Ya ampuuuun, mahalnya pembuangan sampah paving di Jerman! Saya heran, bukankah persampahan di Jerman sistemnya sudah baik.
Terlepas dari skandal ekspor sampah plastik dari Jerman ke Asia termasuk Indonesia yang pernah terjadi, apapun yang ada di TPA didaur ulang oleh perusahaan tertentu.
Termasuk sampah beton atau paving ini, mereka akan mengolah menjadi paving baru. Berarti, mereka untung dong. Sudah dapat uang dari pembuang sampah, masih tambah pendapatan dari hasil sampah tadi setekah melalui proses.
Ya, sudah, memang begitu aturannya di Jerman, negara yang dari soal remeh-temeh sampai pelik diatur detil, persis, panjang dan tebal. Namanya pendatang, harus menjunjung langit di bumi yang dipijak.
Dari coretan saya ini, semoga menjadi sebuah gambaran jelas bagaimana Jerman menghargai dan mengatur pekerjaan berat dan pekerjanya, yang di tanah air, dipandang rendah atau dihargai rendah.
Siapa bilang tukang di Jerman tidak perlu "Ausbildung" atau pendidikan setara SMK? Mereka itu sekolah dan berilmu bahkan ada yang sampai insinyur!
Sekaligus, bagaimana sebagian dari masyarakat Jerman mengatasi keberadaan mereka dengan menjadi mandiri dan mengerjakannya sendiri selagi bisa.
Beda negara, beda budaya, beda cara kerjanya. "Zack-zack-zack", mereka ini sangat cepat, teratur, disiplin dan persis.
Terakhir, semoga bisa sebagai wawasan bagaimana mengatur persampahan di tanah air, yang mungkin saat ini belum seperti di Jerman.
Saya yakin pelan tapi pasti, suatu hari Indonesia akan menuju kemajuan yang mirip, karena semakin banyak generasi muda yang berilmu tinggi dan belajar di negeri orang serta kembali ke tanah air untuk membagikan dan menerapkannya.
Indonesia bisa! (G76)