Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

7 Hal yang Harus diketahui Sebelum Menggunakan SIM Indonesia di Jalanan Jerman

31 Agustus 2024   05:36 Diperbarui: 31 Agustus 2024   06:26 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

6. Mengisi BBM sendiri

Bagi kalian yang sudah terbiasa mengisi BBM sendiri di Tanah Air, pasti ini bukan barang baru ketika menyetir di Jerman. Baik SPBU yang menggunakan kasir, di mana kita bisa membayar BBM yang kita beli, maupun SPBU otomatis yang menggunakan mesin pembayaran mirip ATM untuk BBM yang kita beli, semua dikerjakan sendiri.

Jika takut kotor, biasanya ada tisu atau sarung tangan plastik yang disediakan. Jika tidak, bawalah tisu, lotion sendiri supaya nggak bau dan kotor. Yah, kayak di film-film Hollywood gitu, deh.

Aku masih ingat di medsos pernah beredar beberapa SPBU memberlakukan pengisian BBM mandiri, bikin bingung pelanggan dan akhirnya tetap dibantu petugas. 

Masih banyak aturan menggunakan jalanan Jerman karena rambu-rambunya banyak. Coba, deh kalian kalau lagi nyetir di Jerman dan ada rambu-rambu gambar katak. Artinya apa, hayo???

Bukan karena di depan ada warung Sweekee. Bukaaaan. Itu tandanya, harus mengendarai kendaraan hati-hati karena banyak katak yang migran, loncat sana-sini jangan dipenyet. Atau bahkan tidak boleh melewati jalan itu. Atau ada rambu kuning "U" atau Umleitung" yang artinya pengalihan jalan.

Kalau nggak ngerti bahasa Jerman, bingung juga kan. Umleitung nama siapa, ya? Bukan saudaranya si Untung, deh.

7. Jangan menggunakan ban mobil gundul

Di tanah air, aku sering banget mengalami ban bocor baik pakai sepeda motor atau mobil. Apakah memang ada kesengajaan nyebar paku deket tempat tambal ban, ya? Wkwkw.

Di Jerman, kalian harus tahu juga bahwa walaupun mobil kalian harus selalu lulus uji kelayakan atau TUV dalam kurun waktu tertentu. Ada lembaganya sendiri yang menangani tapi bukan polisi.

Masalah ban ini sangat penting karena ada batas minimal ketebalan ban. Ban yang aus, kurang dari 1,6 mm, akan dikenai denda minimal 60 euro atau Rp 960.000 ditambah poin minus. ADAC sebagai salah satu asuransi kecelakaan mematok angka 3 mm untuk musim panas dan 4 mm untuk musim dingin karena ada salju dan es, jalanan licin. Buat amannya, kan. Jadinya jangan merasa aman kalau mobilnya bagus tapi bannya gundul. Prosotan, deh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun