Sedangkan untuk mengambil perawat dari negara tetangga juga tidak murah. Lima tahun yang lalu saja satu bulan sudah dipatok 1100-1600 euro netto (Rp 18-27 juta). Tahun 2020 sudah berapa, coba? Itu belum termasuk urusan visa kerjanya.
Win-win solution
Sebuah lembaga kredit bernama Deutsche Leibrenten AG menawarkan solusi 50-50 pada para lansia.
Yakni dengan menjual rumah milik lansia, tetapi lansia masih boleh menempati rumahnya sampai meninggal. Nantinya, akan dihitung berapa uang pensiun dan sekali bayar pada lansia atau kombinasi dari keduanya yang diatur pihak management. Semua tertulis hitam di atas putih, di depan notaris. Jadi jelas sekali hukumnya alias rapi sekali.
Walaupun demikian, kembali lagi pada pokok permasalahan. Jika hutang harus tetap dibayar. Oleh sebab itu kredit rumah harus disiplin dibayarkan tiap bulannya, jangan untuk kebutuhan lain. Jika tidak tepat waktu bayarnya dan belum lunas tapi sudah pensiun, hidup jadi berantakan.
Bukankah usia lansia atau pensiun itu adalah masa untuk relaks dan menikmati hidup? Jika di mana-mana dikejar-kejar debt collector atau teman, saudara, kenalan yang dimintai hutang, rasanya tentu tidak nyaman hidup di dunia ini.
***
Dari cerita di atas, barangkali menjadi wawasan baru bagi beberapa dari kalian yang mengira bahwa setiap orang Jerman kaya dan tidak punya hutang. Boleh dikata, sebelum orang di Jerman pensiun, rumah-rumah di sepanjang mata memandang masih milik bank karena belum dilunasi kreditnya. Kenyataan yang bikin geleng kepala, setiap pensiunan keempat rumahnya masih kreditan.
Kisah para lansia yang melarat karena sudah pensiun tapi kredit rumahnya belum lunas juga bisa kita ambil hikmahnya; berdisiplinlah dalam membayar cicilan alias tepat waktu. Mengatur keuangan dengan baik dan benar adalah kuncinya. Jangan lebih besar pasak daripada tiang. Dan ingat selalu bahwa membayar hutang itu wajib.
Sumber: studi, setiap pensiunan Jerman keempat ternyata rumahnya masih milik bank
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H