Mohon tunggu...
Galluh Tiara Al Husna
Galluh Tiara Al Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman

Membaca dan mendengar musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kekerasan Tanpa Wajah: Menghadapi Realitas Cyberbullying di Kalangan Generasi Z

15 April 2024   21:47 Diperbarui: 15 April 2024   21:49 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: visualistan.com

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan cyberbullying marak terjadi pada kalangan muda (Gen Z). Salah satu faktor utama yang melatarbelakangi fenomena tersebut yaitu timbulnya perasaan aman bagi para pelaku terhadap identitas dirinya saat melakukan perilaku cyberbullying. Perubahan akses terhadap berbagai konten dan informasi memungkinkan individu untuk mengakses hal tersebut melalui internet dan mulai meninggalkan dunia konvensional. Hal ini menjadikan individu lebih berani dalam mengekpresikan dirinya di media sosial karena merasa tidak dilihat secara langsung oleh publik. Disamping dampak positif yaitu bebas berekspresi, penggunaan media sosial juga menimbulkan masalah baru, berupa timbulnya perasaan tidak bersalah oleh para pelaku dari cyberbullying karena dapat dengan bebas membagikan ujaran kebencian dan tindakan kekerasan melalui sosial media dengan mudah tanpa memperdulikan dampak apa yang akan terjadi selanjutnya. Individu yang memiliki sifat agresif, impulsif, sadisme, hyperactive, serta manipulatif cenderung menjadi pelaku dari cyberbullying, dikarenakan orang yang memiliki sifat-sifat tersebut tidak ragu untuk menyakiti dan mengancam orang lain demi citra diri dan superioritas mereka. Faktor berikutnya yaitu kesehatan mental yang buruk menjadi pendukung untuk seseorang melakukan cyberbullying, seperti depresi, anxiety, dan machiavellianism yang memberikan dampak kurangnya pengendalian emosi individu yang kurang baik. Selanjutnya yaitu terjadi konflik dalam dunia online yang mampu memberikan ekspresi negatif antar individu dengan tujuan saling menjatuhkan satu sama lain, sehingga memicu terjadinya cyberbullying. Lalu pengalaman kekerasan/bullying yang pernah terjadi pada pelaku cyberbullying, hal ini karena korban bullying cenderung akan melakukan pelampiasan kepada orang lain dengan tujuan orang lain ikut merasakan apa yang pernah dirasakan.

Akibat dari Perilaku Cyberbullying di Kalangan Generasi Z:

Tentu saja dari semua faktor penyebab cyberbullying akan memberikan dampak negatif bagi para korbannya. Perilaku cyberbullying akan berdampak langsung pada kesehatan mental korban. Salah satu dampak yang paling terlihat adalah stress, gelisah, rasa takut terus menerus, serta perasaan terancam oleh pelaku bullying. Hal ini dapat memicu timbulnya kesehatan mental yang lebih buruk lainnya. Selain stress, dampak cyberbullying adalah kecemasan yang berlebihan, dalam hal ini korban akan merasa khawatir dan tidak aman karena merasa terintimidasi sebagai korban dari cyberbullying. Mereka khawatir akan pandangan serta penilaian orang terhadap diri mereka dan ini dapat menyebabkan kesehatan mental yang lainnya seperti gangguan kecemasan sosial, fobia pada sesuatu, hingga gangguan panik. Selain itu,  korban juga dapat mengalami depresi yang merupakan gangguan dengan perasaan sedih yang terus menerus, kehilangan minat, tidak memiliki semangat, dan kurangnya ketertarikan menjalani hidup. Tentu hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari korban yang akan memberi dampak buruk pada diri korban jika tidak diatasi dengan cepat. Dampak paling buruk yang mungkin terjadi pada korban cyberbullying adalah bunuh diri, korban yang merasa putus asa dan tidak mampu menyelesaikan permasalahan mereka dapat berfikir bahwa bunuh diri sebagai jalan keluar dari segala permasalahan. Karena itu penting bagi orang sekitar korban untuk memperhatikan mental korban cyberbullying agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Case Cyberbullying 

Kasus Anak 11 Tahun Di Tasikmalaya (2022)

Anak berusia 11 tahun di Tasikmalaya, Jawa Barat, meninggal dunia setelah dibully oleh teman-temannya. Korban dipaksa melakukan hubungan seks dengan kucing, yang kemudian direkam dan d dijejaring siposting melalui media sosial. Tindakan pengancaman tersebut konon membuat korban sangat tertekan hingga jatuh sakit dan meninggal dunia. Polisi telah menetapkan tiga orang teman korban sebagai tersangka dalam kasus ini. Namun ketiga tersangka belum dapat ditangkap karena masih dibawah umur dan akan dikembalikan kepada orang tuanya dengan pengawasan ketat.

PENUTUP 

Kesadaran akan fenomena cyberbullying tidak dapat dianggap masalah sepele, mengingat dampak yang ditimbulkan dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan mental dan kesejahteraan individu. Cyberbullying dapat meninggalkan luka yang mendalam pada korban, berupa turunnya kepercayaan diri, hingga akibat yang paling fatal yaitu melakukan tindakan bunuh diri. Oleh karena itu, kita semua, sebagai pengguna internet, memiliki tanggung jawab untuk berperan aktif dalam mencegah dan mengatasi cyberbullying.

Salah satu langkah penting yang dapat kita lakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran akan dampak negatif cyberbullying dan tidak menjadi salah satu diantara pelaku cyberbullying. Edukasi mengenai pentingnya berperilaku etis dan menghormati orang lain di dunia maya harus ditanamkan sejak dini, baik melalui lingkungan pendidikan formal maupun nonformal. Selain itu, penting bagi kita untuk selalu bersikap bijak dalam menggunakan media sosial dan internet, dengan tidak menyebarkan konten yang dapat merugikan dan merendahkan martabat orang lain. Mari kita jadikan internet sebagai tempat yang aman, positif, dan inklusif bagi semua orang. Dengan saling menghargai dan mendukung satu sama lain, untuk dapat mewujudkan visi internet yang lebih baik, dimana setiap individu dapat berekspresi tanpa takut menjadi korban cyberbullying.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penanganan terhadap cyberbullying harus dilakukan secara serius, yaitu dampak psikologis yang ditimbulkan oleh pelaku kepada, seperti depresi, kecemasan, dan bahkan pemikiran untuk bunuh diri. Hal ini dapat memengaruhi korban secara jangka panjang sehingga korban kesulitan menangani dirinya sendiri. Lemahnya perlindungan hukum juga menjadi alasan banyak dari korban yang akhirnya tidak melayangkan laporan, karena pelaku yang terkadang dari keluarga berada. Harapan agar cyberbullying dapat berkurang yaitu dengan kita sebagai masyarakat dapat meningkatkan kesadaran diri mengenai dampak buruk yang ditimbulkan akibat cyberbullying, serta meningkatkan empati dan toleransi sesama agar tidak merasa lebih superior dibanding individu atau kelompok yang lain. Sedangkan solusi yang dapat meminimalisir terjadinya cyberbullying dimedia sosial khususnya kalangan generasi Z, dapat dilakukan pendidikan secara formal maupun nonformal, baik secara mentorship, kemitraan orang tua dan sekolah, serta penyediaan pihak konseling yang profesional. Pengembangan platform aman juga dapat dilakukan dengan regulasi pemerintah agar meminimalisir terjadinya perilaku cyberbullying.

DAFTAR PUSTAKA  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun