Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Para Orangtua, Sudahkah Anda Kursus P3K?

14 September 2020   03:27 Diperbarui: 14 September 2020   08:00 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian pengalaman saya mengikuti kursus P3K di Jerman. Banyak manfaat yang saya dapatkan di sana. Pengetahuan baru yang dibagi oleh para ahli yang sudah tugasnya sehari-hari menghadapi pasien yang mengalami kecelakaan di rumah sakit.

Beberapa waktu lalu, ada teman suami yang datang berkunjung tapi nggak pulang-pulang. Sebelum pulang, tiba-tiba pria tinggi besar itu tersandung dan jatuh menimpa almari kaca berisi keramik dan perkakas gelas. Satu kaca pecah dan menusuk tangannya sampai berdarah. Seperti film Hollywood!

Alhamdulillah, di rumah ada kotak P3K lengkap. Kaget pasti tapi tidak, kami tidak boleh panik. Kalau kami panik, bagaimana dengan pasien? 

Segera kami bersihkan dengan kertas khusus untuk pembersih luka yang steril, sembari menenangkan dan diajak berbicara dengan lembut. Lalu dibalut dengan perban putih. Karena rumahnya 5 gang ke bawah dari rumah kami, saya antar pakai mobil, suami yang bantu memapah ke dalam mobil dan duduk di belakang. 

Tamu menolak dan minta pulang jalan kaki. Waktu itu pukul 2 dini hari, saya sudah ngantuk sekali. Sayang, ketika saya sarankan untuk kami antar ke rumah sakit, ia tidak mau. Saya pikir, luka terbuka harus dijahit. Ngeri, serem lihatnya.

Sorenya, ia benar-benar pergi ke rumah sakit. Dokter mengatakan tidak bisa menjahit luka karena sudah lebih dari 10 jam. Yah, alamat luka dibiarkan kering sendiri dan menutup otomatis dalam jangka panjang, tanpa bantuan medis. Saya tepok jidat karena kemarin ia keras kepala.

Namun, saya ingat bahwa pengetahuan P3K yang sudah saya dapatkan dari dua kali kursus itu sedikit membantu saya dalam menghadapi hal-hal yang terjadi di sekitar saya. Entah itu pada anak-anak kami atau orang lain yang bertandang ke rumah. Bayangkan kalau saya seperti tetangga yang main rogoh dan main panik, payah bukan?

Alangkah brillian jika para orang tua di Indonesia ikut kursus P3K seperti di Jerman ini. Masalahnya, saya tidak tahu, apakah palang merah Indonesia atau pihak swasta ada yang sudah membuka kursus serupa?

Untuk SIM Indonesia, dulu saya tidak perlu mengikuti kursus P3K. Di Jerman, harus. Beda negara, beda aturan.

Entah kalau khusus pengetahuan P3K untuk para orang tua, adakah? Bisakah?

Semoga artikel ini menginspirasi kita semua bahwa pengetahuan P3K ini sepele tapi bisa jadi gawe kalau tidak tahu sama sekali, seperti saat anak saya tersedak di rumah tetangga tadi. (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun