Hal itu lumrah terjadi di tanah air. Coba deh, mau Hermes, Prada, Louis Vuitton, Nike, Gucci, Boss, tinggal sebut pasti ada dan murahhhh-meriah di Indonesia. Nggak perlu keluar duit seabrek untuk menikmati barang yang aspal, asli tapi palsu itu.
Dalam percakapan santai dengan dubes dan beberapa staf, mami menerangkan untuk mendapatkan sertifikat keaslian lukisan Affandi yang dimiliki seseorang atau lembaga, ada caranya.
Pertama harus dibuktikan oleh tiga orang dari museum Affandi, salah satunya adalah mami Kartika Affandi.
Syarat kedua adalah bahwa lukisan harus diturunkan, jika perlu dibuka figuranya. Kadang ada lukisan lagi di belakang sebuah kanvas berlukisan, ujar mami yang suka warna oranye itu. Ahaaaa, lukisan di dalam lukisan? Menarik sekali bukan?
Berikutnya adalah bahwa jika lukisan akan dijual, pihak museum Affandi harus mendapatkan keuntungan penjualan sebanyak 10%. Dana akan dimanfaatkan untuk kemajuan dan pemeliharaan museum Affandi.
Jika semua sudah clear, pemilik lukisan akan mendapatkan sertifikat keaslian lukisan dari Museum Affandi.
Ternyata nggak mudah, ya? Makanya hati-hati jika membeli lukisan mahal milik pelukis ternama seperti Affandi atau pelukis lainnya di dunia ini. Ada sertifikatnya nggak?
***
Beberapa waktu yang lalu, saya pernah baca sebuah koran di Jerman yang menuliskan bahayanya lukisan dari cat. Cat yang tentu berbahan kimia itu kabarnya akan mempengaruhi kesehatan (pernafasan) manusia penghuninya. Bayangkan saja jika ruangannya tertutup dan tidak memiliki ventilasi udara yang bagus.
Meskipun demikian, namanya hobi biasanya dituruti kapan, di mana dan oleh siapa saja. Ya, tetap banyak orang di seluruh penjuru dunia bersikeras mengumpulkan lukisan cat yang bagus dan mahal. Jika itu memuaskan hati, mengapa tidak?
Nah, sekarang, coba diingat-ingat, jika kompasianer punya lukisan milik pelukis terkenal atau harganya mahal, segera cek keasliannya. Apalagi jika itu adalah lukisan sang maestro Affandi yang go international dan dijejerkan dengan Pablo Picasso atau Leonardo da Vinci.
Barangkali lukisan itu menjadi harta karun yang bisa menyelamatkan keuangan keluarga di masa krisis saat pandemi, di mana ekonomi sedang carut-marut.