dari ahli tersebut adalah Max Weber. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengkaji pandangan Max Weber tentang agama dan perannya dalam kehidupan masyarakat. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif teks dengan sumber data penelitian yang diperoleh dari telaahan literatur , baik berupa buku, maupun laporan hasil penelitian. Bagi Max Weber agama merupakan sebuah keyakinan yang terkait dengan kekuatan supernatural. Lebih dari sekedar kepercayaan, setiap agama seperti Islam, Kristen, Budha, Yudaisme, memiliki tradisi yang berbeda satu sama lain. Selain itu, agama sangat terkait dengan sesuatu yang gaib dan bersifat universal. 

2. tuliskan pokok pokok pemikiranya 

Max Weber, seorang sosiolog klasik Jerman, mengembangkan pemikiran penting mengenai agama dan hubungannya dengan masyarakat, khususnya dalam kaitannya dengan ekonomi dan perubahan sosial. Dalam perspektif Weber, agama bukan hanya soal kepercayaan spiritual, tetapi juga menjadi kekuatan penting dalam membentuk perilaku individu dan institusi sosial. Berikut adalah pokok-pokok pemikiran Weber tentang agama:

1. agama sebagai Etika Ekonomi dan Rasionalitas

weber menekankan bahwa agama memiliki pengaruh besar terhadap perilaku ekonomi. Hal ini terwujud dalam karyanya "The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism" (Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme), di mana ia berargumen bahwa:

  • Etika Protestan (terutama Kalvinisme) mendorong kerja keras, disiplin diri, dan penghematan.
  • Keyakinan bahwa keberhasilan duniawi adalah tanda "predestinasi" (takdir keselamatan) memicu orang untuk bekerja keras dan menghindari kemewahan.
  • Sikap ini menciptakan "semangat kapitalisme", yaitu rasionalitas ekonomi modern, yang pada akhirnya menjadi basis perkembangan kapitalisme di Barat.

2. agama dan Rasionalisasi Masyarakat

Weber menyoroti bahwa seiring dengan perkembangan masyarakat, terjadi proses rasionalisasi, yaitu perubahan cara pandang dari pola-pola tradisional dan mistis menuju cara berpikir yang lebih logis dan ilmiah. Dalam konteks agama:

  • Agama awal berisi kepercayaan animisme dan magis.
  • Agama-agama besar kemudian berkembang menjadi sistem etis dan lebih rasional.
  • Pada masyarakat modern, pengaruh agama mulai menurun karena dominasi ilmu pengetahuan dan birokrasi.

3. tipe-tipe Otoritas dalam Agama

Weber juga mengklasifikasikan jenis otoritas dalam kehidupan sosial dan agama menjadi tiga tipe:

  • Otoritas tradisional: Didasarkan pada adat istiadat atau kebiasaan turun-temurun.
  • Otoritas kharismatik: Berasal dari kekuatan pribadi pemimpin yang dianggap luar biasa (contoh: nabi, pemimpin spiritual).
  • Otoritas rasional-legal: Berbasis pada aturan atau hukum formal, seperti dalam lembaga agama modern.

4. Agama sebagai Sumber Perubahan Sosial

Weber berpendapat bahwa agama memiliki potensi untuk mendorong perubahan sosial, seperti yang ia ilustrasikan dengan contoh Protestantisme yang memicu perkembangan kapitalisme.

  • Selain berperan sebagai kekuatan konservatif (menjaga stabilitas sosial), agama juga bisa menjadi alat revolusi sosial (contoh: gerakan reformasi atau pembaharuan dalam agama).

5. Perbandingan Agama-Agama Dunia

Weber melakukan studi komparatif terhadap beberapa agama besar seperti:

  • Protestanisme dan pengaruhnya pada kapitalisme Barat.
  • Konfusianisme dan Taoisme di Cina, yang ia nilai lebih mengutamakan harmoni sosial daripada akumulasi kekayaan.
  • Hinduisme dan Buddhisme di India, yang lebih menekankan pada kehidupan spiritual dan pelepasan duniawi sehingga kurang mendukung kapitalisme.

6. Asketisme dan Mistisisme

weber membedakan dua bentuk orientasi keagamaan:

  • Asketisme: Menekankan pengendalian diri dan tindakan duniawi, seperti dalam Kalvinisme.
  • Mistisisme: Berfokus pada pengalaman batin dan penarikan diri dari dunia, seperti dalam agama-agama Timur (Hinduisme dan Buddhisme).

Pemikiran Weber tentang agama berfokus pada bagaimana agama bukan hanya menjadi keyakinan personal tetapi juga membentuk struktur sosial dan perilaku ekonomi. Ia menunjukkan bahwa perkembangan agama memengaruhi proses rasionalisasi masyarakat, dan agama memiliki peran penting dalam mendorong atau menghambat perubahan sosial di berbagai konteks budaya. 

3. penapat saya tentang pemikiran max weber dan HLA Hart dalam masa sekarang ini

Dalam masyarakat kontemporer, pandangan Weber tentang hubungan agama, etika, dan ekonomi masih relevan, namun dengan beberapa modifikasi:

  • Konsumerisme dan spiritualitas modern: Saat ini, agama sering digabung dengan gaya hidup dan konsumerisme (misalnya, fenomena agama digital dan influencer spiritual).
  • Rasionalisasi dan sekularisasi: Weber memprediksi bahwa masyarakat akan semakin sekuler dan terfokus pada rasionalitas ilmiah. Namun, fenomena global seperti kebangkitan fundamentalisme dan gerakan spiritual menunjukkan bahwa agama masih signifikan.
  • Birokrasi dan teknologi: Weber memperingatkan tentang "kandang besi" (iron cage), yaitu dampak negatif dari birokrasi yang kaku. Saat ini, kita melihat teknologi dan algoritma berperan seperti "kandang besi" baru, yang mengatur kehidupan kita dengan cara yang sering tak terlihat.

4. gunakan pemikiran mark weber dan HLA Hart untuk menganalisis perkembangan hukum di indonesia 

Dalam masyarakat kontemporer, pandangan Weber tentang hubungan agama, etika, dan ekonomi masih relevan, namun dengan beberapa modifikasi:

  • Konsumerisme dan spiritualitas modern: Saat ini, agama sering digabung dengan gaya hidup dan konsumerisme (misalnya, fenomena agama digital dan influencer spiritual).
  • Rasionalisasi dan sekularisasi: Weber memprediksi bahwa masyarakat akan semakin sekuler dan terfokus pada rasionalitas ilmiah. Namun, fenomena global seperti kebangkitan fundamentalisme dan gerakan spiritual menunjukkan bahwa agama masih signifikan.
  • Birokrasi dan teknologi: Weber memperingatkan tentang "kandang besi" (iron cage), yaitu dampak negatif dari birokrasi yang kaku. Saat ini, kita melihat teknologi dan algoritma berperan seperti "kandang besi" baru, yang mengatur kehidupan kita dengan cara yang sering tak terlihat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun