Lama tak kujumpai keramaian yang menyeruak retinaÂ
Seakan ia berkata selama ini aku hanya menatap peranti lunak
Di sekelilingku terlihat Senda gurau masa kecil yang bahagiaÂ
Ada seseorang yang menendang-nendang galon kosong
Bunyinya menyerebak atas bayangan sang memoar
Aku ingin bergegas pergi dan menikmati kenyamananku
Namun acara itu terlampau penting pada saksi kerabatÂ
Setidaknya untuk mencoba menikmati satuan waktu yang ku kantongi
Untuk sekadar mengikuti jamuan sang pengantin di sanaÂ
Apakah gerangan yang kulewati?
Masih saja kuraba-raba teka-teki yang mulai meracau
Seakan insomnia tak cukup melarutkan setiap pagi
Yang mengorek lebih jauh tentang khilaf yang terulang
Lalu pada rembulan yang hangat tengah membuai kelopak matamu
Ia membisiki tanda tanya yang tak pernah habis
Sampai waktu mengantarkan mentari kembali pada tempatnyaÂ
Sewindu dalam era terbaru
Kamu tertunduk segenap, lalu menengadah melepas penat pada langit-langit yang kian tersipu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H