Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hari Pertama Tahun 2025, Turun Salju

3 Januari 2025   01:03 Diperbarui: 3 Januari 2025   01:03 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Edinburgh, 2 Januari 2025

"10, 9, 8, 7, 6, 5, 4,3, 2, 1" Orang-orang sedunia yang berkumpul mulai berhitung mundur. Kemarin, jam 00.00.

"Happy New Yearrrr." Satu persatu keluargaku memelukku. Kubalas satu-satu.

Dinginnya malam membuat hatiku menghangat. Indahnya dunia, jika hidup dikelilingi orang-orang yang mencintaiku. 

Tak berapa lama, kami putuskan mencari tempat hangat untuk duduk dan minum. Merayakan tahun baru, pastilah sesuatu. Sepanjang masih sehat, kami bahagiakan jiwa raga.

Coozy cow. Di pub itu, nggak terasa 3 jam lamanya kami dijamu.

Ah, anak-anak mulai rewel minta pulang. Ngantuk. 

Karena aku takut nyetir, Tary yang giliran mengantar kami pulang ke penginapan. Kemudi sebelah kanan, persneling sebelah kiri, jalur di sebelah kanan! Ah, berlawanan dengan Jerman. Aku nggak bisa. 

Setengah jam kemudian, kami tiba di Ferniehil Road.

Kutengadahkan kepala mencari Aurora Borealisa. "Nggak ada", bisikku. Tuhan memang belum memberi rejeki.

Sebentar kemudian, jaket dan syal serta topi sudah menggantung di belakang pintu. Kami berkumpul di ruang tamu, mencicipi penganan dan minum teh gopek. Memang hanya sebentar kami berbincang tentang festival Hogmanay yang batal karena angin kencang, 30 kmh. Memang Tuhan belum memberi rejeki.

Sudah pukul 4. Mata rasanya berat, aku pamit tidur. Tidur pertamaku di tahun 2025. 

Pukul 8, aku bangun dan mulai menyiapkan sarapan untuk kami. Breakfast ala Skotlandia; omelet dengan jamur sudah siap. Piring dan perkakas lain sudah rapi di meja. Dapur sudah kubersihkan. Mengkilap.

Hmmm. Rumah masih sepi. Masih pada tidur, rupanya.

Kupandangi halaman di luar sana, melalui jendela di dapur. 

Ohhhh.

Tetesan hujan itu begitu tebal.

Tetesan hujan itu berwarna putih, seputih kapas.

Aihhhhh, itu salju. Salju pertama di tahun 2025 di Edinburgh. 

"Apakah ini hal yang lumrah?" Tanyaku pada teman baikku yang sudah bangun, walau baru mulai tidur  jam 7 tadi. Ia mendekatiku.

"Ini pertanda baik. Tuhan memberi rejeki. Keajaiban terjadi." Temanku membenahi turbannya supaya rapi. 

"Salju ini pasti awet, karena di luar dingin." Gumamku. Dan benar. Bukit-bukit di sana, seperti ditaburi tepung putih, yang begitu indah dipandang dari segala penjuru. (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun