Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mahalnya Harga Buang Paving di Jerman Bisa Mencapai Belasan Juta Per Kontainer

9 Maret 2021   19:22 Diperbarui: 10 Maret 2021   09:07 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buang paving mahal, pasang paving tambah mahal (dok.Gana)

Ya ampuuuun, mahalnya pembuangan sampah paving di Jerman! Saya heran, bukankah persampahan di Jerman sistemnya sudah baik. 

Terlepas dari skandal ekspor sampah plastik dari Jerman ke Asia termasuk Indonesia yang pernah terjadi, apapun yang ada di TPA didaur ulang oleh perusahaan tertentu.

Termasuk sampah beton atau paving ini, mereka akan mengolah menjadi paving baru. Berarti, mereka untung dong. Sudah dapat uang dari pembuang sampah, masih tambah pendapatan dari hasil sampah tadi setekah melalui proses.

Ya, sudah, memang begitu aturannya di Jerman, negara yang dari soal remeh-temeh sampai pelik diatur detil, persis, panjang dan tebal. Namanya pendatang, harus menjunjung langit di bumi yang dipijak.

Dari coretan saya ini, semoga menjadi sebuah gambaran jelas bagaimana Jerman menghargai dan mengatur pekerjaan berat dan pekerjanya, yang di tanah air, dipandang rendah atau dihargai rendah. 

Siapa bilang tukang di Jerman tidak perlu "Ausbildung" atau pendidikan setara SMK? Mereka itu sekolah dan berilmu bahkan ada yang sampai insinyur! 

Sekaligus, bagaimana sebagian dari masyarakat Jerman mengatasi keberadaan mereka dengan menjadi mandiri dan mengerjakannya sendiri selagi bisa. 

Beda negara, beda budaya, beda cara kerjanya. "Zack-zack-zack", mereka ini sangat cepat, teratur, disiplin dan persis.

Terakhir, semoga bisa sebagai wawasan bagaimana mengatur persampahan di tanah air, yang mungkin saat ini belum seperti di Jerman. 

Saya yakin pelan tapi pasti, suatu hari Indonesia akan menuju kemajuan yang mirip, karena semakin banyak generasi muda yang berilmu tinggi dan belajar di negeri orang serta kembali ke tanah air untuk membagikan dan menerapkannya. 

Indonesia bisa! (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun