"Kalian ikut Kotekatrip, ya? Aku Gana ..."
"Mbak Gana?" Mbak Prih memelukku. Getaran bahagia bertemu untuk pertama kali setelah bertahun-tahun hanya berkomunikasi lewat kata-kata di Kompasiana.com, aku rasakan betul. Indahnya persahabatan dengan teman-teman yang sealiran, sefrekwensi.
Lantas aku ketemu Anna, yang juga baru aku temui hari itu, walau kami sudah bekerjasama dalam proyek buku Koteka kedua bersama teman-teman Kompasiana. Dunia kecil.
Satu persatu semua datang. Dari Semarang atas, datang satu rombongan mobil; mbak Tirta, mbak Budiyanti, mbak Sri Wardhani ...
Wang dan mbak Selsa yang jauh-jauh dari Temanggung juga hadir, ya Allah. Rejekiku banyak hari ini bertemu Kompasianer yang ingin mempromosikan wisata lokal Semarang dan bertemu denganku. Cie...
Setelah semua kumpul, aku memberikan kata sambutan mewakili Koteka dan mengenalkan GM dan guide kepada teman-teman Kompasianer. Acarapun segera dimulai. Seperti bebek, kami memasuki pintu masuk jalan tol ke tempel (karena nggak pakai tiket, ya).
Sembari menceritakan ini-itu, kami sesekali berhenti untuk fotoan. Laaaaah ini acara trip apa selfie, sih? Rebutan fotoan sama aku di stand gantungan doa kayu, antri foto sama anggur hutan, antri di pintu merah dan masih banyak lagi. Dasar ibuk-ibuk, nggak mau kalah sama yang kinyis-kinyis di Instagram. Kami pun bergaya. Yaolohhhh happy banget. Memang acara itu akan disebarluaskan di medsos terutama Kompasiana dan Instagram, jadinya dokumentasi penting biar nggak dibilang hoax. Satu persatu bangunan kami telusuri; kuil 1, kuil 2, kuil 3 sampai dengan kapal Ceng Ho. Serasa dibawa ke masa di mana kaisar Ceng Ho datang dan melakukan banyak hal. Luar biasa sekali. Andai aku hidup di masa itu, aku mau selfie sama beliau. Orang hebat yang sangat mendamaikan, mencintai banyak orang dan legendaris sekali. Sisa-sisa peninggalannya membuatku terpana. Mulutku berkali-kali terbuka lalu segera membidik kamera; DSLR dan HP. Repot banget, kata teman-teman barangku banyak banget. Ransel isi kamera gaban, HP, tas isi merhandise dan snack oleh-oleh. Kata orang Jerman seperti Packesel (pack=barang bawaan, Esel=keledai). Keledai biasanya memiliki dua kantong besar di kanan dan kiri. Itulah aku. Hahahaha, dasar!