2. agama dan Rasionalisasi Masyarakat
Weber menyoroti bahwa seiring dengan perkembangan masyarakat, terjadi proses rasionalisasi, yaitu perubahan cara pandang dari pola-pola tradisional dan mistis menuju cara berpikir yang lebih logis dan ilmiah. Dalam konteks agama:
- Agama awal berisi kepercayaan animisme dan magis.
- Agama-agama besar kemudian berkembang menjadi sistem etis dan lebih rasional.
- Pada masyarakat modern, pengaruh agama mulai menurun karena dominasi ilmu pengetahuan dan birokrasi.
3. tipe-tipe Otoritas dalam Agama
Weber juga mengklasifikasikan jenis otoritas dalam kehidupan sosial dan agama menjadi tiga tipe:
- Otoritas tradisional: Didasarkan pada adat istiadat atau kebiasaan turun-temurun.
- Otoritas kharismatik: Berasal dari kekuatan pribadi pemimpin yang dianggap luar biasa (contoh: nabi, pemimpin spiritual).
- Otoritas rasional-legal: Berbasis pada aturan atau hukum formal, seperti dalam lembaga agama modern.
4. Agama sebagai Sumber Perubahan Sosial
Weber berpendapat bahwa agama memiliki potensi untuk mendorong perubahan sosial, seperti yang ia ilustrasikan dengan contoh Protestantisme yang memicu perkembangan kapitalisme.
- Selain berperan sebagai kekuatan konservatif (menjaga stabilitas sosial), agama juga bisa menjadi alat revolusi sosial (contoh: gerakan reformasi atau pembaharuan dalam agama).
5. Perbandingan Agama-Agama Dunia
Weber melakukan studi komparatif terhadap beberapa agama besar seperti:
- Protestanisme dan pengaruhnya pada kapitalisme Barat.
- Konfusianisme dan Taoisme di Cina, yang ia nilai lebih mengutamakan harmoni sosial daripada akumulasi kekayaan.
- Hinduisme dan Buddhisme di India, yang lebih menekankan pada kehidupan spiritual dan pelepasan duniawi sehingga kurang mendukung kapitalisme.
6. Asketisme dan Mistisisme
weber membedakan dua bentuk orientasi keagamaan:
- Asketisme: Menekankan pengendalian diri dan tindakan duniawi, seperti dalam Kalvinisme.
- Mistisisme: Berfokus pada pengalaman batin dan penarikan diri dari dunia, seperti dalam agama-agama Timur (Hinduisme dan Buddhisme).
Pemikiran Weber tentang agama berfokus pada bagaimana agama bukan hanya menjadi keyakinan personal tetapi juga membentuk struktur sosial dan perilaku ekonomi. Ia menunjukkan bahwa perkembangan agama memengaruhi proses rasionalisasi masyarakat, dan agama memiliki peran penting dalam mendorong atau menghambat perubahan sosial di berbagai konteks budaya.Â