***
Baiklah, inti dari tulisan ini adalah bahwa saya bersyukur pada Allah SWT dan terima kasih atas ucapan selamat yang disampaikan kepada saya.
Dalam masa-masa awal yang sulit berada di negeri orang, saya mencoba mencari Indonesia dan memindahkan negeri kita ini, meski hanya dalam bingkai acara wisata dan budaya dan menyenangi hobi menari.
Waktu itu, sumpah, tidak ada harapan mendapatkan penghargaan atau sanjungan dari siapapun. Just do it, more and more. Dan setelah 7 tahun berlalu, rupanya ini membuahkan hasil, tak ubahnya Ketika menanam pohon dan mendapatkan jatuhan buahnya, satu per-satu. Manis rasanya. Indah sekali, bukan?
Bahagia dan bangga itu pasti, saya mewarisi apa yang biasa dilakukan almarhumah bapak melestarikan budaya. Meskipun sebenarnya, sesekali ada sekilas rentetan kalimat lewat "Apakah saya benar-benar pantas mendapatkan penghargaan ini? Barangkali masih banyak yang lebih dari saya, telah melakukan banyak hal baik selama di Jerman. Apakah ini akan membuat mereka iri?" Walaupun begitu, saya ingat nasihat orang tua bahwa "ora elok" aka "pamali" menolak rejeki. Anugerah berupa penghargaan dari KJRI ini adalah rejeki saya.
Terakhir, cerita ini pasti akan semakin meyakinkan siapapun yang telah banyak melakukan segala hal baik dalam hidup dan belum membuahkan hasil. Pesan saya:
- Pertama, cintailah dulu apa yang kita lakukan, apapun kata orang dan apapun yang terjadi, must go on.
- Kedua, percayalah bahwa suatu hari akan datang hal-hal baik dan kejutan yang tak terduga karenanya, seperti yang saya alami.
Be strong, everyone. (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H