Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Heboh Kompasianer di Sam Poo Kong, Semarang

6 September 2023   18:07 Diperbarui: 6 September 2023   18:10 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hatiku bersandar pada seekor naga (dok. Gana)

"Kalian ikut Kotekatrip, ya? Aku Gana ..."

"Mbak Gana?" Mbak Prih memelukku. Getaran bahagia bertemu untuk pertama kali setelah bertahun-tahun hanya berkomunikasi lewat kata-kata di Kompasiana.com, aku rasakan betul. Indahnya persahabatan dengan teman-teman yang sealiran, sefrekwensi.

Lantas aku ketemu Anna, yang juga baru aku temui hari itu, walau kami sudah bekerjasama dalam proyek buku Koteka kedua bersama teman-teman Kompasiana. Dunia kecil.

Satu persatu semua datang. Dari Semarang atas, datang satu rombongan mobil; mbak Tirta, mbak Budiyanti, mbak Sri Wardhani ...

Wang dan mbak Selsa yang jauh-jauh dari Temanggung juga hadir, ya Allah. Rejekiku  banyak hari ini bertemu Kompasianer yang ingin mempromosikan wisata lokal Semarang dan bertemu denganku. Cie...

Setelah semua kumpul, aku memberikan kata sambutan mewakili Koteka dan mengenalkan GM dan guide kepada teman-teman Kompasianer. Acarapun segera dimulai. Seperti bebek, kami memasuki pintu masuk jalan tol ke tempel (karena nggak pakai tiket, ya).

Buah anggur hutan, buah simalakama (dok. Gana)
Buah anggur hutan, buah simalakama (dok. Gana)

Sumber air suci Gedung Batu (dok. Gana)
Sumber air suci Gedung Batu (dok. Gana)

Hatiku bersandar pada seekor naga (dok. Gana)
Hatiku bersandar pada seekor naga (dok. Gana)

Semua harapan dan doaku bergantung pada lampion di sana (dok. Gana)
Semua harapan dan doaku bergantung pada lampion di sana (dok. Gana)

Sembari menceritakan ini-itu, kami sesekali berhenti untuk fotoan. Laaaaah ini acara trip apa selfie, sih? Rebutan fotoan sama aku di stand gantungan doa kayu, antri foto sama anggur hutan, antri di pintu merah dan masih banyak lagi. Dasar ibuk-ibuk, nggak mau kalah sama yang kinyis-kinyis di Instagram. Kami pun bergaya. Yaolohhhh happy banget. Memang acara itu akan disebarluaskan di medsos terutama Kompasiana dan Instagram, jadinya dokumentasi penting biar nggak dibilang hoax. Satu persatu bangunan kami telusuri; kuil 1, kuil 2, kuil 3 sampai dengan kapal Ceng Ho. Serasa dibawa ke masa di mana kaisar Ceng Ho datang dan melakukan banyak hal. Luar biasa sekali. Andai aku hidup di masa itu, aku mau selfie sama beliau. Orang hebat yang sangat mendamaikan, mencintai banyak orang dan legendaris sekali. Sisa-sisa peninggalannya membuatku terpana. Mulutku berkali-kali terbuka lalu segera membidik kamera; DSLR dan HP. Repot banget, kata teman-teman barangku banyak banget. Ransel isi kamera gaban, HP, tas isi merhandise dan snack oleh-oleh. Kata orang Jerman seperti Packesel (pack=barang bawaan, Esel=keledai). Keledai biasanya memiliki dua kantong besar di kanan dan kiri. Itulah aku. Hahahaha, dasar!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun