Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Penari Indonesia Kepalanya Bisa Gedeg dan Mata Kedip-kedip?

30 April 2022   05:39 Diperbarui: 30 April 2022   05:42 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menari Jaranan di Jerman bersama anak (dok. Gana)

Jarak antara tampilan tari satu dengan lainnya adalah satu jam. Lah iya, lah, kan harus lepas baju tari tradisional lalu ganti baju tari tradisional lainnya. Nggak bisa simsalabim. Belum lagi "make up" tari Jawa dan Bali berbeda, menyebabkan banyak waktu yang dibutuhkan.

Orang Jerman susah meniru gerakan kepala dan mata penari

Kami datang pukul 11.00 dan pulang pukul 15.30. Sebenarnya acara baru selesai pukul 17.00 seperti tertera dalam undangan. Namanya anak-anak, mereka nggak sabar, maunya pulang cepat-cepat. Mana yang hadir adalah orang Jerman berusia 50 tahun ke atas. Hanya ada satu anak kecil, dua anak remaja. Untuk anak ABG, jadinya kurang menarik.

Satu setengah jam berikutnya, kami tiba di rumah. Jika saja tanpa tersesat karena banyak jalan diperbaiki, satu jam sudah bisa sampai. Aduh, ngabis-abisin BBM saja.

Pukul 19.00 secara nggak sengaja, HP kepencet, menelpon yang ultah.

"Hallo ...Maaf aku baru sampai rumah. Tamu-tamu baru saja pulang." Suara di seberang saya menyapa.

"Sudah beres, ya? Terima kasih untuk undangannya. Anak-anak senang dikasih  masing-masing 50 euro." Tawa saya menggelegar. Tadinya honor itu saya tolak karena saya nggak mau dibayar. Eh, malah dikasih ke anak untuk uang jajan. Dulu waktu umur saya 40 tahun, dia nyumbang nyanyi dan tamu-tamu senang sekali, gratis. Malah disumbang 30 euro untuk anak-anak Indonesia yang saya kunjungi satu tahun setelahnya dalam program "My bag is your bag" Dengan kentrung dan suaranya yang cetar, para tamu terhibur dan terkenang sampai hari ini. Alhamdulillah, hal yang sama telah saya lakukan.

"Para tamu senang dengan sajiannya. Mereka belum pernah melihat tarian yang kalian bawakan." Teman saya itu menyanjung. Mirip sanjungan beberapa tamu lainnya yang saya pamiti satu persatu.

Satu hari kemudian, teman saya mengirim pesan lewat whatsapp, tarian kami masih dibahas para ibu-ibu tetangganya yang diundang.

"Mereka masih penasaran. Apa sih rahasia penari Indonesia, kok bisa kepalanya geleng-geleng dan matanya kedip-kedip...?"

Gerakan mata yang dalam tari Bali disebut "nyedet" atau gerakan kepala saat "sembahan", "ulap-ulap" dalam tari Jawa, membutuhkan latihan. Keberhasilannya adalah hasil dari proses, nggak bisa serta-merta. Bayangkan para tamu meniru gaya saya, geleng-geleng begitu. Bisa keseleo kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun