Paling tidak, kalimat itu yang saya tangkap dari perbincangan zoom yang digelar Komunitas Traveler Kompasiana, Koteka pada Sabtu 12 Desember 2020 yang lalu.
Tema yang diangkat "Wonderful Indonesia; Gregg's journey and photography as a business", saya rasa sudah berhasil dikupas selama 1,5 jam dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan seperlunya dalam bahasa Indonesia itu. Banyak pertanyaan yang mengalir dan tak bisa terjawab tuntas. Gregg berpesan, silakan DM di instagramnya, pasti dijawab. Silakan, teman-teman.
Pertemuan maya dengan Gregg Jaden
Usai zoom, seorang peserta mengirim whatsapp kepada saya. Ia mengatakan bahwa zoom Koteka mantab dan bertanya bagaimana saya bisa kenal dengan cowok ganteng asli Canada yang tinggal di California itu.
Haha. Saya kenal baik dengan si mbak yang bertanya, meski belum pernah sekalipun bertatap muka secara langsung. Dengan jujur saya mengaku bahwa saya pun baru kenal dengan narasumber itu. Kami hanya ngobrol 2 jam lewat telepon beberapa hari sebelum acara berlangsung dan tentu saja chat di whatsapp selama 2 minggu, demi mengatur acara tersebut secara detil.
Cerita perkenalan kami begini: Gregg menyukai salah satu foto saya yang sedang berpakaian tari Belibis Bali di instagram. Waktu itu saya tulis postingan, sedang mengadakan pameran Indonesia di sebuah museum di Jerman. Karena tamunya banyak, jamuan pasti harus dipersiapkan untuk pembukaan. Penganan kecil untuk 100 orang telah kami masak berempat; suami, dua anak dan saya. Lalu karena saya harus menari untuk pembukaan, berangkat ke museumnya belakangan. Nah, saya dari rumah ke museum menyetir dengan pakaian adat itu. Berikut beberapa bahan makanan yang diperlukan yang masih tertinggal di rumah, saya angkut sekalian. Rempong banget. Gregg bilang cerita saya menarik dan menganggap saya pekerja keras.
Foto berlatar belakang lukisan mami Kartika Affandi di atas kain itu memang tampak mencolok mata dan berhasil mendaratkan tanda hati merah dari si fotografer yang juga pembuat film.
Teman-teman, biasanya, kalau ada yang menyuka foto saya, meskipun itu orang asing entah dari daftar teman di Instagram atau tidak, saya tak ambil pusing. Bukankah itu hal yang biasa kalau ada orang suka foto kita?
Tapi entah waktu itu, saya kok ingin sekali menyambangi Instagram orang yang menyukai foto saya tersebut. Ingin tahu siapa dia. Dasar kurang kerjaan. Eh, begitu melihat profil Gregg Jaden ini saya geleng kepala. Ya ampun, fotonya bagus-bagus dan pengikutnya banyak sekali.
Lantas, tambah heboh karena banyak foto-foto Indonesia di sana. Wow, Indonesia tanah air tercinta! Aih, bangga dan senangnya bukan kepalang. Dari salah satu fotonya, saya meninggalkan jejak dengan memberikan komentar di foto candi Prambanan karyanya. Saya tulis tentang asal-muasal candi, yakni dari keinginan Putri Roro Jonggrang yang meminta 1000 candi dari sang pangeran yang ingin melamarnya. Dan akhirnya hanya 999 berhasil dibangun dan sang putri dikutuk jadi yang ke-1000 karena curang mengundang kokok ayam dengan lampu.
Pada gilirannya, Gregg geram. Mengapa guide yang mengantarnya ke sana tidak cerita? Kasihan, deh lu. Lain kali memang harus bertanya karena seperti peribahasa Indonesia "Malu bertanya sesat di jalan."