Mohon tunggu...
Galeh Cahya Ramadhan
Galeh Cahya Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (43222010016)

Ingin menjadi manusia yang berguna

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar pada Upaya Pencegahan korupsi

12 November 2023   04:45 Diperbarui: 12 November 2023   04:45 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.canva.com/design/DAFz4oWCd9Y/9HRfvclUdN9V3-5dhUfPYA/view?utm_content=DAFz4oWCd9Y&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=edito

Dia memiliki sifat yang tidak kagetan dan gumunan, sifatnya sama seperti air tenang namun menghanyutkan, tetapi dibalik sifat tenangnya tersebut, terdapat kejeniusan, ketajaman batin, kekayaan pengalaman hidup, dan ilmu pengetahuan.

Semar digambarkan berwatak rembulan. Wajah pucatnya bisa mengekspresikan bahwa dia tidak pernah mengumbar nafsu, dia juga mendapat sebutan sebagai semareka den prayitna semare, yang artinya menidurkan diri. Menidurkan diri dalam artian batinnya selalu awas, sedangkan panca inderanya ditidurkan dari gejolak nafsu negatif. Dari segala hal yang paling penting adalah, Semar selalu meminta restu dari Tuhan.

Semar digambarkan sebagai simbolisasi nilai ideal untuk dijadikan pandangan hidup untuk orang Jawa, diantaranya adalah:

Semar ke dunia Mampir Ngombe : Di dunia ini hanyalah semu dan samar, karena nantinya seluruh manusia akan kembali lagi kepada Sang Pencipta. Maka dari itu, turunnya Semar ke dunia adalah simbolisasi dari suatu pandangan bahwasanya hal itu adalah sementara.

Dharmahita (pengabdian) : Mencontoh dari sikap Semar yang digambarkan menjadi dewa tetapi tetap menjadi pelayan atau abdi bagi Pandawa bersaudara, dalam pandangan Jawa bisa diartikan bahwa walaupun memiliki jabatan yang tinggi harus tetap rendah hati.

Urip Samadya (Hidup Sederhana) : Diambil dari sifat Semar yang disebut sebagai dewa namun semar tetap menjadi pelayan, kita dapat mencontoh agar tetap hidup sederhana dan jangan terlalu ambisius. Secukupnya dalam menikmati hidup, karena roda itu pasti berputar.

Alus ing Pambudi (Berlaku Santun dan Berbudi Halus) : Semar yang dijelaskan sebagai sosok laki-laki namun memiliki fisik dan sifat layaknya perempuan, memberi arti dimanapun kita berada, harus tetap sopan dan rendah hati, lemah lembut seperti perempuan, dan tidak memandang seperti sedang menantang terhadap orang lain.

Sikap Orang Jawa yang Samar-samar antara Inggih dan Mboten : Sikap samar ini bertujuan untuk menghindari komflik dan menjaga keharmonisan, maka dari itu, orang Jawa akan berkata nggih meskipun aslinya mboten.

Dalam setiap penampilan wayang, Semar sering mengucapkan kata kata bijak yang dapat sesuai dengan siapapun dan kapanpun, contohnya:

Urip iku Urup : Dalam Bahasa Indonesia memiliki arti hidup untuk menghidupi, oleh sebab itu hidup kita harus selalu bermanfaat bagi orang lain disekitar kita.

Sura Dira Jaya Jayaningrat, Leburing Dening Pangastuti : artinya adalah keras hati, sifat licik, dan angkara murka di dalam diri kita hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijaksana, sabar, tabah dan lembut hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun