Mohon tunggu...
Tika Gartikayati
Tika Gartikayati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Wanita biasa yang tidak punya pengaruh apa apa dan tidak bisa dipengaruhi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Cinangerang Jalur Alternatif Menuju Baduy (bagian pertama)

10 Desember 2013   22:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:05 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk mencapai menuju ke Cinangerang masih tetap sama dengan jalur menuju Ciboleger, hanya saja ketika sampai di persimpangan jalan ada sebuah tugu yang menunjukan arah Ciboleger belok kiri dan arah Bojong manik tetap lurus sampai akhirnya kurang lebih satu jam perjalanan setelah melewati persimpangan terlihat papan petunjuk menuju wisata baduy dengan kondisi jalan tidak beraspal(berbatu) tetapi masih dapat dicapai dengan mengunakan kendaraan sampai akhirnya berhenti disebuah warung sederhana dan beberapa orang Cibeo (baduy dalam) sudah menunggu disana.

Beberapa anak kecil kampung Cibeo nampak ikut di dalam rombongan penjemput  dan apabila dihitung rombongan penjemput kami berjumlah dua belas orang. Beberapa dari mereka masih saya kenali wajahnya terutama bang Sanip yang merupakan poter setiaku di trip terdahulu dan dialah yang pertamakali menyapa aku meskipun pada saat itu saya mengenakan kacamata hitam.

[caption id="attachment_297780" align="aligncenter" width="300" caption="Warung Sederhana milik teteh (koleksi pribadi)"]

1386688183223648686
1386688183223648686
[/caption]

Warung sederhana milik pasangan suami istri yang biasa dipanggil teteh ini  merupakan warung yang berdiri diperbatasan antara perkampungan penduduk lokal dengan  Baduy luar . Si teteh prmilik warung ini segera menyediakan beberapa gelas air teh manis dan membuatkan makan siang sebelum melanjutkan ke desa Cibeo. karena pada hari tersebut si teteh belum ke pasar, maka diputuskanlah membuat mie instant dan nasi hangat sebagai lauk makan siang kami berdelapan berikut  dua belas orang Cibeo yang dipimpin oleh bang Sanip.

[caption id="attachment_297782" align="aligncenter" width="300" caption="Tungku untuk memasak Mie Instant (koleksi pribadi)"]

1386688667907893924
1386688667907893924
[/caption] [caption id="attachment_297784" align="aligncenter" width="300" caption="Mie Instant yang disajikan oleh teteh (koleksi pribadi)"]
1386688744843152912
1386688744843152912
[/caption]

Disebelah kiri warung teteh yang sekaligus sebagai tempat tinggal terdapat sebuah ruangan kecil yang apabila menengok lebih dekat lagi ternyata dipenuhi oleh tumpukan jahe. Ketika saya bertanya ternyata jahe ini merupakan hasil dari pertanian orang Baduy itu sendiri dan pada saatnya setelah jahe yang dibeli seharga Rp. 5.000,- perkilo dari petani baduy oleh si Teteh akan disalurkan ke  pemasok dari Cinangerang untuk didistribusikan ke pengecer.

[caption id="attachment_297786" align="aligncenter" width="300" caption="Tumpukan jahe hasil bumi orang baduy (koleksi pribadi)"]

13866888111912509975
13866888111912509975
[/caption]

Sembari menunggu teteh memasak, ibu Nurul yang merupakan peserta paling sepuh ( 57 tahun)  dari kami semua, meminta kepada suami dari teteh untuk membuatkan sebuah tongkat agar memudahkan dalam perjalanan menuju kampung Cibeo sedangkan peserta lainnya bersenda gurau dengan orang baduy karena rasa penasaran akan pertama kalinya berjumpa langsung dengan orang baduy. Dan saya sendiri merebahkan badan untuk melepaskan penat sebelum melanjutkan perjalanan kaki yang konon lebih pendek (2 jam) .

[caption id="attachment_297792" align="aligncenter" width="300" caption="Mba Wening sedang bercengrama dengan orang Cibeo (koleksi foto diambil dari kamera mas Eko)"]

13866895191662298019
13866895191662298019
[/caption]

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun