Mohon tunggu...
Galeh Cahya Ramadhan
Galeh Cahya Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (43222010016)

Ingin menjadi manusia yang berguna

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar pada Upaya Pencegahan korupsi

12 November 2023   04:45 Diperbarui: 12 November 2023   04:45 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.canva.com/design/DAFz4oWCd9Y/9HRfvclUdN9V3-5dhUfPYA/view?utm_content=DAFz4oWCd9Y&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=edito

Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, jika pikirannya tidak dirangsang oleh kebijaksanaan, maka dapat menimbulkan bencana, baik itu kerusakan politik, sosial, budaya, ekonomi, atau lingkungan hidup. Malapetaka semacam ini menyebabkan terjadinya titik tolak suatu peristiwa yang menuju pada "Gara-Gara" seperti pada setiap pertunjukan wayang kulit. "Gara-Gara" merupakan gambaran bahwa kekuasaan dapat melahirkan malapetaka,jikaorang yang memegang kekuasaan tidak memiliki keseimbangan. Inilah yang menyebabkan Semar lebih suka menjadi seorang abdi. Sebagai seorang abdi, Semar selalu dapat menjaga sifat rendah hatinya. Semar menggambarkan bahwa orang yang mempunyai derajat rendah pun dimasyarakat selayaknya tetap dihargai dan dihormati. Namun keberadaan seseorang yang dengan kecerdasannya memiliki kemampuan memulihkan stabilitas sosial dan ekologi pasca permasalahan sosial atau bencana alam.

Semar sering memainkan perannya dengan mengubah wujudnya sendiri ataupun diubah oleh Dewa Awang Uwung menjadi tokoh yang cocok dengan keadaan yang terjadi. Perubahan bentuk ini jelas mencerminkan kesimpulan filosofis dasar bahwa benda-benda di dunia ini dapat berubah bentuk pada waktu yang berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari, keyakinan filosofis tercermin dalam sikap toleran seseorang terhadap orang lain yang dikenal dengan istilah tepa selira.

Cara hidup yang tidak berlebihan dan sikap rendah hati sangat terpuji dan diinginkan melalui ajaran untuk bersikap lembah manah atau andhap asar. Munculnya ketegangan terjadi akibat adanya kesalahpahaman diantara para tokoh dalam lakon yang dipilih. Konflik seringkali muncul karena perbedaan penafsiran terhadap keyakinan dan konsep tertentu. Pada akhirnya, perang dan kehancuran tidak dapat dicegah atau dihindari, sehingga mengarah pada situasi yang disebut "Gara-Gara". Bagaimana tokohSemar berusaha dan mencari pemecahan persoalan termasuk strategi yang diterapkan untuk memulihkan keadaan, sehingga tercipta suasana yang tenteram dan kondusif. Aspek-aspek penting dalam kebudayaan Jawa melalui cerita wayang yang merupakan kerangka yang terdiri dari beragam ide, nilai, kepercayaan, dan sikap orang Jawa kepada arti hidup, mati dan alam baka. Nilai-nilai sosial budaya dianggap sebagai landasan terbentuknya suatu struktur sosial yang disebut lakon. Gambaran tokoh Semar merupakan carayang dipakai untuk menjadikan jembatan penghubung antara masa lalu dengan masa kini dan masa kini dengan masa depan. Dampaknya bagi generasi muda, cerita wayang mengajarkan mereka bagaimana menghadapi kekuatan modernisasi dengan menyikapi setiap kejadian secara bijaksana. Ketika kekacauan menguasai dunia, Semar muncul dari gara-gara tersebut dan dari situasi tersebut lahir suatu wahana menuju kearah yang kondusif. Semar bisa memberi contoh tindakan yang bijaksana dan itulah kekuatannya.

Semar adalah seorang abdi Pandawa, namun ia sangat dihormati oleh tuannya karena ia sering meminta nasihat dalam mengambil keputusan mengenai hal-hal penting. Semar sebagai lambang akal budi manusia, yang menciptakan kebijaksanaan, selalu hadir didalam pikiran Arjuna berupa semua ajaran yang sudah diberikan kepadanya

SEMAR SIMBOL DALAM TOKOH TERTINGGI

Semar dipandang sebagai dewa tertinggi yang menjelma menjadi seorang abdi. Semar tidak suka kekuasaan, tetapi lebih memilih peranan seorang pembantu. Tujuan Semar adalah mengajarkan ilmu yang dapat dipahami melalui akal. Dengan menjadi seorang pembantu keturunan raja, Semar mempunyai strategi, yaitu agar mendapat kebebasan mendekati rakyat biasa, pertapa, raksasa, dan komunitas lainnya.Semar, dalam kesederhanaannya, dipandang sebagai orang yang mempunyai kendali terhadap dirinya dan lingkungannya, serta mampu menahan hawa nafsu dunia agar tidak terpengaruh olehnya.

Bersama ketiga Punakawan: Gareng, Petruk, Bagong dan tuannya : R.Arjuna, Semar membentuk satuan lima yang melambangkan satu individu. Didalam satuan lima tersebut, Semar memegang kedudukan yang merupakan "kunci", karena Semar melambangkan akal budi manusia. Semar dalam keadaan yang dianggap darurat akan mengambil keputusan tanpa meminta pendapat tuannya, tetapi akan pergi ke mana saja apabila dia berpendapat situasi mengharuskannya. Seperti dalam lakon Wahyu Tejamaya, Semar memutuskan untuk mencari Wahyu Tejamaya untuk tuannya. Yang dimaksud abdi, untuk kepentingan kemenangan tuannya, Semar membantu dibidang kesadaran dan kebijaksanaan dengan mengingatkan tuannya agar kembali ke alam kesadaran yang disebut nalar, ketika tuannya melalaikan kewajibannya dengan tujuan untuk selamat dalam mempertahankan hidup.

SEMAR SIMBOL DALAM KEHIDUPAN DUNIA

Tercermin di dalam ceritaSemar Gugat, pada lakon tersebut Bathara Guru akan membunuh kelima Pandawa untuk dijadikan makanan Bathara Kala (pembawa maut), membulatkan adanya siklus "kehidupan dan kematian". Semar sebagai pelindung bumi, akan menjaga keseimbanganan siklus kehidupan, pertumbuhan dan kematian sertaproses kerusakan. Berikutnya berulang lagi, proses kehidupan dengan perrtumbuhannya dan proses kematian dengan kerapuhannya. Dalam hal ini, Semar mempunyai kewajibandan harus selalu berusaha untuk menyelaraskan keseimbangan apabila sistem kehidupan dunia yang berputar tidak terkendali dengan mengikuti hukum alam yang berjalan berdasarkan kodrat alam. Semar akan mengatur kembali alam semesta menjadi stabil dengan mengusahakan setiap makhluk hidup dan ciptaan-Nya untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya menurut kekuatan masing-masing dengan tidak menggantungkan pada kekuatan dari luar. Semar mencerminkan tingkah laku yang terpuji dalam menyelesaikan masalah lingkungan yang mencakup pertimbangan kebudayaan. Tindakan Semar memperlihatkan adanya bimbingan berdasarkan konsep-konsep dan kepercayaan orang Jawa yang membawanya ke arah tujuan yang rasional, di mana keputusannya dapat diterima semua pihak. Apabila segala sesuatu yang menyangkut keseimbangan tidak dapat direalisasaikan, maka sudah barang tentu ketentraman selamanya tidakakan dapat terwujudkan. Konsep yang sejalan dengan hokum alam menurut Semar, dapat disimak dalam cerita Pandawa Gugat yang membeberkan makna dari konsep Jawa yang berbunyi, "Sapa wae ngundhuh wohe pakartine". Jalannya hukum alam merupakan cara Semar membawa manusia ke arah ketentraman. Dan ketentraman hanya dapat dicapai kalau setiap manusia bertanggungjawab atas perbuatan yang telah dilakukannya serta apabila terjadi adanya hubungan timbal balik yang seimbang antara organisme-organisme kehidupan dunia. Semar mencerminkan peranannya sebagai wahana yang berjalan ke arah keadaan yang serasi, yang mana keserasian tersebut sebagai cermin keseimbangan dari hubungan ekologis di antara manusia, alam dan kebudayaan.

SEMAR SIMBOL DALAM POLA PIKIR MANUSIA

Manusia mempunyai lima indra atau panca indra yang berkaitan dengan lima pusat perasaan, yaitu: badan (kulit), telinga,mata, lidah, dan hidung. Orang Jawa menyebut dengan pancadriya. Pikiran dianggap sebagai tempat manusia mengalami emosi, memahami konsep, keinginan, dan yang terpenting, memberi dan menerima alasan. Berdasarkan kenyataan bahwa pikiran dan kesadaran bersemayam di dalam tubuh manusia. Semua unsur pancadriya berpusat pada tubuh manusia yang bersifat keramat. Di dalam sifat yang abstrak, aspek-aspek pikiran diperlambangkan sebagai Punakawan: Semar, Gareng, Petruk, danBagong. Semua aspek pikiran ini bertempat di dalam tubuh manusia yang diperlambangkan Arjuna. Melalui Arjuna (badan manusia), pikiran manusia terungkap pada tindakannya. Di dalam lakon Semar mBarang Jantur (SemarBermain Sulap), diceritakan bahwa Arjuna dalam perjalanannya mencari Putri Enawati, bercerita kepada Semar jika merasa seperti akan pingsan karena lapar. Semarmerasa bertanggung jawab untuk mencarikan makanan tuannya. Bersama Gareng, Petruk,dan Bagong,Semarpergi mencarikanmakanan dengan jalan menjadi tukang sulap.Kepada Bratajaya Semar menawarkan pertunjukan sulapnya dan terjadilah kesepakatan sebagai pengganti jerih payahnya mereka meminta makanan.Pertunjukan usai dan Bratajaya memberi makanan. Oleh Semarmakanan tersebutdicampur dengan pasir dan air. Sesampainya dihadapan Arjuna, makanan tersebut disajikannya. Ketika Arjuna marah kepada Bratajaya, berpikir untuk membunuh Bratajaya dengan kerisnya. Akhirnya,Semarmengaku bahwa yang mencampur makanan tersebut bukan Bratajaya, tetapi dirinya.Semarkemudian menerangkan, bahwa dia melakukan demikian karena Arjuna hanya memikirkan ego dirinya sendiri, padahal Arjuna sudah berjanji kepada Prabu Salya akan mencari Putri Enawati sampai ketemu. Sementara itu, Semar merasa bertanggung jawab untuk mengingatkantuannya untuk sadar kembali akan kewajibannya. Hingga Semar tidak menuruti perintah tuannya yang hanya untuk memuaskan rasa laparnya sendiri. Menurut Semar, amarah dapat menguatkan dan mengembalikan kesaktian Arjuna ke alam sadar. Untuk itu Arjuna kembali siap bertarung menghadapi segala rintangan dan bahaya. Di dalam banyak hal, Semar mampu menemukan sarana untuk mengembalikan ketentraman kepada manusia untuk mengembalikan ketentraman kepada manusia dengan membuat penyesuaian diri gunamenghadapi kekuatan yang ada pada dirimanusia untuk melawan segala sumber keruwetan atau kesusahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun